7

11 4 0
                                    

"Kita akan bagi menjadi lima kelompok. Satu kelompok berisi enam anak. Jangan lupa buat makalah dan ppt nya. Dipresentasikan dan dikumpulkan minggu depan." Bu Elli menyerahkan satu kertas hvs yang berisi nama anggota kelompok pada ketua kelas.

"Kelompok dua, Baby, Lita, Putri, Aldi, Rizky, dan Malik."

Terdengar desahan kecewa dan beberapa bersorak.

Bekerja kelompok dengan Baby adalah musibah. Tapi jika ada Malik, kelompok aman sejahtera.

"Nasib kelompok gua gini amat." Lita mengelus dadanya menatap sekelompok manusia yang sedang hidup dalam dunia masing-masing.

Dalam dua meja yang jadi satu dan kursi-kursi yang ditarik membentuk lingkaran. Tidak ada yang bersuara. Sibuk sendiri.

"Jadi, kita gimana gaes?" Tanya Baby tiba-tiba dengan cemprengnya yang mengagetkan sekelompok itu.

"Kita? Kita bukannya pacaran ya Rin?" Celetuk Aldi. Baby yang mendengarnya langsung mengambil buku paket tebal didepannya dan memukulkannya ke kepala Aldi yang membuat bocah itu mengaduh.

"Gua yang bikin makalah. Lita, Rizky sama Putri kalian wawancara penjual makanan ditoko pinggiran pasar. Aldi sama Bayi bikin ppt." Malik memberikan sabdanya yang langsung diangguki semuanya kecuali Baby.

"Loh, kok Baby sama Aldi sih?"

"Kalian keliatan cocok," jawab Malik enteng.

"Makasih Malik. Kaulah kawan terbaikku." Aldi mencoba menjangkau kepala Malik dan memeluknya. Sebelum Aldi mulai mencium Malik, Malik sudah menendang Aldi hingga bocah itu terjatuh dari kursinya.

●~●

Baby sedang asik-asiknya makan bakmie pedes pas kak Vando dateng dan duduk didepannya.

Bisik-bisik tetangga alias para siswa yang duduk disekitar meja Baby berdengungan. Sangat mengganggu telinga.

"Kenapa kak Vando?"

"Gak papa. Udah gak sedih lagi nih?"

"Engga, sekarang Baby malah lagi kesel sama orang yang kemaren." Baby mengerucutkan bibir sambil menusukkan sumpitnya ke mangkok bakmie.

"Emang apa sih masalahnya?" Tanya kak Vando.

"Jadi gini, Baby tuh suka sama Aldi. Cuma suka doang, tapi Aldinya ke geeran sampe-sampe Baby diakuin sebagai pacar. Padahal kan Baby gak mau pacaran. Karena kata mama Baby masih kecil, gak boleh tau pacaran dulu."

"Cuma gegara itu lo nangis kemaren?" Kak Vando tertawa renyah yang membuat Baby terpana sejenak.

'Kak Vando ganteng!' Batin Baby.

"Pacaran itu enak kok By." Kak Vando menyodorkan hapenya dan memperlihatkan foto-fotonya bersama sang pacar.

'Yah, ternyata Kak Vando udah punya pacar.'

"Terus kenapa kak?"

"Terus, kalau lo pacaran. Lo bisa ngelakuin semua yang ada difoto tadi."

"Tapi, Baby sering kaya gitu kok sama Putri sama Ari." Baby mengerjapkan matanya bingung.

"Coba deh kamu ajakin Aldi buat ngelakuin hal yang ada difoto tadi."

"Okesip."

Baby mengambil hapenya dan mulai menulis dinote.

Dia menulis apa saja yang dilakukan Aldi agar bisa dibilang sebagai pacaran. Diantaranya adalah:

1. Pergi ke taman.
2. Beli ice cream.
3. Nonton film dan makan popcorn.
4. Timezone.
5. Shopping berdua.
6. Foto dan upload ke sosmed.

"Tapi, kayanya gak semua bisa dilakuin," gumam Baby.

"Kata siapa? Aldi yang bakal bikin semua itu terlaksana." Kak Vando tersenyum lebar.

'Aldi mungkin bisa. Tapi bagaimana dengan Papa?' Batin Baby.


●~●

To Be Continue

Sincerely,

Zukanisa

BABY FALLIN' LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang