Jimin entah keberapa kali mengungkapkan kekesalannya lewat dengusan sebal. Mencoba ingin menguping pembicaraan antara Aeri, sang istri dan Yoongi. Namun, tampaknya nanti Yoongi malah mengejek kalau-kalau nanti ketahuan, mengatakan dirinya terlalu posesif dan pecemburu. Daripada itu, lebih baik ia mandi, sebelum mereka kembali dari taman belakang rumah.
Membuka baju seraya mengalungkan handuk ditengkuknya, ia melewati ponselnya yang berdering di atas nakas. Jimin mengernyit ketika melihat nomor yang tidak dikenal yang menelepon, dirinya menimbang-nimbang dilema; ingin angkat atau tidak. Jelas saja, ia takut jika telepon ini nanti membawa pengaruh buruk.
"Yeoboseyo..."
***
Yoongi mengamati Aeri yang begitu bersemu. Setelah ia mengatakan bahwa sepertinya mengganggu momen mesra mereka, gadis itu mengelak dan berusaha menyembunyikan rona merah yang kentara di pipinya. Yoongi sebenarnya muak, tetapi ia begitu menyayangi Aeri."Aeri...."
"Ne?"
Aeri tak sengaja melihat senyum pilu dari seorang Min Yoongi. Pria yang selalu menampilkan wajah datar khasnya, seseorang yang tak peduli dengan perkataan yang keluar dari mulutnya menyakiti orang lain atau tidak, seseorang yang begitu dingin tapi selama ia mengenalnya. Pria itu sebenarnya orang yang perhatian. Walaupun sekarang ia menyembunyikan wajahnya yang terlihat murung, tapi matanya yang hitam legam tak bisa berbohong.
"Istriku kabur dari rumah," celetuk Yoongi tiba-tiba.
"Mwo?!"
Tentu Aeri kaget bukan kepalang. Apakah ini karena gara-gara Yoongi dan istrinya selalu bertengkar kemarin seperti yang diceritakannya? Namun, ia pun tak tahu, harus menanggapinya seperti apa. Selama ini, ketika ia dengan Jimin bertengkar pun masalah mereka pun tak berujung. Pun ia sama sekali tidak berniat untuk pergi. Karena ia merasa rasa cinta itu sudah kembali dari awal pernikahan, tapi ia menutupinya dengan rasa benci.
Melihat Aeri yang diam, Yoongi melanjutkan perkataannya.
"Ingin dengar sesuatu? Mengapa selama ini aku menyembunyikan Sera darimu."
Yoongi mengamati ekspresi Aeri, ada kata segan yang mampu menahan egonya. Namun yang ia lakukan semuanya malah memburuk. Memburuk untuk kehidupan yang ia jalani. Yoongi bahkan sepertinya tidak mempunyai kesempatan untuk memberi penjelasan terhadap sang istri.
"Karena ini semua berhubungan dengan hubunganmu bersama Jimin."
Lalu Aeri pun, mematung stagnan. Memberi tatapan penuh pertanyaan seperti yang Yoongi duga.
***
Jimin tergesa-gesa menaiki tangga darurat. Seperti layaknya dikejar massa, ia berlarian lalu berhenti di depan meja resepsionis dengan napas tersendat. Ini akibat dari perkataan Seungyeon yang meneleponnya tadi, mengatakan bahwa Juhoon mengalami kecelakaan kecil. Ia langsung bertanya dimana ruangan Juhoon dirawat.
"Ruangan nomor 123, Tuan."
Entah tidak memikirkan yang lain, ia bergegas mandi dan tidak sempat menemui Aeri meminta ijin keluar, meninggalkan istrinya bersama sahabatnya itu.
Oh, iya. Bersama sahabat ya? Jimin mengepalkan tangannya kesal. Ia lupa sekelebat gara-gara hal ini. Kenapa ia meninggalkan istrinya dengan pria lain? Apa yang dilakukannya?
"Jimin, akhirnya kau datang."
Seungyeon memeluk Jimin dengan erat ketika ia membuka pintu ruangan dengan pikiran kemana-mana. Jimin bahkan tak menolak ketika wanita itu memeluknya. Ia malah tertegun, melihat sosok kecil yang manis terduduk dengan selang infus di tangannya. Apalagi buntelan kecil itu membuat hatinya bergetar karena kata-katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love
Fanfiction[REMAKE] Park Jimin dan Jung Aeri, hubungan mereka terjalin karena keegoisan, kesalahpahaman, namun mereka mempunyai cara untuk meredamnya. Tapi Jimin tak bisa mengelak ketika suatu harapan yang lain datang padanya, membawa kebahagiaan yang lain hin...