Part 16

58 2 0
                                    

Waktu menunjukkan jam 8.35 pagi kak Dewa menjemputku,  dia ingin mengajakku jalan-jalan kesalah satu tempat wisata alam di sini. Setelah pamit dengan pakde dan bude kami langsung meluncur kelokasi wisata.

"Kita mau kemana Mas?" tanyaku setelah mobil yang kami kendarai keluar dari parkiran rumah pakde.

"Mas akan ngajak kamu ketempat yang cocok buat kita berdua. Kamukan suka tempat yang hijau dan dingin,  sedangkan mas suka air. Nah tujuan kita adalah ... Taman sungai mudal ...," ucap mas Dewa sambil menirukan gaya pembawa acara kuis di televisi.

"Siap Boss, " jawabku sambil mengangkat tangan salut,  dan lalu kamipun tertawa bersama.

"Mas kok ga ajak Luna sih, kan enak biar rame dan tambah seru?" tanyaku karena merasa tak enak Luna tak diajak kakaknya itu.

"Kan kita mau kencan sayang.  Kalau ngajak Luna, namanya berubah jadi piknik. Lagian Luna diajak papa-mama untuk belanja batik keperluan pernikahan kita nanti sayang," jawab kak Dewa sambil satu tangannya menggenggam tanganku, seakan menyampaikan tidak apa-apa dan semuanya baik-baik saja.

"Mas,  aku tambah gak enak nih. Kan kita yang mau menikah,  tapi yang repot malah Luna,  papa dan mama,  sedangkan kita malah kencan," Ahirnya ku beranikan diri mengungkapkan rasa ketidak nyamananku.

"Sayang,  hari ini mereka hunting dulu,  nah belanjanya besok karena menunggu persetujuan kamu, dan tadi mas juga sudah minta ijin sama mama untuk quality time sama kamu, karena kita emang jarang bangetkan sayang menikmati waktu satu hari hanya berdua, jadi mas mohon untuk hari ini, tolong kamu nikmati kebersamaan kita ini tampa memikirkan apapun. Kamu cukup pikirkan mas aja,  oke. " Mas Dewa menjelaskan sambil berusaha membujukku untuk tidak terlalu khawatir dan diahiri dengan kata-kata gombal yang menggodaku.

"Baiklah," jawabku sambil tersenyum.

"Nah gitu dong,  kalau kamu tersenyum gitu tambah cantik lho sayang," ucap kak Dewa sambil mengedipkan sebelah matanya.

Entah kenapa setiap godaan kak Dewa selalu bisa membuat rona di pipiku bermunculan, dan itu selalu berhasil membuatku semakin malu dan rasanya ingin menenggelamkan wajahku ke bantal agar kak Dewa tidak melihatnya.

Setelah perjalanan panjang ahirnya kamipun sampai di temapat wisata yang kami tuju. Tempat yang menyajikan pemandangan yang sangat indah dan udara yang sangat sejuk. Taman wisata ini memamerkan pemandanga hijau  pegunungan, pohon-pohon pinus tumbuh berjajar rapi sepanjang jalan,  air tejun, sungai dan panorama indah lainnya.

"Kamu suka sayang?" tayanya mas Dewa.

"Suka,  suka ... Banget. " Jawabku dengan pandangan takjub menatap hamparan pemandangan yang sangat memanjakan mata itu.

"Kebiasaan deh, kalau udah lihat yang ijo-ijo, yang ganteng ga dilirik lagi," ujar mas Dewa sambil merajuk karena merasa terabaikan olehku.

"Gak mungkin lah aku mengabaikan yang ganteng satu ini, " jawabku manja sambil bergelayut di lengan mas Dewa.

"Beneran selamanya ga akan mengabaikan mas? Kenapa? " Mas Dewa bertanya dengan wajah yang serius.

"Beneran. Kalau aku nyuekin mas nanti mas ngambek,  kalau mas ngambek aku takut mas ninggalin aku pulang,  trus nanti aku pulangnya sama siapa?" jawabku sambil menatap dan tersenyum menggoda dan berlalu meninggalkan mas Dewa yang masih bengon dan ngambek karena gak puas dengan jawabanku.

Sedangkan aku merasa senang karena berhasil menggoda mas Dewa dan berjalan didepannya sambil terkekeh.

Dan ahirnya kejar-kejaran ala film india pun terjadi, tapi ini tampa musik dan nyanyian yang ada hanya suara tawa dan jeritan kami yang saling meneriakan nama atau hanya sekedar melontarkan kata-kata menggoda.

Tubuh ku yang mungil ini tidak akan sanggup menandingi langkah tubuh mas Dewa yang atletis itu, dengan nafas yang terengah-engah ahirnya aku menyerah mengangkat kedua tanganku mengahadap mas Dewa yang tak jauh dibelakangku sebagai tanda menyerah, lalu menghempaskan bokongku untuk duduk di atas jembatan kayu yang terhampar diatas sungai yang airnya jernih kehijauan, kumasukkan kakiku kedalam air yang dingin merasakan sensasi rileks menjalar ditubuhku.

"Udah tambah nakal ya?  Udah berani ngegoda mas dengan tatapan itu," mas Dewa menghampiriku,  duduk di belakangku sambil melingkarkan tangannya kepinggangku dan memelukku erat.

"Aaaah kenapa sich wajah ini makin imut aja, rasanya mas pengen nikihnya besok aja dech kalau begini. Biar setiapa saat bisa mandangi wajah imut nan cantik ini setiap saat," lanjut mas dewa sambil mencubit gemas pipiku, memiringkan dan mengangkat kepalaku untuk berhadapan dengan wajahnya .

"Udah dong mas  ngegodainnya, aku jadi malu nich ... " jawabku malu sambil menundukkan wajah untuk menyembunyikan rona di pipi.

Lama kami beristirahat melepas lelah sambil bermain air karena kejar-kejaran tadi.

"Sayang ayo kita ke resto disana itu untuk makan siang," ajak kak Dewa padaku.

Kamipun berdiri, tapi lalu kak Dewa bejongkok di depanku, tangannya langsung sibuk menggulung bagian bawah celana jeansku lalu berganti celana jeannya sendiri.

"Jangan samapai basah ya sayang, karena kita ga bawa ganti. Karena kalau basah takut nanti kamu masuk angin," Kak Dewa berusaha menjawab kebingunganku.
( Wah kadang ku fikir kak Dewa ini kaya bisa baca fikiran dan hatiku,  dia selalu bisa menjawab pertanyaan yang ada di hati dan fikiran. Sangat hebat pria ini fikirku 👏👏👏).

Kamipun memasuki resto yang teraedia di tempat wisata. Resto yang sangat cantik. Bangunan yang terbuat dari kayu jati ukiran yang terplitur mengkilap tampak cantik alami.

Puas kami menyantap hidangan yang kami pesan. Hingga tubuh ini terasa memiliki tenaga penuh untuk melanjutkan wisata kami untuk menikmati keindahan alam yang terhidang di hadapan mata.

Setelah merasa puas kami meninggalkan tempat wisata. Di tengan perjalanan mas Dewa menelpon mama untuk menanyakan keberadaan mereka atas usulku. Karena kalau mam masih hunting aku mengusulkan untuk membantu karena hari masih sore.

Bersambung....

❤😊

First Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang