Dibalik kepalanya yang menunduk. Sasuke menyeringai saat Katana itu melayang kearah lehernya. Ia hanya diam tidak bereaksi. Niat untuk menggerakkan kakinya walau hanya untuk menghindar dari serangan pun tidak ada sama sekali.
'Sedikit lagi.'
"Mati kau Uchiha!!!" Sang peniru berteriak kencang saat mengarahkan tebasannya agar mengenai titik bagian leher yang sudah ia incar sedari tadi. Dengan kecepatan yang luar biasa di tambah kekuatan tangannya saat mengayunkan Katana, Ia juga sangat yakin jika ia akan berhasil dan segera memenangkan ini.
Hanya berselang beberapa sentimeter jarak antar katana dengan leher Sasuke, saat peniru itu terdiam membeku ditempat dengan bola matanya yang membulat seperti siap untuk melompat keluar.
"Amaterasu."
"Aarrrgggkkkhhhh..." Peniru itu berteriak kencang. Ia berguling-guling di lantai tubungnya dikelilingi oleh api hitam yang berkobar melahapnya buas. Terus seperti itu selama beberapa menit. Api terus saja membakarnya, tak ada satu detikpun api itu terlihat mengecil. Ia tidak akan berhenti karena tidak akan ada yang bisa menghentikannya, meskipun ia telah berteriak kencang menyerukan kesakitan. Hal seperti itu tidak akan membuat api hitam menjadi padam. Yang bisa menghilangkannya hanyalah sang pemilik api itu sendiri dengan cara kembali menghisapnya. Itupun jika sang pemilik berniat melakukannya. Jikat tidak, maka api itu akan terus bekerja melahap semuanya sampai hangus terbakar dengan wujud korbannya yang berubah.
Teriakan sang peniru itu semakin menghilang disertai dengan sosoknya juga mulai tergantikan oleh abu yang kini terbang tersapu angin.
Siapa sangka jika sebelum serangan itu terjadi Sasuke ternyata sempat terlebih dahulu mengeluarkan jurus amaterasunya didetik-detik terakhir.
"Kau memang memiliki kekuatan yang sama denganku, karena kau meniru semua dari diriku. Hanya satu yang tidak dapat kau tiru. Apalagi jika bukan kekuatan keturunan Uchiha. Tak ada satupun yang dapat menyamai kami kecuali anggota klan itu sendiri." Itulah alasan kenapa Sasuke sangat yakin akan menang. Karena ia tau pasti bahwa kekuatan matanya akan kembali pulih setelah membutuhkan waktu yang cukup.
Walaupun tadi ia sempat gelisah karena matanya yang masih belum pulih di tengah pentarungan. Memang tidak seperti apa yang diperkirakan, namun ia pun berhasil memulihkan kekuatan matanya dan mengeluarkan jurus amarterasu.
Sasukue mengalihkan pandangannya dari sisa keberadaan musuhnya kembali kearah Sakura yang juga sedang menatapnya. Ia melangkahkan kakinya mendekati perempuan yang ia khawatirkan keadaanya sekarang. Matanya fokus memperhatikan bagaimana perempuan itu mencoba berdiri saat ia berjalan kearahnya. "Kau terluka?" Sakura menggeleng dengan tangan kiri yang memegang lengan bagian kananya. "Ie, mungkin hanya sedikit memar."
Angin kembali menghembus dua anak manusia itu. Emerald Sakura yang bening menatap lekat kearah Onyx yang dalam. Membuat Sasuke menaruh perhatiannya penuh kearahnya saat gadis itu kembali membuka suara. "Jadi, jelaskan padaku. Apa maksudnya ini?"
"Kau salah jika menuduhku sebagai pembunuhnya. Orang tadi ialah hantu yang ikut di permainan Kokkuri-san. Semua hantu dari permainan yang kau mainkan itu adalah pembohong ulung. Mereka seudah sangat handal menipu semua orang. Sudah banyak yang menjadi korban mereka akibat kecerobohan orang itu sendiri. Inilah akibatnya jika berani masuk ke sebuah permainan yang berbahaya apalagi jika sampai membuat sebuah keasalahan yang fatal hingga dapat membunuh diri sendiri. Jadi kau jangan pernah mencoba lagi untuk mengulangi ini."
Sakura mengangguk patuh membuat segaris senyum tipis muncul di wajah Sasuke. "Entah bagaimana ia mempunyai kekuatan untuk menyerupai diriku. Membuat dirinya sendiri terlihat sangat meyakinkan bahwa ia memanglah benar diriku yang asli. Lalu membunuh semua temanmu dan membuat seperti akulah pembunuhnya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Only Imagination
FanfictionSakura Haruno tak pernah menyangka sebelumnya. Dari sebuah rasa penasaran mereka yang ingin mengetahui alasan dibalik kematian teman mereka bernama Matsuri, Ino Yamanaka pun mengajak mereka untuk memainkan sebuah permainan pemanggil roh orang yang s...