02

1.5K 177 67
                                    

"Aneh."

Itulah yang ada di pikiran Sakura sejak ia melangkahkan kakinya dari gerbang Sekolahnya. Hari ini ia hanya berjalan kaki, sepeda motornya ia tinggalkan begitu saja. Ia hanya sedang menginginkannya. Tak ada hal apapun yang menjadi alasannya untuk tidak menggunakannya.

Saat ia berjalan, ia terlebih dahulu melintasi lapangan yang luas. Kakinya melangkah pelan, kedua telinganya sudah tersumpal dengan earphone yang memperdengarkan semua lagu kesukaannya. Matanya memandang sekitar. Pohon-pohon rindang yang terlihat berjajar, yang memang sengaja di tanam di sekitaran. Ini masih pagi. Memang masih terlalu pagi untuk orang lain, tapi tidak baginya. Inilah dirinya, berangkat di waktu yang sangat pagi itu menguntungkan membuatnya bisa sampai di Sekolah tepat pada jam enam.

Matanya memandang ke atas, memperhatikan langit yang sekarang  berwarna ke hitam-hitaman. Mungkin sebentar lagi hujan akan turun. Tidak tau kenapa ia merasa suasana hari sedikit berbeda.

Dan seperti yang ia katakan tadi. Ini terasa janggal dan aneh. Sekarang memanglah masih sangat sepi seperti biasanya. Tapi, entah ini hanya perasaannya saja atau bukan. Jika diibaratkan ini sebuah sepi yang lain. Mungkin terasa sangat berlebihan, tapi memang itulah yang ia rasakan.

Lalu Sakura menggelengkan kepalanya, mengenyahkan pemikiran konyolnya yang menyatakan jika ia mungkin hari ini akan mendekati sesuatu yang berbahaya. Tidak tau secara pasti apa itu, tapi tubuhnya secara naluriah mengatakannya.

Hingga tak terasa ia sekarang sudah berada di kawasan kelas tingkat pertama, kelas yang memang berada di lantai satu. Ia memggerakan kakinya untuk melangkah menaiki undakan tangga yang ada di hadapannya sekarang menuju ke lantai atas. Namun,

Deg.

Dan tebak apa yang terjadi? Sekilas benar-benar disebut sekilas atau sekejap mata. Tadi ia melihat seseorang berkulit hitam legam melewati ujung tangga di atas sana. Tangga yang melingkar dan berhenti di ujung sana, dan disana ia bersumpah jika memang melihat sesuatu yang melintas dengan sangat cepat. Dan yang terlihat pun hanya seperti bayangan saja, tidak tau jika itu memanglah nyata. Seingatnya tak satupun ia pernah menemui orang berkulit hitam di Sekolahnya. Jadi bgaimana bisa?

***

"Kemana yang lainnya?"

"Ti-tidak tau Karin-chan."

Karin meletakkan tasnya. Setelahnya ia mendudukkan dirinya di samping Hinata yang sedang menulis. Mata Rubynya mengerling memperhatikan sekitar. Di depannya sudah ada Ino yang sedang tertidur dan Sakura yang sudah pasti siap sedia dengan Novelnya.

Sementara itu Sakura menutup buku bacaannya. Sepertinya ia sudah menyelesaikan bacaannya. Ia mengangkat kedua tangannya ke udara, mencoba untuk merenggangkan otot otot badannya yang kaku karena sudah terlalu lama membaca.

Di pandangnya langit yang masih sama seperti ia yang menginjakkan kakinya di sekolah tadi. Sepertinya hari ini cuaca sedang tidak bersahabat. Matanya melirik ke arah jam yang menggantung di dinding. Setelah melihat kearah mana jarum jam itu menunjuk, alisnya langsung mengkerut.

"Ada apa ini? Karin apa kau tahu jika hari ini libur atau sejenisnya?" Ucapnya setelah membalikkan badannya menghadap ke arah Karin. Ino? Jangan ditanya, perempuan itu menyelam sekarang dengan meja kesayangannya. Lagi lagi seperti ini! Ino pasti tidak sengaja kelepasan saat menonton drama. Sampai sampai tertidur seperti itu.

"Tidak, Sakura. Setahuku, pihak sekolah kemarin tidak memberitahu hal apapun yang menyangkut tentang hari ini." Balasnya. "Lalu, kenapa tak terlihat satu orang pun selain kita berempat?" Tanyanya lagi. Karin tidak menjawab ia hanya menggendikkan bahunya acuh.

Only ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang