05

3.5K 443 41
                                    

Aeri mengenakan turtleneck sebelum mengenakan jaket parka milik Yoongi. Jaket itu sempat ia bawa karena Yoongi memberikannya ketika ia mendadak merasa kedinginan, dan berakhir demam. Ternyata pesan yang Yoongi sampaikan adalah ini. Leher yang di terdapat bekas kebuasan Jimin yang memangsa lehernya bak vampir yang sedang kehabisan darah. Ia bersemu, mengapa Yoongi mengingatkan hal yang seperti ini sih? Jika memakai syal membuat curiga, Aeri memutuskan untuk memakai turtleneck saja, lalu menggerai rambut cokelatnya yang panjang.

Menemukan Jimin tengah memasukkan pakaian di keranjang cucian ketika ia akan pergi, ia mengembuskan napas.

"Bisa bicara sebentar?"

Jimin lantas mengangguk. Jimin sendiri menyadari bahwa semalam ada hal yang telah ia langgar, seperti menyentuh Aeri. Namun, apa yang salah menyentuh istrinya sendiri? Karena Jimin paham, alasan Aeri seperti itu.

"Apa yang membuatmu menangis kemarin?" Pertanyaan Aeri membuat Jimin seketika terdiam. Mendengar hal itu, Jimin teringat perihal semalam, dimana ia menangis tiba-tiba didepan Aeri. Bagaimana saat itu Aeri menyebut nama Han Seungyeon, seseorang yang pernah masuk ke dalam kehidupan mereka, ia menyebutnya dengan masa lalu.

"Aku tidak tahu." Jimin menjawabnya sambil memakai pakaiannya di depan Aeri. Jimin sungguhan tak mengerti apa yang terjadi padanya, karena ia sangat takut untuk membicarakan hal yang berkaitan dengan masa lalu mereka menyebabkan ia meluapkan emosi berlebihan.

"Apa itu tentang Han Seungyeon?"

Menggeleng lagi, Jimin kemudian duduk di sisi ranjang, berseberangan dengan Aeri yang duduk di atas sofa tidur.

"Aku tahu."Jimin tercekat, tenggorokannya terasa gersang. Kendati masa lalu yang menggerogoti jiwanya, ia harus mengungkapkan bagaimana kejelasannya. Ia tahu dulu ia sangat bodoh. Tak mengelak fakta bahwa waktu ia jatuh cinta dengan Seungyeon, ketika ia masih menjalin hubungan dengan Aeri.

Ia merasa ia memang egois. Setelah Aeri meninggalkannya, ia mencarinya. Meminta maaf dengan segala kebodohan yang membuat ia memutuskan salah satu cara. Melaksanakan pernikahan yang membuat Aeri menjadi sangat membencinya. Kendati orang tua Jimin hanya tahu mereka putus karena jarak yang memisahkan.

"Aku memang bodoh. Aku hanya terbutakan kesenangan sesaat. Maafkan aku."

Jimin memandang sepasang manik kembar yang Aeri memerah. Ia menatap Jimin dengan benci, marah, sedih, menjadi satu. Pun menangkap raut wajah yang tak terdeskripsikan tapi tersirat lelah.

"Tidakkah kau tahu saat kau menandaiku sebagai milikmu, aku masih terbayang bagaimana kau menyentuh Seungyeon didepan mataku?"

Air mata Aeri merebak ketika mengutarakannya. Seperti tertusuk seribu duri, Jimin merasa tertohok dengan ucapannya. Seperti luka yang terbuka kembali, Jimin menorehkan kesalahan lagi. Pun ia menghampirinya, berjongkok di hadapan Aeri. "Uljima."

Jimin ikut menangis karena melihat air mata Aeri, lalu mengusap lembut dengan tangan yang gemetaran. "Mianhae."

"Pernikahan ini takkan berhasil, menyerah saja," ungkap Aeri, kelewat datar, tapi Jimin sudah terbiasa. Hanya saja, kali ini perkataannya lebih-lebih menyakitkan Jimin karena Aeri seperti mengungkapkan bahwa selama pernikahan ini, Aeri tidak mencintainya kembali. Seperti tidak ingin mengulang kisah yang dulu lagi.

Min Yoongi. Di benak Jimin, apa Yoongi berhasil membuat istrinya berpaling?

"Pernikahan ini, hanya membawa derita untukmu dan untukku. Bahwa setiap detik yang kau habiskan untukku adalah sia-sia. Membuat semua keluarga percaya bahwa kita baik-baik saja. Apa yang menyenangkan, Park Jimin? Bukankah kau bisa mencari yang lebih dariku? Kau bahkan bisa menjalin hubungan dengan yang lain tanpa sepengetahuanku."

Fake LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang