[24] You're My World but You Never Know

100 14 3
                                    

Suran's POV
———————
Daegu.
Kota kelahiran Min Yoongi.
Awalnya aku sangat senang bisa tinggal di rumah Yoongi. Membantu bibi Min (Ibu Yoongi) memotong-motong kain hanbok untuk di kemas yang nantinya akan dijual. Yoongi hanya tinggal dengan ibunya di Daegu. Bibi Min sangat baik terhadapku.

Tapi .. semua membuatku terasa bosan ketika melihat pria itu bukan seperti dirinya. Dia lebih banyak melamun dan menenangkan diri. Aku kira kepergiannya ke Daegu untuk mencari pekerjaan yang lain. Tapi dia malah lebih banyak berdiam diri di dalam kamar dibandingkan membantu ibunya atau bercanda denganku.

Min Yoongi adalah teman masa kecilku. Dulu ayah dan ibuku sebelum bercerai, dia dititipkan denganku karena harus bersekolah di Seoul. Ibu dan ayahnya adalah sahabat baik ibuku. Dia sudah mengenalku sejak lama. Maka dari itu hanya dia yang bisa menolongku ketika Bobby memukulku.

Dia cinta pertamaku. Bagiku dia sudah sangat dewasa sewaktu kecil. Dia cerdas dan perhatian mulai dari hal-hal kecil yang terjadi padaku, dia selalu menjagaku layaknya seorang kakak. Hal itu membuatku nyaman berada didekatnya. Sebenarnya aku ingin mengatakan padanya bahwa aku mencintainya. Tapi aku sangat takut kehilangan dia. Aku takut menghancurkan persahabatanku dengannya. Aku takut tidak melihatnya lagi hanya karena keegoisanku. Aku ingin... Tapi aku tidak bisa.

Hanya selalu merasa kasihan pada diriku sendiri ketika dia memacari gadis-gadis lainnya tanpa mempunyai perasaan apapun selama ini denganku. Aku menyimpan perasaan itu sudah sangat lama dan tidak tahu rasanya sesakit ini ketika melihatnya bersedih karena wanita lain yang tidak memikirkan perasaanya.

Aku memutuskan keluar kamar malam hari ini mencari udara segar. Tepat pukul 10 malam. Bibi Min sudah tidur. Kalau Yoongi aku tidak tahu dia dimana.

Aku memutuskan jalan-jalan keluar rumah. Kukeratkan coatku karena udara sangat dingin. Salju sudah berhenti turun karena sedari tadi Pagi hujan tiada henti. Beberapa kedai masih buka di jam-jam segini.

Kulihat Yoongi keluar dari dalam kedai. Seseorang menabrak dia dari arah berlawanan. Kudengar orang itu meminta maaf pada Yoongi. Yoongi melangkah linglung seperti sedang mabuk membiarkan begitu saja si penabrak.

"Yoongi-ya" Aku mendekati Min Yoongi. Benar saja aroma tubuhnya terganti begitu saja oleh aroma menyengat dari soju. "Kau mabuk !"

Yoongi hanya tersenyum. Tiba-tiba dia mendorongku ke tembok. Kami saling tatap. Kenapa dia tiba-tiba seperti ini? Seperti bukan Yoongi. Biasanya kalaupun mabuk dia tidak seperti ini. Apakah dia sudah menyadari perasaanku? Apakah dia juga menyukaiku?

Aku tersenyum ketika wajahnya mendekat ke arahku. Aku tidak menolak. Tepatnya tubuhku tidak bisa menolaknya. Bibirnya mencium bibirku. Kupejamkan mataku dan kuremas bajuku menahan dinginnya bibirnya di bibirku. Terasa nikmat.

Tidak berapa lama dia menghentikan ciumannya di bibirku kemudian memelukku. Perlahan tanganku terangkat untuk memeluknya. Seperti ada mesin otomatis di dalam tubuhku ini yang menyuruhku untuk tidak menolaknya.

"Aku benar-benar bisa gila.." ujarnya. Dia menangis dalam dekapanku.

"Yoo.."

"Ssst!!" Yoongi menatapku. Telunjuknya menempel di bibirku nenyuruhku diam. Dia cegukan. Dia mabuk. Dia tidak sadar.

"Kau tahu, aku menangis sepanjang malam. Aku sangat mencintaimu Lee Hanwoo."

DEG!

Hatiku sakit mendengarnya. Selalu seperti ini ketika dia menyebut nama wanita itu. Rasa cemburu dan marahku seperti ingin meluap dari tubuhku. Aku menangis karena sudah tidak bisa menahannya.

"Kau hanya menangis sepanjang malam untuk wanita itu. Aku menangis sepanjang tahun karenamu !" Teriakku. Cepat-cepat kuhapus air mataku kemudian memapahnya pulang.

Sesampainya dirumah Yoongi aku merebahkan pria itu ke atas ranjangnya. Membuka coatnya - melipat dan menaruhnya di atas meja, membuka sepatu ketsnya-menaruhnya di lantai, membuka topi rajutnya lalu menyelimuti tubuhnya.

Kupandangi wajahnya sebelum aku pergi. Dia tertidur. Wajahnya terlihat seperti bayi. Kutaruh topi rajutnya di atas coatnya yang kulipat tadi kemudian keluar dari kamar Yoongi.

Aku masuk ke kamar kemudian mengepak barang-barangku. Sudah aku putuskan lebih baik aku kembali ke Seoul. Disini seperti bukan tempatku. Aku seperti tidak mengenal Yoongi.

Tepat jam 5 pagi aku pamit kepada bibi Min dengan alasan Bobby menyuruhku pulang. Bibi Min percaya dengan ucapanku dan mengatakan bahwa dia merindukan Bobby. Aku tidak berpamitan pada Yoongi karena tidak ingin merepotkannya. Aku hanya menyampaikan pesan selamat tinggal pada Bibi Min untuk memberikannya padanya. Dengan cepat aku meninggalkan kota Daegu menaiki kereta Pagi.

Autho's POV
———————
Min Yoongi membuka matanya tepat pukul 10.30 Pagi. Dia merasa kepalanya pusing dan perutnya perih akibat soju yang diminumnya semalam. Dia bangkit dari tidurnya beranjak ke kamar mandi.

Kamar mandinya terletak di luar kamarnya. Dekat dengan ruang keluarga. Dia melihat ibunya sedang duduk menjahit sambil menonton drama di SBS.

"Yaak kau mabuk terus belakangan ini. Aku sudah menyiapkan makanan untukmu."

"Ne.."

"Ini untukmu." Ujar Ibunya sambil menyerahkan selembar kertas yang diberikan Suran tadi Pagi. Yoongi mengernyitkan keningnya mengambil selembar kertas yang diberikan ibunya.

"Suran sudah pulang tadi pagi. Katanya Bobby menyuruhnya pulang mendadak."

Dengan cepat Yoongi membuka surat itu kemudian membacanya..

Hei sahabat,
jaga dirimu baik-baik.
Aku kembali ke Seoul karena suatu dan lain hal. Jangan lupa menghubungiku ya..

Suran🐾

Setelah mandi Yoongi berniat untuk menghubungi Suran tapi wanita itu tidak mengangkatnya. Dia memandangi layar handphonenya sambil mencoba mengingat-ingat apa yang sedang terjadi pada Suran mungkin saja ada yang dia lupakan.

Tapi tetap saja dia tidak merasa melakukan apapun yang membuat Suran kesal. Mungkin memang benar Bobby sedang mencarinya. Tapi apakah dia baik-baik saja bertemu Bobby tanpa dirinya ? Bagaimanapun juga mereka adalah kakak-beradik.

Just Let Me Love You  [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang