Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
━━━━━━━━ ⸙ ━━━━━━━━
ꟷ5 Juni, 23.30
Haechan yang sudah akan terlelap ke alam mimpi, tiba-tiba terbangun karena handphone-nya berbunyi. Mata Haechan memicing melihat jam di sebelahnya, sudah hampir tengah malam.
Orang gila mana yang nelpon gua jam segini? ujar Haechan kesal. Ternyata yang menelpon Haechan adalah Renjun, ada apa dia menelponnya jam segini?
"Haꟷ"
"ECHAAAN!" terdengar Renjun berteriak dari sana. Apa yang terjadi dengannya?
Perasaan Haechan langsung memburuk.
"Ada apaan, Jun?!"
"Mark, Jeno!"
"Mark kenapa, Jun? Jeno juga kenapa?Apa yang terjadi sebenarnya?!"
"Mereka berdua berantem, Chan!"
Haechan diam. Satu kelemahannya; ia paling tidak bisa melihat sahabatnya bertengkar.
***
Setelah mendapatkan alamatnya dari Renjun, Haechan langsung berangkat ke tempat kejadian. Tak habis pikir Haechan, bagaimana bisa sahabat satu sama lain berkelahi. Haechan mempercepat langkahnya, kadang ia berlari sesekali agar bisa lebih cepat sampai.
Emang dasar bego kalian, bisa-bisanya lu berdua berantem padahal sahabat. Liat aja pas gua nyampe nanti.
Tiba ditempat kejadian, tanpa berbicara sepatah kata Haechan langsung saja melepaskan pukulan ke Mark dan Jeno. Jeno meringis kesakitan sambil memegang sebelah pipinya, sedangkan Mark hanya diam.
"LU BERDUA APAAN, SIH?! CHILDISH TAU GOBLOK!"
Emosi Haechan kembali memuncak. "KALAU PUNYA MASALAH ITU DISELESAIN BAIK-BAIK, BUKANNYA BERANTEM KAYAK GINI BEGO! BUAT APA LU SAHABATAN TAPI KALAU UJUNGNYA HANCUR."
Kini emosinya tak setinggi tadi, tapi kali ini justru Haechan rasanya ingin menangis.
"Mark, Jen..." Haechan terduduk lemah di tanah sambil menutupi wajahnya yang siap meneteskan meneteskan air mata. "Lu itu sahabat baik gua, gua gak mau ngeliat kalian berantem. Karena gua paling gak bisa liat sahabat gua berantem."
Haechan masih menutupi tangisannya dengan kedua telapak tangannya. Ia juga masih menantikan mereka berdua untuk berbicara sesuatu kepada Haechan setelah ia berbicara tadi.
"Chan," akhirnya Mark berbicara, perlahan Haechan membuka kedua telapak tangannya. Yang ia dapati sekarang adalah semua sahabatnya berkumpul dengannya dan Mark yang membawa kue ulang tahun dengan lilin di atasnya.
Haechan ulang, kue ulang tahun?
Siapa yang berulang tahun sekarang?
"HAPPY BIRTHDAY LEE HAECHAN!" teriak semuanya dengan serempak.
Oh jadi yang ulang tahun Lee Haechan. Eh bentar, kok nama itu gak asing ya. EH ITU KAN GUA. BERARTI SEKARANG GUA ULANG TAHUN? batin Haechan.
"Gua?" tunjuk Haechan kepada diri sendiri. "Ulang tahun?"
"IYA MALIKA LU ULTAH ASTAGA!" teriak Jisung, dia rasanya ingin menceburkan Haechan ke kolam jika sekarang bukan malam.
Setelah itu terlihat kembang api dari seberang danau yang bertuliskan 'HBD ECHAN'
Ingin menangis, tapi Haechan sudah menangis duluan sebelumnya. Sahabatnya ini, ah, Haechan tidak bisa mendeskripsikannya. Walaupun tidak sempurna mereka tetap akan melakukan yang terbaik, apapun itu.
Gua jahat, gua bodoh, kenapa gua justru bisa berpikir buat ninggalin mereka. Harusnya gua jaga mereka seperti keluarga. Gua emang bego.
"Udah nyalahin diri sendirinya?" tanya Renjun seakan tahu apa yang dipikirkan Haechan.
Haechan menggeleng. "Gua gak akan bisa berhenti buat nyalahin diri sendiri. Gua terlalu jahat buat kalian."
"Hey, listen to me," ucap Mark. "Keadaan lah yang buat lu seakan terlihat jahat. Stop blaming yourself, okay?"
Haechan melihat semua wajah sahabatnya, tidak ada yang sedang bercanda saat ini. Akhirnya Haechan meyakinkan dirinya untuk tidak menyalahkan diri sendiri, walau sedikit rumit.
"Best friend for ever?"
Dengan yakin Haechan menjabat tangan Mark sambil tersenyum. "Best friend for ever."
Setelah itu terdengar bunyi riuh yang berasal dari sorakan, terompet, dan lebih banyak kembang api. Ah, Haechan sangat senang sekali. Bisa berkumpul lagi seperti ini membuatnya sangat bahagia. Sedetik kemudian, sebuah kue ulang tahun sudah terkapar di wajahnya.
Ah kampret.
"Wellcome back, Echan."
"YEAY!"
"YUHUUU!"
"Eh, bentar. Gua punya banyak pertanyaan," kata Haechan. "Kalian bisa lolos kerja di tempat gua gimana? Kalian bisa nyusun skenario gila sampe gua nangis kayak gini gimana? Kalian biꟷ"
"Apa sih yang gak bisa kita lakuin sedang ada Tuan Muda Zhong Chenle bersama kita. Haha," ujar Jeno sambil menatap Chenle, Chenle tersenyum bangga.
"Chan." Mark mendekati Haechan kemudian memukul wajahnya. "Sorry ya, anggap aja itu hukuman karena lu sok-sokan segala menjauh dari sahabat lu yang ganteng dan kece ini."
"Santai aja, Mark. Guys, sekali lagi gua minta maaf, ya?"
Mereka semua mengangguk dan tersenyum.
"Gengs, sini kumpul kita tos bareng." Suara Mark mengintrupsi, merekapun lalu berkumpul membuat lingkaran. Satu tangan mereka diletakkan ditengah.
"Yo Dream!" Mark berteriak.
"Jjeoreo juja fighting!"
"YO DREAM!"
"JJEOREO JUJA FIGHTIIIING!"
*** ❝A true friend is someone who knows what we need without having to ask for it.❞
-Lee Haechan.
━━━━━━━━ ⸙ ━━━━━━━━
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.