Epilog

46 7 0
                                    

Acara perpisahan sekolah.

Acara ini sudah berlangsung sedari pagi hingga kini waktu sudah menunjukkan pukul dua siang. Seluruh murid kelas 12 terlihat sangat antusias dengan hari perpisahan ini. Perasaan bahagia dan sedih bercampur pada hari itu. Mereka bahagia karena sudah menyelesaikan bangku sekolah dan sedih karena mulai hari itu mereka akan berada di jalannya masing-masing.

Kinara terlihat cantik dengan kebaya simpel berwarna cokelat dan rambutnya yang curly. Polesan make-upnya terlihat natural dan pas dengan warna bajunya. Kaylira pun tak kalah cantiknya. Seperti biasa perempuan itu selalu menjadi sorotan. Rambutnya disanggul membuat Kaylira tampak lebih segar.

"Eh jangan pada balik dulu kita foto bareng dulu di lapangan," ajak Koko kepada teman-teman sekelasnya.

Teman-teman sekelasnya mengiyakan dan bergegas menuju lapangan sekolah. Acara perpisahan ini dilaksanakan di aula sekolah.

Sesampainya di lapangan Koko bersama Majid merapikan posisi teman-teman sekelasnya agar masuk ke dalam frame kamera.

"Ini terakhir kalinya gue ngurusin kalian ya. Abis ini urus diri masing-masing," ucap Majid.

"Duh ketua kelas terbaik emang lo, Jid."

"Gak bakalan ada yang sebaik lu!"

"Jadikan Majid dua periode!"

"Gak lulus dong gue," jawab Majid sambil tertawa.

Sebagian laki-laki ada yang berdiri setengah badan dan ada juga yang duduk di lapangan. Sementara itu para perempuan dikarenakan menggunakan kebaya jadi mereka berdiri di belakang laki-laki.

Kinara berdiri di samping Kaylira di paling ujung. Ia menoleh ke arah sahabatnya itu. "Tetap jadi sahabat gue ya, Kay."

"Lo juga harus tetap jadi sahabat gue. Titik!"

Hubungan Kinara dan Kaylira sudah membaik. Bahkan mereka sudah sering main lagi. Kaylira turut bahagia mendengar Kinara akhirnya lulus di Universitas Indonesia jurusan Ilmu Komunikasi. Jika dulu Kaylira selalu iri dengan Kinara yang punya prestasi, sekarang ia justru ikut bangga.

Kaylira sendiri memilih gapyear dikarenakan ia tidak lulus masuk universitas negeri. Sedangkan orangtuanya menuntut Kaylira harus masuk ke PTN. Kaylira memilih tidak melawan dan mengikuti keinginan ortunya saja.

"Kah dilihatin cowok-cowok tuh cantik banget soalnya lo hari ini," ucap Kinara.

"Lo juga cantik Kin."

Kinara memang terlihat cantik hari ini tapi Kaylira justru sangat berbeda dari biasanya. Ia bahkan sudah mendapatkan banyak bucket bunga dan hadiah dari orang-orang yang justru tidak ia kenal sama sekali.

Tiba-tiba saja seseorang berdiri di samping Kinara. Kinara menoleh dan terlihat gelisah. Kaylira yang menyadari siapa yang berdiri di samping Kinara tersenyum.

"Gak papa kali Kin. Masih aja lo gk enakan sama gue," ucap Kaylira.

Kinara tertawa kecil. Kemudian menoleh kepada orang yang di samping kanannya.

"Lo ngapain berdiri di sini sih, Ji. Cowok mah di depan tuh," ucap Kinara.

"Gak masuk frame, Kin," jawab Aji.

Sebenarnya bukan tidak masuk frame tapi Aji memang sengaja ingin berdiri di samping Kinara. Majid yang melihat Aji satu-satunya cowok yang beridiri di barisan perempuan cuman bisa menggelengkan kepalanya. Ia pun menghiraukan dan mulai masuk ke barisan.

"Tapi cowok cuman lo doang yang di barisan cewek," kata Kinara.

"Gak apa-apa kali," Aji tersenyum. "Buat kenang-kenangan foto di samping lo."

Pipi Kinara bersemu merah.

"Kita cuman temen, inget itu. Lo cari yang lebih baik dari gue aja. Gue belum siap buat punya hubungan."

"Iya-iya. Tapi gak janji," jawab Aji.

"UDAH SIAP YA SEMUANYA LIHAT KE KAMERA YA! SATU DUA TIGA!" teriak orang yang akan mengambil foto mereka.

Aji pun mendekatkan kepalanya kinara dan tersenyum lebar. Kinara terlihat kaku tapi sebisa mungkin memerlihatkan senyumnya yang manis.

Kisah remaja mereka pun telah selesai. Majid si ketua kelas lulus di Universitas Indonesia. Koko pindah ke Yogyakarta sambil menemani neneknya dan memilin kuliah di swasta. Tanpa disangka-sangka Wendi si anak mami bisa lulus di Politeknik Bandung. Benji memilih gapyear dikarenakan dia memilih kuliah sambil kerja. Sementara itu Aji memilih kuliah di universitas swasta di Jakarta jurusan Teknik Sipil atas tuntutan ayahnya. Sebenarnya Aji suka masak ia ingin masuk jurusan itu. Tapi ayahnya yang keras itu melarang dan mengancam Aji tidak dibiayai kuliahnya. Aji yang merasa dirinya masih membutuhkan orangtua, dia pun tidak ingin melawannya.

SELESAI

ADA KABAR DI PART SELANJUTNYA

Kinara: Love YourselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang