🍂 7. Who are You

1.1K 173 56
                                    


Pandangannya tak pernah ia lepaskan dari sosok yang sedang duduk di hadapan dua orang petugas yang terus menerus memberikan pertanyaan.

Dan berulang kali pula sosok laki-laki itu tak mengubah jawabannya.

Ia lupa.

Tak mengingat sedikitpun apa yang telah terjadi padanya dalam kurun waktu dua minggu yang misterius itu.

Semuanya seakan terhapus dari ingatannya begitu saja.

Dokterpun mengatakan bahwa kemungkinan hilangnya ingatan tersebut dikarenakan kejadian yang begitu traumatis yang mungkin dialami oleh Siwon saat itu.

Beberapa hari berlalu namun ingatan Siwon tak kunjung kembali.

Kedua orang tua mereka akhirnya hanya bisa pasrah.

Mereka memutuskan tak akan membuang waktu lebih banyak hanya untuk berkutat pada hal yang mungkin malah bisa menghancurkan kehidupan mereka.

Toh Siwon kembali dalam keadaan yang baik tanpa kekurangan suatu apapun.

Hal yang mengganjal dalam pikiran mengenai kejadian apa yang telah menimpa putra mereka, serta merta mereka enyahkan demi kewarasan keluarga tersebut.

Ketika semua orang berusaha menjalani hidup seperti biasa, Sehun pun berusaha melakukan hal yang sama.

Ia berjanji akan menjalani harinya seakan kejadian buruk itu tak pernah terjadi.

Sehun kembali tidur bersama sang kakak, bercanda seperti biasa, kembali belajar untuk mengejar ketinggalannya.

Sang kakak sendiri tak jauh berbeda dari sosok yang selama ini ia ingat.

Kehangatan yang selalu ia tunjukkan untuk Sehun tak pernah berkurang.

Ia kembali menjadi sosok kakaknya yang sempurna.

Hari itu keduanya sarapan berdua.

Kedua orang tua mereka tak berada di rumah.

Mereka kembali disibukkan dengan pekerjaan yang telah menumpuk.

Keduanya makan dengan lahap.

Sehun sibuk melahap telur yang ia potong dengan cepat.

Hampir tersedak karena suapan yang terlalu cepat.

" Pelan-pelan makannya Hunnie...tak perlu terburu-buru..." ujar Siwon mengangsurkan segelas air putih ke arah Sehun.

Sehun buru-buru meminum air putih itu dalam sekali teguk.

Hampir kehabisan napas, karena tenggorokannya terasa tercekat.

Begitu napasnya mulai normal, ia mengusap mulutnya dengan serbet makan dengan hati-hati.

Dilihatnya sang kakak yang masih mengawasinya dalam diam.

" Terimakasih Hyung..."

Kakaknya tersenyum.

Setelah Sehun kembali makan, lantas Siwon kembali menyantap sarapannya.

Sehun yang sudah merasa tak terlalu bersemangat untuk kembali makan, sibuk dalam pikirannya sendiri.

" Hyung..."

Siwon menoleh ke arah Sehun.

Namun Sehun terdiam sejenak.

" Kau tahu kami semua mencemaskanmu..."

Siwon menatap Sehun lebih lama.

Lalu bersuara.

" Maafkan aku..."

Forever : We're All SinnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang