Liburan chuseok datang. Semua member di dorm memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing, merayakan thanksgiving bersama keluarga. Manager sudah berpesan agar semua member menggunakan kesempatan liburan ini untuk beristirahat, tetapi tidak dengan Taeil dan Doyoung. Sepasang kekasih ini tidak pulang karena suatu alasan. Mereka akan berduet untuk the next SM Station. Maka dari itu, mereka memutuskan untuk tidak pulang ke rumah, melainkan berlatih vokal untuk lagu baru mereka."Ini sedikit sumbang. Gitarku sedang tidak dalam keadaan sehat." Taeil mengatur senar gitarnya agar nadanya sesuai.
"Butuh senar baru?" Doyoung memperhatikan tangan Taeil yang terampil mengatur senarnya.
"Belum, ini baru kubeli sebulan yang lalu. Seharusnya masih bagus." Taeil masih berkutat dengan gitarnya.
"Kurasa kau butuh istirahat. Lihat, jarimu sudah memerah dan mengelupas."
Taeil menghentikan kegiatannya, memandangi jemari tangan kirinya yang sudah memerah dan mengelupas karena terlalu lama menekan senar.
"Benar juga."
"Biarkan aku mengobatinya." Doyoung beranjak untuk mengambil kotak obat.
Taeil meletakkan gitarnya ke dalam tas, lalu menggantungnya di dinding kamar.
Doyoung menghampiri Taeil yang sedang sibuk memperhatikan jemari di tangan kirinya.
"Kalau hanya dilihat, kulitmu tidak akan kembali. Berikan tanganmu."
Taeil mengulurkan tangan kirinya untuk diobati.
"Bagaimana bisa lelaki tampan sepertimu memiliki jari yang jelek?" Doyoung memberi salep dengan telaten.
"Karena aku berbakat."
"Ck, narsis sekali." Doyoung mendecih.
"Kau juga. Kenapa lelaki tampan sepertimu mau berkencan dengan pria tampan yang memiliki jari yang jelek?"
Doyoung berhenti. Ia menatap mata kekasihnya dan berkata,
"Kau konyol. Pertanyaanmu tidak masuk akal. Apa hubungannya dengan jari yang jelek?" Lalu ia kembali memberikan salep ke jari yang lain.
"Berarti kalimatmu tadi juga konyol. Siapa juga yang mau memperhatikan jariku yang jelek?"
"Baiklah, aku kalah. Aku tidak ingin berdebat lebih jauh."
Cup!
Taeil melayangkan kecupan ke pucuk kepala Doyoung.
"Aku menyayangimu." Ia mengusak surai hitam kebiruan milik Doyoung.
Hening sejenak saat Doyoung mulai menempelkan plester ke setiap jari Taeil. Mereka berdua terfokus ke pikiran masing-masing.
"Hyung."
"Hm?"
"Kau masih ingat sasaeng yang waktu itu?"
"Sasaeng?"
"Iya. Yang selalu mengirimiku pesan."
"Oh, apakah dia masih mencoba mendekatimu?"
"Begitulah."
"Berikan aku nomor teleponnya. Aku tidak suka kau didekati orang lain."
"Eh?"
"Kau milikku, bukan? Aku hanya tidak senang jika milikku digoda oleh orang lain, meski itu sasaeng."
"Tapi hyung, meski ia sasaeng, ia mencintaiku."
"Justru itu, sayang. Aku tidak suka."
"Lalu, apa yang akan hyung lakukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Oneshoot] Ilyoung ✔
FanfictionA compilation of stories between Taeil and Doyoung