05.40

7.2K 885 235
                                    

"Hyung tidak lapar?"

"Hyung, aku sudah memasak makanan kesukaanmu."

"Hyung, kau pasti lelah. Biarkan aku memijat bahumu."

"Hyung, kenapa kau tidak bilang jika kancing jasmu lepas? Aku bisa menjahitnya kembali."

"Hyung, bajumu koyak. Apa kita harus membeli yang baru?"

"Seharusnya aku memakaikan kemeja yang baru kubeli, Hyung. Agar kau tetap terlihat tampan."

"Hyung, aku baru tau kau suka bunga."

"Hyung, kau tampan mengenakan setelan jas seperti ini."

"Hyung, harimu indah?"

"Hyung, apa kau sedang memimpikanku?"

"Hyung, apa kau merindukanku?"

"Hyung, kau masih marah? Kenapa diam saja?"

"Hyung--"

"H-hyung.."

Rentetan kalimatnya terhenti, berganti dengan isakan kecil yang tertahan.

"H-hyung, tidakkah kau ingin menatapku sebentar saja?"

"Aku merindukanmu, Hyung. Sangat merindukanmu." Tangannya terulur untuk membelai wajah yang pucat itu.

"Doy, istirahat dulu. Sudah tiga hari kau tidak beranjak dari sana." Ucap Taeyong, sepupu Doyoung.

"Hyung sedang ingin kutunggui." Katanya masih sambil membelai pipi hyungnya itu.

"Doy, setidaknya kau harus makan. Taeil hyung juga akan sedih jika melihatmu seperti ini."

Doyoung menghentikan aktivitasnya dan menoleh pada Taeyong. Ada sedikit amarah dalam tatapannya.

"Kau tau apa tentang Taeil hyung?! Ia membutuhkanku disini. Ia ingin mendengarkanku, ia ingin selalu aku temani. Ia ingin melihatku hari ini, besok, lusa, dan seterusnya. Kau tak tau apa-apa Taey."

"Baiklah, aku minta maaf. Tapi makanlah. Aku mohon, makanlah sedikit saja."

"Taey, aku tidak bisa menelan makananku. Apa aku masih tetap bisa makan enak sedangkan Taeil hyung tidak?"

"Doy-"

"Apa aku masih bisa menelan makananku sedangkan Taeil hyung tidak?!"

"Maksudk-"

"Kau tidak memiliki perasaan, Taey."

Taeyong berjalan mendekat menghampiri saudaranya dan memeluknya dengan erat.

"Doy, Taeil hyung akan sedih jika melihatmu begini."

Doyoung meronta, tapi pelukan Taeyong semakin erat. Tenaganya tidak cukup besar untuk melawan Taeyong.

"Doy, bisa kau lihat wajahnya yang damai, hm? Hyung sudah tidak sakit. Hyung sudah bebas."

"Lepaskan, nanti Taeil hyung marah melihatku dipeluk lelaki lain!"

"Doy, kau boleh bersedih. Tapi tolong, jangan seperti ini."

"Aku mohon lepaskan aku.. hiks.. aku tidak ingin Taeil hyung marah."

Taeyong melonggarkan pelukannya dan menangkup pipi Doyoung yang sudah basah.

"Hey, hyung tau aku saudaramu. Ia tidak akan marah."

"Tapi lihat, hyung tetap diam saja. Ia selalu diam saat marah, Taey. Aku takut Taeil hyung marah."

Taeyong kembali memeluk tubuh Doyoung, mengusap punggungnya dengan lembut.

[Oneshoot] Ilyoung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang