Sebelum membaca jangan lupa vote dan comment nya ya ❄️
Happy reading
******
***
Bukan ingin membuatmu sedih seperti ini, bukan maksudku untuk membohongimu. Hanya saja, lebih baik seperti ini.
_____________
Jisoo terbangun pagi ini, melihat jatuhnya rintik air tipis menyelubungi pekarangan depan rumahnya terlihat dari jendela kamar.
Hujan ini bahkan tidak besar, tapi turun hujan sedikit saja di sini membuat segalanya berhenti bergerak. Yang turun dari langit air basah-menetes-netes mengurungkan niat siapapun yang ingin keluar rumah untuk memilih diam.
Hujan ringan berdurasi lama ini cukup untuk meliburkan sekolah. Padahal sekarang Jisoo sedang semangat-semangatnya sekolah, kalian pasti tahu kenapa. Setelah kejadian di Rumah pohon tempo lalu, memang Haein memberitahu kepada Soo Hyun bahwa Jisoo sedang bersamanya waktu itu. Dan tak selang darisana, keesokan harinya Soo Hyun ditemani Max menjemput Jisoo. Awalnya Soo Hyun kaget melihat kondisi Jisoo yang terluka di tangan kanannya, mengutuki dirinya karena tidak mampu menjaga Jisoo. Terjadi drama panjang disana, dibantu Haein pelan-pelan Jisoo menjelaskan kepada Soo Hyun. Kinilah Jisoo berbaring di ranjang empuknya, tangannya memang sudah tidak sesakit kemarin-kemarin, tapi masih dalam tahap pemulihan. Semenjak itu juga, sudah 4 hari Jisoo tidak melihat Haein maupun Haein yang mengujunginya.
"Si pemberi harapan palsu! katanya sayang kok sekarang ditinggal? malah gak ada kabar lagi!" Jisoo menarik selimutnya menutupi seluruh tubuhnya.
"Kim Jisoo, kamu gak boleh se-luruh itu sama Haein!"
"Dia bukan siapa-siapa kamu!"
"Ingat itu" Ucap Jisoo tegas pada dirinya. Memang aneh dengan Jisoo sekarang yang terbilang labil. Setelah tangannya itu jatuh kemarin, kelabilan Jisoo malah semakin menjadi. Dirinya semakin uring-uringan dengan semua hal yang bersangkutan dengan Haein. Padahal sebelumnya Jisoo belum pernah seperti ini. Pernah terpikirkan di benak Jisoo apa ia mulai menyukai Haein?
Karena kebosanan yang sangat, Jisoo memutuskan untuk turun kebawah untuk sekedar bersantai di ruang tv.
"Oma" Sapa Jisoo begitu melihat Oma Rose duduk manis sambil menonton talk show di tv.
"Ada apa sayang?" Tanya Oma Rose.
"Jisoo ingin salad buah" Jisoo menatap lekat Oma Rose. Oma Rose tersenyum.
"Maaf cucu Oma, tapi buah di kulkas sudah habis dan pagi ini Oma tidak sempat belanja karena hujan" Jisoo menelan kekecewaan, salad buah yang sangat diinginkannya harus sirna begitu saja. Oma Rose yang tidak tega melihat cucu kesayangannya kecewa dengan segera memanggil Max.
"Iya Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Max, seperti biasa gagah.
"Itu, tolong belikan buah dan sayur di toko yang biasa saya beli." Jisoo yang menyimak ucapan Oma Rose seketika senyumnya merekah dan menatap geli Oma Rose.
"Yeayyy makasih Oma" Teriaknya mencium pipi kanan Oma Rose.
"Apa yang engga sih buat cucu Oma"
"Nah ini catatan buah dan sayuran yang harus dibeli" Oma Rose menyerahkan secarik kertas pada Max.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART CATCHER (Jisoo & Jung Haein)
Teen FictionIni hanya cerita tentang Jisoo, gadis remaja berusia 16 tahun yang memiliki kehidupan berbeda untuk remaja seusianya. Hingga akhirnya ia bertemu Haein, laki laki yang menjadi alasan, mengapa planet bumi kini menjadi planet kesukaannya. "Cantik, jan...