Horizon 2

55 17 1
                                    


Fre tag grasindostoryinc

-------------

Suara teriakan fans-nya dari pinggir lapangan futsal beriringan dengan langkah Devano berlari mengejar bola. Terik matahari membuat beberapa butir keringatnya turun begitu saja.

"STOP."

Devano tersentak kaget membuatnya harus menghentikan bola yang tengah digiringnya. Hampir saja ia terjatuh, wanita aneh yang tiba-tiba muncul didepannya membuatnya ingin menggeram besar.

"POKOKNYA LO HARUS TANGGUNG JAWAB." teriak Tarissa merentangkan kedua tangannya tepat dihadapan Devano.

Devano dengan wajah tanpa ekspersi menatap sinis Tarissa, sungguh ini bencana besar bagi Devano.

"GUE TARISSA NAMORA KELAS XI. MIA 2 TETANGGA KELAS LO! DAN YAH GUE TAU LO ITU MURID BARU, KATA INFORMAN TERDALAM GUE LO COWOK YANG GA PUNYA TANGGUNG JAWAB."

"JANGAN COBA LARI DARI KENYATAAN KALAU UDAH BERHADAPAN SAMA TARISSA!POKOKNYA LO HARUS TANGGUNG JAWAB."

"LO UDAH NYELAKAIN BAHU GUE, DAN SAKITNYA MASIH BERASA."

Gemas Tarissa, berulang kali ia menunjuk Devano dengan tatapan tajam. Suaranya sangatlah nyaring ditengah lapangan membuat beberapa pasang mata menyorot ulah Tarissa. Bahkan ada juga yang merekam fenomena langkah tersebut.

"Lo gila?"

Tarissa membulatkan matanya,lagi-lagi Devano mengeluarkan kalimat yang sangat tak disukai Tarissa.

"Awas gua mau main." usir Devano.

"Gue gak mau pindah sebelum lo tanggung jawab."

"Tanggung jawab sama bolanya."

"lo yang nendang lo yang harus tanggung jawab! Bola cuma benda mati." jawab Tarissa mengepalkan tangannya erat, lelaki ini sangatlah menyebalkan untuknya.

"Ini cewe kenapa ditengah lapangan? mau jadi wasit?"

Sahut salah satu dari pemain futsal yang sedari tadi memperhatikan tingkah Tarissa, perempuan langkah seperti apa yang mau berdiri ditengah lapangan dengan terik matahari yang cukup membara.

Panggil saja Dzaki, lelaki yang sangat memperhatikan perawatan perempuan.

Menurutnya, perempuan itu sangat menjaga keputihan dan perawatan yang sudah diperjuangkan dari berbulan-bulan lalu.

"Gara-gara lo kawan gua pada kabur." sahutnya lagi memperhatikan kesegala penjuru lapangan yang nyatanya memang benar, beberapa pemain telah meninggalkan lapangan futsal. "Dan itu semua ulah lo"

"Gue gak peduli kalimudin." Tarissa meremas jemarinya kesal, lagi-lagi ada orang yang mengatainya dan itu adalah teman dari Devano, mungkin.

Tarissa mengalihkan pandangannya kembali menuju Devano, namun aneh lelaki itu sudah menghilang dari hadapannya, membuat kekesalan Tarissa sudah diubun-ubun.

Dzaki yang berada disana perlahan mengundurkan langkahnya sembari tertawa pelan, ia tau jika berhadapan dengan wanita seperti ini akan membuat prinsip hidupnya menurun drastis.

"AAAAA GUE KESELL." teriak Tarissa masih berada ditengah lapangan berdiri sendiri disana.

******

Devano masih setia duduk diam dikantin, akibat ulah Tarissa hidupnya sekarang tidak tenang. Perbuatan apa yang pernah dilakukan Devano hingga mendapatkan karma seperti ini.

"Jangan difikirin ntar bisa gila."

Sahut Dzaki ketika memasuki kantin dan mendapati Devano yang hanya focus menatap dinding tanpa makanan ataupun minuman dihadapannya.

Horizon #GrasindoStoryIncTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang