BRUK!"Semua yang ada di dalam kardus ini milikmu."
"Apa ini?" Tanyaku pada ilustrator, pembawa kardus berisi macam-macam barang ke atas meja kerjaku.
"Hadiah dari fansmu."
"Fans?"
"Bah! Kau bahkan tidak tau kau memiliki banyak fans?"
Aku hanya menggeleng.
"Aku kewalahan menampung semua hadiah ini."
"Banyak?"
"Tidak hanya banyak, Tuan Full Moon. Tapi menggunung."
"Wow."
"Wow? WOW? Waaaah, penulis kita ini memang terlalu sederhana hingga kata-kata dari mulutnya juga sangat padat dan singkat."
"Terimakasih. Aku akan mengurusnya nanti."
"Kau tau, masih ada sembilan kardus lagi disana." Katanya sambil menunjuk ke gudang yang biasanya berisi draft-draft yang tidak terpakai.
"Sembilan?!"
"Ya. Dan semuanya milikmu."
"Baik, aku akan membawanya pulang nanti."
"Pastikan kau membawa bantuan. Jangan sampai jari lentikmu itu kelelahan hingga tidak bisa meneruskan proyek bulan depan."
"Thanks."
"Setidaknya belikan aku secangkir kopi untuk berterima kasih." Ujarnya sambil berlalu.
🌙🌙🌙
"Terimakasih atas bantuannya. Akan kubelikan kopi besok pagi sebagai gantinya." Ucapku kepada beberapa security yang telah membantu membawa sepuluh kardus besar berisi hadiah yang katanya dari fansku.
"Kami menunggu iced americano besok pagi, Tuan Moon."
Kuberikan senyum dan tundukan kepala tanda mengiyakan sekaligus berpamitan.
Mobil yang kukendarai sudah berhenti di garasi rumah yang kutinggali seorang diri.
"Ah, bagaimana aku bisa membawa semuanya?"
Kuputuskan untuk menggelar karpet di samping mobilku setelah pergi membersihkan diri. Untung saja desain garasi ini tertutup, jadi tidak akan ada yang melihatku memakai celana pendek dan slipper yang kubawa dari hotel. Aku mengangkat kardus-kardus besar itu dari bagasi dan kursi penumpang ke sisi karpet yang sudah kusiapkan.
Untung saja hanya ada empat kardus besar. Yang lain berukuran tanggung, sehingga aku tidak terlalu keberatan saat memindahkannya.
"Okey, ayo mulai." Kataku seorang diri.
Aku mulai mengambil barang-barang yang ada di dalam kardus.
Cukup bervariasi. Ada boneka dari ukuran mini hingga sebesar setengah ukuran kulkas dua pintu. Ada kotak musik, beberapa souvenir seperti botol minum, lalu ada plushie, totebag, bunga plastik, beberapa topi, dan bahkan ada juga yang memberiku jam tangan dan sepatu sport mahal. Yang paling banyak adalah surat. Surat yang dibungkus dengan amplop berwarna warni.
"Bagaimana mereka tau ukuran sepatuku?"
"Memiliki fans sedikit menyeramkan."
Aku mulai membaca surat-surat itu, yang kurasa ada ratusan.
Ada satu amplop berwarna hitam dengan sedikit corak keemasan di pinggirnya. Sangat menarik. Aku memutuskan untuk membaca yang satu ini.
"Aku menyukai tulisanmu, Full Moon-ssi! Bagaimana bisa kau menulis dengan begitu indah? Perasaanku terbawa begitu saja saat aku membaca baris demi baris, kalimat demi kalimat. Kau pintar membawa suasana! Aku memcintai gaya tulisanmu! Apakah kau juga sebaik itu di dunia nyata? Ah, aku sangat penasaran denganmu, Full Moon-ssi. Apa kau seorang yang hangat? Aku bisa menebak itu karena tulisanmu selalu menghangatkan hatiku. Kuharap kita bisa bertemu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Oneshoot] Ilyoung ✔
FanfictionA compilation of stories between Taeil and Doyoung