Setelah mengantar mama dan Tante Stela sampai depan pintu kamar hotel, ku dekati istriku yang sedang tidur lelap di pembaringan. Ku ganti handuk kimono dari tubuh istriku dengan kemeja yang kupakai agar dia merasa lebih nyaman. Benar kata Nay bahwa isi lemari pakayan untuknya hanya lingerie, dan aku hanya bisa tersenyum membayangkan apa yang difikiran mama dan Luna.Setelah mengganti pakayan Nay, ku baringkan tubuhku di sebelanya sambil memeluknya untuk menurunkan suhu tubuhnya dengan mengalirkan panasnya ketubuhku.
"Sayang, maafin Mas udah buat kamu sakit dihari pertama pernikahan kita, padahal Mas selalu janji untuk selalu membahagiakan kamu, Mas malah jadi orang pertama yang menyakiti kamu setelah kita menikah." Ucapku pada Nay yang masih terlelap.
Ku pandangi wajah istriku yang tampak sangat lelah, ku rapikan anak rambutnya yang bertebaran di wajahnya. Hingga tampa terasa akupun terlelap di sisinya, mengistirahatkan tubuhku yang juga lelah karena pertempuranku semalam.
"Tok, tok, tok, permisi," ku dengar suara ketukan di pintu.
"Sebentar," jawabku sambil turun dari kasur dan mengucek mataku.
Ku buka pintu, kulihat karyawan hotel mengantarkan sarapan pagi untuk kami.
"Pak, ini sarapan paginya," ucap pegawai hotel.
"Baik, terimakasih Mas, biar saya saja yang membawa masuk ke dalam," jawabku sambil mengambil troly makanan dan menariknya untuk ku bawa masuk ke dalam kamar.
"Baik, trimakasih Pak. Saya permisi," ucap pegawai itu lagi sambil pamit, dan aku menjawab dengan anggukan.
Ku dorong troli yang berisi makanan sesuai pesananku tadi sebelum aku tidur. Ku tata semua makanan di atas meja, yang tersedia di kamar.
"Sayang, bangun kita sarapan dulu ya," ajakku sambil membangunkan Nay.
"Ayo sayang, nanti kalau udah sarapan trus minum obat, kalau masih ngantuk boleh tidur lagi. Yang penting sekarang sarapan dulu," ucapku lagi sambil menggendong tubuh Nayq untuk ku sudukkan di sofa untuk sarapan.
Kulihat istriku masih ngucek-ngucek mata saat ku dudukkan tubuh mungil itu. "Cup," ku kecup bibir merahnya karena gemas aku melihat setiap tingkahnya.
Tampa banyak kata kami melahap semua makanan yang tersaji di meja. Aku dan istriku sama-sama lapar karena aktifitas kami semalam yang benar-benar menghabiskan hampir seluruh energi kami.
Selesai sarapan ku sodorkan segelas air dan obat untuk istriku.
"Ini obat apa mas? Dari siapa?" tanya Nay heran.
"Ini obat buat kamu dari Tante Stela sayang, tadi subuh kamu demam tinggi, karena panik aku langsung nelpon mama, mama kesini bawa tante buat meriksa kamu," jawabku memberikan penjelasan dari kebingungan istriku.
"Emang kamu ga sadar sama sekali dengan kedatangan mama dan tante tadi sayang?" kini aku yang bertanya heran, sebenernya tadi itu istriku tidur atau pingsang sich? Tapi tadi tante bilang dia hanya tertidur.
"Nggak," jawab Nay sambil menelan obat yang ku berikan.
"Mau ngapain sayang?" tanyaku ketika melihat Nay berdiri.
"Aku mau rapiin bekas makan kita Mas," jawabnya sambil menumpuk piring yang telah kotor.
"Sayang stop. Biar Mas aja yang beresin karena kamu harus banyak istirahat biar cepet sembuh," jawabku sambil mengambil alih merapikan meja bekas kami makan.
Tentu saja aku ingin istriku cepet sembuh biar berhenti dapet omelan dari mama dan yang paling penting aku bisa cepet buka puasa, aku berbicara dalam hati. 😁