6

2.3K 208 5
                                    

━━━━━━━━ ⸙ ━━━━━━━━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━━━━━━━━ ⸙ ━━━━━━━━

ꟷ14 Mei, 19.00

Sudah hampir dua minggu Haechan menghilang dari kehidupan sebelumnya. Sedikit demi sedikit ia mulai berteman dengan keadaannya sekarang; hidup sederhana, tanpa sahabat. Haechan bisa untuk hidup sederhana, tapi ia meragukan bisa hidup tanpa sahabat. Jujur saja, Haechan tidak menginginkan mereka untuk jauh dari dirinya. Tapi sulit menerima pikiran di benak Haechan jika ia tidak menjauh maka ia akan membuat mereka susah.

Angin malam yang dingin menerpa kulit tan Haechan. Danau yang disinari lampu temaram, bintang yang berkilauan dengan sempurna, dan jauh disana cahaya kota bersinar indah. Tenang dan damai. Rasanya menyenangkan bisa menghilang sejenak dari masalah.

Mengenai sekolah, Haechan sudah tidak masuk hampir satu minggu. Haechan lebih memilih bekerja saat itu, alasan lainnya ia tidak masuk adalah ia ingin menjauh dari sahabatnya. Haechan sadar tidak bisa terus menghindar dari mereka karena tak bisa selamanya ia membolos, dan pasti ia akan selalu bertemu dengan mereka. Haechan terpaksa harus berbohong kepada orang tuanya bahwa ia bersekolahn namun nyatanya ia bekeja.

"Ternyata lu disini." Suara seseorang terdengar membuat Haechan langsung menengok ke belakang.

Ternyata dia Mark. Bagaimana dia tahu Haechan berada disini?

Haechan diam tidak menjawab dan kembali menatap danau lagi. Tanpa permisi Mark langsung duduk di sebelahnya begitu saja. Haechan kira Mark akan langsung marah begitu saat bertemu lagi setelah tidak berjumpa begitu lama dengannya, tapi Mark sekarang justru diam, menatap ke arah pandangan yang sama.

Beberapa menit berlalu, keheningan masih menyelimuti mereka berdua. Haechan masih menunggu Mark untuk berbicara kepadanya walaupun ragu.

Terdengar Mark menghembuskan nafas, kemudian tersenyum.

"Lu liat rasi bintang itu gak, Chan," ucap Mark sambil menunjuk sebuah rasi bintang di langit. Haechan tidak menjawab namun matanya mengikuti arah tunjukkan Mark.

Mark kembali melanjutkan, "rasi bintang itu namanya Leo. Rasi bintang itu melambangkan singa dengan kekuatan yang luar biasa. Indah, ya?"

"Lu tau gak sih, rasi bintang itu kumpulan dari beberapa bintang yang membentuk suatu konfigurasi khusus. Dan kalau diamati, sebuah rasi bintang tidak bisa menjadi rasi bintang bila ada satu bintang yang tidak ikut bersinar, atau mungkin hilang. Bener gak sih gua? Hahaha."

Haechan tersenyum tipis, ternyata tidak banyak yang berubah dari Mark sejak Haechan menjauh darinya. Dia masih Mark yang sama yang dikenal Haechan selama ini.

"Contohnya rasi bintang yang gua bilang tadi. Bila ada satu bintang yang tidak bersinar, apa masih bisa disebut Leo? Rasi bintang Leo tidak akan indah apabila tidak ada satu bintang yang bersinar, dan sebaliknya akan sangat indah jika semua bintang dari rasi bintang Leo bersinar."

Mark mengalihkan pandangannya kepada Haechan. "Lu ngerti apa yang gua maksud kan, Chan."

Tentu saja Haechan mengerti apa yang dimaksud Mark. Tapi tetap saja, tekad Haechan sudah bulat untuk menjauh dari sahabatnya.

"Maaf, Mark." Haechan bangkit dari tempat duduknya.

"Namun bintang yang tak bersinar pun tahu, daripada menjadi parasit diantara bintang bersinar lainnya. Lebih baik ia menghilang dan menjatuhkan dirinya."

Haechan pun pergi, meninggalkan Mark dengan keheningan malam. Mark menyenderkan punggungnya sambil mengacak rambutnya kasar.

"Cara apa lagi yang harus gua lakuin buat bikin lu sadar kalau kita peduli dan kita gak mau kehilangan lu sebagai sahabat, Chan."

━━━━━━━━ ⸙ ━━━━━━━━

━━━━━━━━ ⸙ ━━━━━━━━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
friendship; lee haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang