Part 25 - Let's Die Together Bro

215 32 2
                                    

Happy Reading, chingu 😁

Thanks vote and comment my fanfic,

BLACK N' WHITE LOVE
Part 25

💎💎💎

Suasana berkabung menyelimuti rumah duka yang tampak tidak terlalu besar. Semua orang memakai seragam serba hitam. Secara bergantian tamu yang menyelawat menatapi pigura sosok yang telah meninggalkan keluarganya tanpa sempat pamit.

Wanita yang berduka dengan duduk memojok di sudut ruangan, tanpa mau didekati oleh siapapun. Ia menangis sejadi-jadinya, mengekpresikan kehilangan sedalam-dalamnya atas kepergian sosok dalam pigura foto besar itu.

Tangisan dari Soeun tampak memilukan, mengiris hati siapapun yang mendengar. Namun tidak ada satu pun yang bisa melangkah untuk mendekatinya. Tidak layak untuk meminta wanita itu tabah menerima takdir yang menimpanya. Mereka tidak berada di situasi yang dihadapi Soeun.

"Semua salahku, semua salahku," Soeun masih menangis dengan posisi duduk menekuk lututnya.

"Soeun, mianhae," ucap seorang namja tinggi menghampirinya. Soeun menatapi namja itu dengan perasaan bencinya.

Flashback

"Kim Taemin!!!"

Suara menggelegar besar itu berasal dari sang ayah usai melihat ruang tamu yang sejam lalu dibersihkannya bersama istrinya, kini tampak berantakan kembali, tepatnya setelah ia pulang menemani belanja. "Astaga anak ini," Taehyung hilang keseimbangan sambil memegangi dada kirinya. "Lama-lama aku bisa kena darah tinggi Chagi, atau mungkin kena serangan jantung,"

"Ngomong apa sih?" Soeun segera mengambil rotan panjang dan tipis dari kantong belanjaannya. Taehyung terheran melihatnya. Sewaktu menemani Soeun ke pasar pertanyaannya tidak dijawab mengapa membeli benda itu.

"Kim Taemin!! Kemari!!" Soeun membentak sambil memukul meja dengan rotan tersebut. Biasa dipakai guru untuk menunjuk papan tulis atau alat memecut. "Kim Taemin!! Eomma hitung sampai tiga, kalau tidak muncul juga Eomma yang menghampirimu!!"

"Nee Eomma," Taemin yang bersembunyi dibalik gorden itu merunduk dan segera menghampiri ayah dan ibunya yang duduk di lantai. "Angkat kaki celanamu sampai lutut," suruh Soeun.

"Mau apa chagi?" Taehyung memegangi rotan itu. Soeun melepaskan kasar sambil menatap marah pada Taehyung. "Kau tahu nampyeon? Aku tidak mau mengulangi kesalahan ayahmu mendidikmu,"

"Kesalahan ayahku yang mana?" Taehyung tersinggung.

"Memanjakanmu. Walau ayahmu katanya pernah membentakmu, tapi itu tidak memberikan efek kan? Kalau lagi benar Taemin akan diam, tapi kalau sifat melawannya bergejolak, bentakan sekeras apapun darimu tidak mempan,"

"Benar sih," Taehyung mengusap tengkuknya dengan ekspresi malu. "Nah, Taemin, Appa angkat tangan loh, semuanya Appa serahkan ke Eomma,"

"Appa jahat!!" Taemin mendengus kesal. Lalu ditatapinya ibunya dengan nyali ciut. Ia mengusapi kedua tangannya. "Ampun Eomma, Tae gak bakal nakal lagi Eomma,"

"Kata-kata itu sering Eomma dengar," Soeun bersedekap tangan. "Chagi, dia masih 4 tahun loh," bisik Taehyung. "Kau mau menggantikannya?" Soeun menoleh dengan sinis. 10 untuk Taemin, berarti 100 untuk Appa-nya, gimana?"

"Oh hapeku bunyi!!" Taehyung segera berdiri dan berlari kecil menuju kamarnya. "Cih, aku tidak mendengar apapun!" omel Soeun kesal. Lalu ia menatapi Taemin sementara dua anak yang lain hanya menonton saja.

"Cepat angkat kaki celanamu, perlihatkan betismu!!"

"Andwae, Eomma!!" bocah itu mulai memainkan senjata andalannya. Tangisan dengan ekspresi semerana mungkin.

BLACK N' WHITE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang