WARNING!
Konten mpreg dan banyak gula bertebaran!
Yang kontra dengan konsep mpreg harap enyah karena Macaroon tidak menerima hujatan dalam bentuk apapun.Enjoy ^^
Udara pagi itu terasa sedikit lebih hangat dari biasanya. Mungkin karena musim semi akan menggantikan posisi salju yang sempat menemani beberapa bulan terakhir. Dedaunan mulai menghijau, kuncup bunga mulai bermunculan di sana sini di sela salju yang mencair, membuat pemandangan semakin apik.
Taeil bangun dari tidur malam yang cukup nyenyak. Badan kecilnya menggeliat sambil mengerjapkan mata, mencoba untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Tidak sadar tangannya menampar wajah seseorang yang tidur di sampingnya, pria manis berwajah seperti kelinci.
Pria itu terkejut, lalu membuka matanya malas.
"Sakit." Sungutnya sambil mengusap wajah yang terkena tamparan, lalu kembali memejamkan matanya.
"Maafkan aku. Benar-benar tidak sengaja." Ucap Taeil sambil mengecup kening pria di sampingnya.
Ia tersenyum melihat wajah damai istrinya itu.
Ya, Taeil sudah berstatus sebagai suami dari Kim Doyoung.
Oh bukan, Moon Doyoung.
"Sayang.." Panggil Doyoung dengan suara serak khas bangun tidur.
"Hm?" Taeil mengusap rambutnya lembut.
"Dingin."
Taeil tersenyum, lalu memeluk Doyoung lembut.
"Ini sudah agak siang. Kau harus memasak atau--"
Belum selesai Taeil bicara, ketukan keras yang berasal dari pintu kamar mereka terdengar sangat tidak sabar.
"AYAAAAAH! IBUUUUUUU! AKU TAU KALIAN SUDAH BANGUN! AKU LAPAAAAAAR!!" Teriak Haechan, putra kedua mereka.
Taeil mengulum bibir, tau sekali jika putranya akan melakukan hal itu jika ia dan Doyoung tidak segera keluar kamar diatas pukul tujuh pagi.
Doyoung terkikik,
"Anak itu tidak pernah gagal untuk membangunkan kita."
Ketukan semakin brutal.
"KAMI LAPAAAAAR! IBUUUUUU!" Lanjut Haechan.
"Kau ini, jangan berisik nanti Ayah dan Ibu jantungan, lalu sakit, lalu tidak bisa memasak. Pelan saja." Mark, putra pertama mencoba menenangkan saudaranya.
"Kalau begitu buatkan aku sarapan."
"Kau tau sendiri aku tidak bisa memasak. Bahkan menggoreng telur saja aku tidak bisa."
"Payah."
"Buatkan toast dengan telur saja."
"Baiklah, baiklah. Aku akan membuat untuk mereka juga."
"Aku akan membantumu menggoreng tel-"
"TIDAK USAH!"
"Hehe, kalau begitu aku akan membuat teh hangat."
"Mork yang pintar."
"Tapi aku ingin mencoba menggoreng telur lagi."
"TIDAK!" Haechan berlari ke dapur disusul kakaknya.
Doyoung dan Taeil tertawa tertahan mendengar celoteh kedua putra mereka.
"Menggemaskan." Kata Doyoung yang masih tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Oneshoot] Ilyoung ✔
FanfictionA compilation of stories between Taeil and Doyoung