"Good job, Jiho. Saya pikir kamu bakal kagok." Ucap Jaehyun sambil menepuk pundak Jiho ketika pesawat dengan selamat terparkir di lapangan parkir pesawat nan besar ini.
"Makanya Mas Jaehyun jangan liat covernya doang. Cewe itu gak lemah tapi punya tingkatan kekuatan yang gak jauh di bawah tingkatan kekuatan lelaki." Balas Jiho dengan angkuh sambil memberdirikan tubuhnya.
"Padahal, saya gak bilang kamu lemah."
Jaehyun pun bangun dari duduknya lalu pergi ke kabin untuk menemui Rose.
Padahal Jaehyun cuma jalan, tapi pramugari-pramugari malah salah fokus ke Jaehyun. Apalagi pramugari baru, mereka gak tau Jaehyun udah punya istri malah sok-sok nempel ke Jaehyun.
"Rose?"
Rose yang sedang mengemasi sampah langsung menoleh ke Jaehyun, lalu ia kembali ke kegiatannya.
"Kamu masih marah?" Tanya Jaehyun, namun Rose tidak menjawab. Jaehyun pun menarik Rose agar ia berdiri.
"Kenapa sih?!" Protes Rose dengan nada sedikit membisik. Jaehyun setia menatap mata Rose sehingga membuat Rose mengalihkan pandangannya sambil berdecak kesal.
"Ih gak jelas." Rose pun memasukkan kemasan sampah ke dalam tempat sampah lalu mencuci tangannya.
Jaehyun masih setia memperhatikan setiap gerak-gerik Rose yang sibuk dengan dapur pesawat.
"Kamu kalo mau ngomong ya ngomong! Jangan cuma diem doang!" Pekik Rose.
"Ya aku daritadi nungguin jawaban kamu." Balas Jaehyun.
"Kan kemarin aku udah bilang, lupain aja. Kenapa masih nanya?"
"Tapi kamu aja masih marah kayak gini. Maaf, semalem mood aku lagi gak baik Rose." Jaehyun lagi-lagi menarik tangan Rose sehingga Rose berada di depannya.
"Duh Mas gak liat lagi banyak orang?" Tanya Rose tanpa di balas oleh Jaehyun.
Jaehyun langsung menautkan bibirnya dengan bibir Rose. Tangan Jaehyun makin menekan ciuman mereka dengan menekan tengkuk Rose sehingga membuat Rose makin sesak.
"Mas—" Jaehyun memiringkan kepalanya dan kembali melumat nafsu bibir Rose.
"Mas! Astaga kamu sadar gak kita lagi di tengah-tengah pintu?! Diliatin yang lain tau!" Rose mendorong Jaehyun sehingga Jaehyun berdecak kesal.
"Gak kayak kamu, Mas." Gumam Rose sambil melepas tangan Jaehyun dari tengkuknya.
"Justru ini aku Rose." Balas Jaehyun.
"Aduh aku jadi bingung kamu ngomongnya makin ngawur. Lanjutinnya di hotel aja, disini gak enak banyak orang." Ujar Rose sambil menarik Jaehyun agar turun dari pesawat bersama yang lain.
Lagi-lagi atmosfir mereka berdua masih tetap sama seperti saat tadi ketika mereka berdua datang ke bandara Seohatta.
"Kamar udah di bagi yaa." Ujar Doyoung.
Seluruh kru langsung membuka aplikasi mereka dan melihat list teman sekamar.
Eung, Rose padahal berharap mendapat teman sekamarnya dengan pramugari yang lebih muda setahun dari Rose— yang lumayan dekat dengan Rose saat tadi di kabin, namanya Nayeon. Tapi hasilnya malah ZONK, dia malah dapat kamar yang sama dengan Jaehyun.
"Enak banget yang sekamar sama istrinya." Ledek Doyoung ke Jaehyun. Namun Jaehyun hanya diam karena ia masih menatap wajah kecewa Rose saat ia melihat siapa teman sekamarnya, yang notabenenya adalah suaminya sendiri.
"Yaudah yuk semuanya." Instruksi Boa yang berjalan duluan ke lift lalu mereka semua turun satu per satu ketika sampai di lantainya.
"Yihiiiii!" Ledek Doyoung ketika Rose dan Jaehyun berjalan berdua ke lantai yang beda dengan kru lainnya. Padahal Jiho dan Nayeon juga satu lantai dengan pasutri ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepaksa nikah
FanfictionRose bisa saja berpacaran dengan lelaki mana pun, asalkan jangan dengan spesies yang disebut pilot. Apalagi di co-pilot Jaehyun, si buaya dengan mangsa terbanyak. Amit-amit kalau Rose menjadi salah satu dari beribu mangsanya. Disclaimer; Harsh words...