Horizon 5

25 7 1
                                    

"Jangan bersembunyi, hati juga butuh waktu untuk bisa disembuhkan"

@sajakcerita.

----------

Rintik hujan pagi ini menyambut kedatangan Tarissa digerbang sekolah. Sungguh sial nasib Tarissa semejak kehadiran Devano, kemarin lelaki itu membuat Tarissa terjatuh dari sepeda hingga menyebabkan luka disikutnya. Dan hari ini, Tarissa tertimpa hujan pas didepan gerbang sekolahnya karena telah mengeluarkan sumpah serapah untuk Devano.

"Sial banget sih gue." decak Tarissa berusaha mengeringkan seragamnya dengan tissue yang selalu dibawah ditasnya.

"Aws sakit banget. Luka ini juga ganggu banget sumpah."

Tarissa tak henti-hentinya mengomel merutuki musibah yang menimpa dirinya.

"Awas aja lo! Gue bakalan balas dan akan membuat lo malu sendiri." sambung Tarissa yakin dengan ucapannya.

Setelah selesai membersihkan setengah badannya yang basah, Tarissa kembali berjalan menuju kelas. Walaupun risih dengan keadaan tubuh yang dingin, mau tidak mau Tarissa harus mengikuti pelajaran berhubung karena semester akan tiba.

10.30 wib.

Jam istirahat SMA NASIONAL JAKARTA telah tiba, Tarissa dengan cepat melangkah menuju kantin yang sudah sangat ramai.

Diambang pintu, mata Tarissa menerawang tengah mencari seseorang yang sangat ingin dia beri pelajaran.

Matanya berhenti ketika mendapati orang yang dicarinya itu sedang duduk ditengah-tengah pusat kantin. Senyum jahil tarissa mengembang diiringi langkah kaki songong mendekati bangku dimana orang itu berada.

"Hai." sapa Tarissa membuat seseorang yang sedang memakan bakso berhenti, untuk menatap Tarissa

"PERMISI WAHAI PENGHUNI KANTIN, ADA PENGUMUMAN."

Teriak Tarissa sembari menepuk-nepuk tangan memberi kode untuk memperhatikan dirinya sebentar. Semua penghuni kantin menoleh ke sumber suara, menunggu informasi apa yang akan disampaikan Tarissa kepada mereka.

"LO TAUKAN LELAKI YANG SEDANG MAKAN BAKSO DISAMPING GUE INI? NAMANYA DEVANO KAN? MURID SONGONG DISEKOLAH KITA YA KAN."

Benar, orang itu adalah Devano. Lelaki yang sedang duduk bersama temannya, Dzaki. Devano mengangkat alisnya satu, heran, salah apa lagi dia sampai-sampai manusia aneh satu ini menghapirinya sampai kekantin.

"DAN,"

Tarissa menggantung kalimatnya, membuat seisi kantin bahkan Devano sangat penasaran dengan apa yang akan dikatakan tarissa selanjutnya.

"KITA UDAH PACARAN! TADI DIA NEMBAK GUE DIJALAN RAYA, WAW SANGAT ROMANTIS SAMPAI-SAMPAI HUJAN PUN IKUT BAHAGIA BERSAMANYA."

Jelas Tarissa. Mata devano membulat, apa yang dikatakannya? ini mustahil. Devano meneguk ludahnya kasar melihat seisi kantin berteriak riuh memberikan selamat dan ada pula yang mencibir Tarissa, siapa lagi kalau bukan fans gadungan Devano.

"SEKIAN PENGUMUMAN DARI CECAN, WASSALAM." itulah kalimat terakhir Tarissa sebelum menutup pengumuman yang membuatnya sangat bangga karena bisa membuat Devano malu.

"Wah selamat yah Tarissa"

"Apasih alay banget, kenapa harus diumumin?Biar apa coba?"

"Halah palingan dia yang nembak Devano, toh dia emang ga tau malu."

"Idih pede banget dia."

"Devano itu jodohku."

"gue gak nyangka Sasa yang notabenenya termasuk cewek terpintar di Sekolah bisa suka sama manusia berhati dingin."

Horizon #GrasindoStoryIncTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang