Moon Taeil.
Nama yang sangat disegani dan tidak asing di dunia gelap, seorang bos mafia sekaligus pemegang gelar pria-yang-tidak-pernah-kalah-di-balik-kemudi. Ia adalah taring dari segala kelompok mafia. Meski tampilannya sederhana dan tidak seberapa, tapi jangan remehkan seorang Moon Taeil. Ia pria berkuasa di jalanan, maupun dalam hal memegang pisau lipat sekalipun.
Meski ia seorang bos besar, Taeil juga berperan penting dalam kehidupan balap liar, demi mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia tidak segan turun tangan untuk melindungi apa yang ia punya, dan apa yang ia inginkan.
Pria itu memiliki kepribadian yang kuat. Semua anak buahnya takluk dengan hanya sebatas kedipan mata.
Saat ini Taeil dan antek-anteknya sedang menghadapi gerombolan yakuza dari Jepang, yang dipegang oleh pria bernama Nakamoto Yuta.
Taeil duduk tenang di ujung meja persegi panjang. Ruangan dengan pencahayaan yang minim dan dingin, membuat suasana tegang dari kedua belah kubu. Yuta, menggigiti ujung ibu jarinya untuk mengurangi rasa tegang yang sedang menyelimuti.
"Akui saja. Dan berikan taruhanmu." Ucap Taeil dengan nada setenang mungkin.
Yuta merasa dipojokkan.
Ia tidak memiliki pilihan lain selain menyerahkan barang berharganya, black tourmaline gemstones.
Yuta kalah telak dalam taruhan kali ini.
Pria bermarga Nakamoto itu menyuruh salah satu anak buahnya untuk menyerahkan sekotak batu berwarna hitam di hadapan Taeil.
"Bagus. Pilihanmu sangat bijaksana, Nakamoto." Taeil senang.
"Jangan anggap ini sebuah akhir dari permainan, Moon. Kita belum selesai." Yuta enyah dengan raut penuh amarah. Ia kesal batu berharganya jatuh ke tangan bos mafia itu.
"Kita harus mencari kelemahannya." Ucapnya lirih.
"Baik." Respon Kun, tangan kanan Yuta.
🌙🌙
Di sisi lain, Taeil beserta pasukannya dalam perjalanan pulang ke mansion megah yang berada di pinggir kota.
"Tuan, rumah sakit yang Anda bangun dua tahun lalu di Busan sudah selesai dibangun. Anda perlu datang ke acara pembukaannya." Minhyung, asisten pribadi Taeil memberikan laporannya.
"Panti asuhan di Jeju juga sudah sembilan puluh persen selesai."
Taeil hanya mengangguk menanggapi.
"Tuan tidak datang?"
Taeil menggeleng.
"Ah, baiklah. Biar Taeyong hyung saja yang datang."
Taeil mengangguk lagi, mengiyakan.
"Oh iya, Tuan. Apakah Anda ingin menjenguk ke pusat kota?"
Pria bermarga Moon itu berpikir sejenak,
"Putar balik." Ucapnya singkat.
🌙🌙
Kim Doyoung, pegawai mini market di pusat kota sedang merenggangkan otot-ototnya yang mulai pegal. Ia bekerja seharian agar mendapat gaji lebih. Ia bisa pulang sekitar lima belas menit lagi.
"Bersiap-siaplah, aku tau kau bekerja seharian." Kata Jaehyun, teman kerjanya di mini market.
"Apa kau tidak apa-apa?"
"Lima belas menit bukan waktu tambahan yang lama, Kim. Santai saja denganku."
Doyoung menurut. Lagipula tubuhnya memang butuh istirahat maksimal. Ia tidak ingin jatuh sakit dan menghabiskan lebih banyak uang untuk berobat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Oneshoot] Ilyoung ✔
FanfictionA compilation of stories between Taeil and Doyoung