05. Rasa Iri

428 79 18
                                    

(DILARANG PLAGIAT)

******

Apakah salah jika kita menaruh rasa iri kepada sahabat kita? Apakah hal itu akan menghancurkan persahabatan?

*****

"Gue kira lo nggak bakalan sekolah," ucap Kaylira ketika Kinara sudah sampai di kelasnya.

"Tadi nungguin dulu hujannya lumayan reda," jawab Kinara seraya duduk di bangkunya. Kemudian matanya berkeliaran ke setiap sudut kelas.

"Kok cuman sedikit yang sekolah?" tanya Kinara.

"Belum pada dateng."

Kinara menganggukkan kepalanya. Kalau hujan begini sekolah memang memaklumi muridnya datang telat. Bahkan jam pelajaran pertama pun terkadang  molor. Lalu mata Kinara melirik ke barisan di sampingnya. Koko dan kawan-kawan ternyata belum datang, terkecuali tas Majid yang sudah ada walaupun pemiliknya entah di mana.

"Temen-temen ada tugas dari Bu Yayan!" seru Majid yang baru saja memasuki kelas, di belakangnya diikuti Aji yang baru saja datang dan terlebih dulu menggesek-gesekkan sepatunya dengan lantai sebelum masuk ke kelas agar tidak kotor. Rambut cowok itu basah dan jaket parasut yang ia pakai pun terlihat basah.

"Tugas apa, Jid?" tanya Wildan yang duduk dipojokkan.

"Tugasnya individu sama kelompok. Kalau yang individu bikin pantun jenaka, sekarang dikumpulin. Kalau yang kelompok, bikin kelompok empat orang-empat orang, terus bikin pantun jenaka satu, lingkungan hidup satu, pantun rohani satu. Katanya dibikin kliping gitu kalau yang kelompok." Majid menjelaskan tugas Bahasa Indonesia. Selain menjadi murid nomor satu di kelas, Majid menjabat sebagai ketua kelas.

"Ah, elah males banget bikin pantun," protes Wildan yang kemudian kembali main games.

"Bu Yayannya emangnya ke mana?" tanya seorang cewek bertubuh kecil dan paling gemas di kelas ini. Namanya Zee.

"Guru-guru lagi ada rapat selama dua jam pelajaran," jawab Majid. Sontak seisi kelas menjadi heboh. Mereka saling bersorak bahkan ada yang memukul-mukul meja.

"Jangan berisik dulu coba!" teriak Majid yang berdiri di depan kelas. Mereka pun menurut dan suasana kelas tidak berisik lagi.

"Nih, biar adil dan nggak pusing lagi kelompoknya kita ambil aja kelompok pelajaran Pak Zaky. Yang empat orang, empat orang itu, gimana?" tanya Majid meminta persetujuan.

"Boleh tuh, Jid! Biar nggak ribet. Lagian gue juga udah nyaman sama kelompok itu." Seseorang setuju yang diikuti persetujuan dari yang lainnya.

Sedangkan Kinara malah memerosotkan bahunya. Selain sekelompok dengan Kaylira juga, dia juga sekelompok dengan temannya si Koko setan itu, yaitu Aji dan Majid. Sebenarnya Kinara tidak masalah sama Majid, tapi Aji. Cowok itu suka ikut-ikutan cengegesan kalau si Koko lagi meledekinya. Beda sama Majid yang tidak pernah ikut-ikutan sama sekali.

"Oh ya, Jid, yang kelompok dikumpulin kapan?" tanya Rika.

"Nanti Minggu depan. Harus udah selesai, kalau nggak beres kena hukuman," jawab Majid.

"Oke, Jid! Beres!"

Kinara menghela napas lesuh. "Sama si Aji malesin nih."

Kinara: Love YourselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang