[13] The Truth Untold 2

119 18 13
                                    

Author's POV
———————-
Min Yoongi masuk ke dalam kamarnya setelah pulang dari menemui Mantan kekasihnya tadi. Dia membuka topi dan jaketnya secara bergantian menggantungkannya di balik pintu kamarnya.

Wajahnya terlihat lelah dan kusut. Dia duduk di atas tempat tidurnya dan bersandar di tembok. Dia mengacak rambutnya yang berantakan membuatnya jadi tambah berantakan.

Dia merasa seorang diri dan tidak ada yang mengerti dirinya. Semua akan menjadi kenangan dirinya dengan Hanwoo. Dia kembali teringat ketika Hanwoo tengkurap disampingnya dengan plannernya yang sedang asyik menulis. "Aku mau pernikahan kita diadakan di gedung. Karena bulan Januari salju akan turun dengan deras. Jagiya, kau juga harus menulis siapa saja yang harus kau undang karena lagi dua hari kau akan kembali lagi ke Camp. Biar aku saja yang mengurus semuanya."
Dia benar-benar ingat bagaimana suaranya ketika wanita itu sangat semangat membahas rencana pernikahannya yang akan diadakan tahun depan setelah dirinya selesai melaksanakan wajib militer.

Hal yang membuatku menyesal adalah tidak memperlakukan dirinya dengan baik. Disaat-saat berdua dia selalu terlihat riang dan bahagia bersamaku walau dia selalu mengeluh dengan sikap cuek dan pendiamku yang tidak suka ditelepon atau menelepon. Walau dia selalu berkata  padaku bahwa dia tidak menyukai Suran, walau dia mengatakan padaku untuk sedikit peduli padanya, dan ketika aku melamarnya memutuskan dia untuk hidup denganku selamanya dan dia menyetujuinya, tapi dibalik semua itu ada sedikit kata tidak yang tumbuh kembang menjadi besar di hatinya. Ternyata ada ketidak-nyamanan yang sudah kubuat padanya sehingga dia menjadi seperti itu padaku. Bagaimanapun juga aku tidak pernah membohongi dirinya bahwa aku benar-benar sangat mencintainya. Dan melihat dia benar-benar tersenyum senang di balik mobil bercanda dengan pria barunya. Semudah itu dia melupakanku ... Lee Hanwoo..

Yoongi mengambil handphonenya untuk menelpon seseorang. "Hai, ini aku. Bisa bertemu sebentar? Apa tidak sibuk? Baguslah. Aku akan menemuimu sekarang di Taman belakang." - Klik. Yoongi mematikan handphonenya. Dia beranjak mengambil topi dan memasukkan handphonenya ke dalam kantong celananya.

Yoongi's POV
————————
Seorang gadis berambut pirang mendekatiku. Rambutnya dia gerai menjuntai sampai dadanya. Aku menemui Suran hari ini. Ada banyak yang harus kubicarakan dengannya. Suran tersenyum padaku.

Kami berdua duduk di ayunan. Suran menggerakkan ayunannya perlahan.

"Hei. Kenapa wajahmu seperti itu?" Tanya Suran memperhatikan wajahku yang lesu.

"Aku bertemu Hanwoo tadi, dia dengan pacar barunya."

Suran terkejut. "Semudah itu dia melupakanmu ?! Dasar wanita jalang!" Kesal gadis itu memaki Hanwoo secara tidak langsung.

"Hei. Jangan seperti itu padanya kau membuatku terluka"

"Lupakan wanita itu! Masih banyak wanita lain disekitarmu yang banyak menyukaimu, Min Yoongi ! Aku sudah tahu dari awal ada yang tidak beres dengan wanita itu!" Cercahnya. Aku mendesis mendengarnya.

"Kau tidak menyukainya dari awal?" Tanyaku mencoba memancingnya.

"Ne (Ya) dari awal." Sebuah pengakuan dari Suran. Dia menghentikan ayunannya.

"Jinjayo (benarkah) ? Lalu kau berbuat baik padanya hanya dihadapanku saja ?" Tanyaku pada akhirnya. Suran menoleh menatapku.

"Apa dia berkata begitu? Hh.. dia saja sudah memfitnahku."

"Aku hanya bertanya."

"Kau menuduhku, Min Yoongi."

"Aku bukan menuduhmu. Aku hanya merasa dia tidak nyaman denganku dan juga lingkunganku."

"Sudah kukatakan kau bisa mencari wanita lain selain dia!"

"Kau kira aku semurah itu? Suran, disini sakit." Aku menunjuk-nunjuk dadaku agar dia mengerti bahwa Hanwoo adalah segalanya bagiku.

"Min Yoongi.." tiba-tiba dia berkaca-kaca. Aku tidak mengerti kenapa dia seperti ini. Mungkin dia juga ikut sedih melihatku.

"Sudahlah, lupakan. Aku menemuimu hanya ingin mengatakan bahwa aku akan kembali pulang ke Daegu."

"Eonje (Kapan)?"

"Mulai besok."

"Kau akan meninggalkanku !" Serunya. "Bagaimana jika Bobby menyakitiku?"

"Miane (Maaf), Suran. Aku benar-benar tidak fokus jika masih disini. Aku batal menikah, bagaimana aku bisa bahagia disini karena terlalu banyak kenangan dengannya. Ini akan membuatku sakit."

"Araseo ! Terserahmu saja ! Kau sungguh egois !" Suran bangkit pergi meninggalkanku. Aku terdiam seorang diri. Memandang langit dan seluruh pemandangan di taman ini. Daun-daun perlahan berguguran sepertinya musim akan berganti lagi. Begitu juga dengan hidupku yang sepertinya harus membuka lembaran baru setelah ini.

Just Let Me Love You  [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang