[15] Fake Love 1

122 19 14
                                    

Author's POV
———————-
Hari ini Taehyung benar-benar bingung dengan sikap Jimin yang pendiam tidak seperti biasanya. Jimin terlihat lesu dan tidak bersemangat hari ini. Matanya yang sipit terlihat membengkak entah sakit mata atau menangis seharian.

Taehyung hanya mendengarnya dari Hanwoo. Dia ingin mendengar langsung dari sahabatnya sendiri apa yang sedang terjadi.

"Jimin .." saat Taehyung memanggilnya Jimin bangkit menghindari Taehyung. Taehyung mengernyitkan keningnya.

Mau tidak mau dia mengikuti Jimin keluar ruangan.

"Hey Park Jimin !" Taehyung dengan kesal menarik lengan Jimin.

"Wae wae wae (Kenapa Kenapa Kenapa) ?!" Bentak Jimin menatap Taehyung. Taehyung mengernyitkan keningnya menatap Jimin.

"Ada apa denganmu? Hari ini kau sungguh aneh bahkan menghindariku."

"Kenapa kau tidak katakan saja padaku tentang stalker itu hah?" Tanya Jimin.

"Aku memang tidak tahu apa-apa tentang stalker. Memangnya siapa dia ?"

"Kau berbohong !"

Taehyung berhasil mengajak Jimin pergi makan siang. Dia mencoba menenangkan Jimin yang sedang marah. Dia tahu, sangat susah menenangkan Jimin yang sedang marah. Karena dia pernah membuatnya marah sewaktu dulu saat di Senior High School. Dia mengerjai Jimin dan pria itu tidak suka karena merasa dipermalukan. Jimin marah padanya memukul meja untuk pertama kalinya sampai membuat orang-orang termasuk dirinya terkejut dengan sikap pemarahnya.

"Jadi kau bertengkar dengan Hanwoo ?" Taehyung pura-pura tidak tahu.

Jimin terdiam tidak menjawab. Waitress datang menghampiri mereka untuk menanyakan menu apa yang akan dipesan. Taehyung berbicara dengan Waitress itu tidak lama dan memesankan makanan untuk Jimin juga. Jika sudah seperti ini dia tahu sahabatnya pasti tidak mau makan jadi dengan inisiatif sendiri Taehyung memesankan makanan untuknya. Taehyung kembali pada Jimin ketika Waitress itu pergi.

"Kau ingin putus dengannya ?"

Jimin menghela napas. "Mungkin."

"Jinjayo (Benarkah) ? Apa karena kau cemburu dengan Min Yoongi?"

"Salah satunya." Ujar Jimin singkat.

"Terus apalagi yang membuatmu ingin putus dengannya ?"

"Karena cinta palsu. Fake a love. "

Taehyung menahan tawanya karena lucu melihat ekspresi Jimin yang sedang marah hanya karena wanita. Taehyung berdeham menetralkan kondisinya agar menjadi lebih fokus dan serius menghadapi pasiennya yang satu ini.

"Baiklah. Kau cemburu dengan Min Yoongi dan kau marah dengan Hanwoo karena merasa cintanya palsu padamu." Taehyung membuat kesimpulan. "Jimin, dengarkan aku. Hanwoo tidak pernah bercerita mengenai Min Yoongi lagi padaku. Karena dia pernah mengatakan padaku bahwa dia ingin merelakan pria itu. Ada seorang wanita yang menyukai Yoongi dan itu mengganggunya. Setiap hari Hanwoo merasa cemas dan selalu bercerita padaku mengenai kekhawatirannya. Itu sebelum bertemu denganmu. Lalu aku menyarankan jika kau sudah merasa tidak nyaman dengan hubunganmu mengapa harus dipertahankan, tapi selanjutnya aku malah mendengar kabar dia menerima lamaran Yoongi dan akhirnya dia memilih jalan yang membuatnya nyaman yaitu mengakhiri hubungannya dengan Yoongi karena dia merasa akan sia-sia dengan Yoongi karena pria itu sangat pendiam lagipula ada wanita lain yang menjadikan hubungan mereka sebagai batas. Aku tahu mereka saling mencintai. Yoongi sangat mencintai Hanwoo karena kami pernah bertemu dan pernah double date. Tapi Jimin, Hanwoo Nuna (Kakak) memilih karena dia telah menemukan kenyamanannya bersamamu. Trust Me!"

Jimin merasa lega ketika Taehyung menceritakan hal itu. Taehyung pernah bercerita tentang Yoongi tapi tidak sedetail ini karena dia tidak tahu Yoongi akan mengejar kekasihnya lagi dan menjadi bayang-bayang pada hubungan mereka. Tapi tetap saja kecewa itu masih ada karena Hanwoo tidak mengatakan yang sejujurnya bahwa dia tahu stalker itu.

"Kau masih kecewa padanya ? Apalagi, ceritakan padaku. Aku bisa menjadi pendengar yang baik."

Jimin merasa Taehyung cukup dewasa dengan hal ini.

"Aku masih kecewa dengannya karena dia membohongiku. Dia tahu tentang stalker itu. Bahkan ketika aku khawatir memutuskan untuk pergi dari kantor untuk melindunginya dia malah mengusirku dan ternyata dia menemui pria itu. Bagaimana jika Jiran seperti itu?!" Kesal Jimin.

"Tentu saja aku marah. Tapi sekali lagi aku akan minta pendapatmu bagaimana.. Kau tidak akan menyuruhku putus begitu saja dengan Jiran, kan? Begitu juga denganku." Lagi-lagi Jimin tertegun karena perkataan Taehyung. "Jimin, kau bisa membicarakannya lagi dengannya dan membuat komitmen seperti batasan-batasan apa saja yang tidak kau suka dengannya . Kau bisa mengatakan padanya untuk lebih terbuka dan jujur padamu dalam hal apapun. Kau mengerti kan?"

Jimin mengerti tapi hanya dia ungkapkan dalam hati. Dia terlalu gengsi untuk menjawab pertanyaan Taehyung.

"Apa dia ada menghubungimu?" Tanya Jimin. Taehyung mencibir mengejek Jimin.

"Kau penasaran?"

"Aiissh molla (Arrghh tidak tahu) !" Kesal Jimin mengacak rambutnya sendiri.

"Sampai kapan kau akan diam seperti ini?"

"Mollayo (Tidak Tahu) !"

"C'mon Jimin .. apa kau tidak mau melihat salju pertama dengannya di bulan Desember ?"

"Molla aah mollaaa (Tidak tahu aah tidak tahu)"

Taehyung cekikikan melihat tingkah Jimin.

Just Let Me Love You  [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang