Judul: Goodbye
“Ayolah … aku hanya ingin tahu kemana kau pergi dua minggu yang lalu. Kau itu aneh, baru sehari kau pergi ke kampus, keesokannya langsung menghilang tanpa kabar. Kau tahu? Banyak hal tak terduga selama kau tidak ada.”
“Bukannya aku sudah bilang, aku pergi ke rumah nenekku. Dia sedang sakit bodoh. Kau ini harus diberitahu berapa kali baru mengerti, dasar! Jadi, sekarang bagaimana?” Seorang pemuda bersurai pirang tengah melipat tangannya di dada. Sedikit kesal terhadap lawan bicaranya.
“Tentu saja kita akan pergi ke rumah tersangka utama Chris. Kau ini dari London, tapi tak kusangka pemikiranmu sesempit ini. Ngomong-ngomong siapa namanya? Ar—eh? Itu, siapa namanya? Aku lupa….” Ia menggaruk-garuk tengkuk kepala, disusul dengan cengiran khasnya.
“Good boy! Aku bahkan baru tiga minggu pindah ke Indonesia dan baru satu minggu masuk kampus, bertemu denganmu dan langsung mendapat tawaran bodoh menyebalkan yang wajib kuterima. Aku yang tak tahu menahu ini malah kau tanyai. Tak kusangka orang berpemikiran sempit sepertimu bisa masuk salah satu universitas elit di Bandung.” cibir Chris—pemuda bersurai pirang tadi—sedikit tak terima atas ucapan pemuda di sebelahnya barusan.
Yang dicibir malah cengengesan tanpa dosa. “Ehehehe …. Oh iya!” Ia menjentikkan jari. “Namanya Ardian! Iya, ‘kan?” Netra cokelatnya teralih ke arah Chris, menatap menunggu jawaban.
Chris menepuk jidatnya, meratapi kebodohan temannya yang baru ia kenal seminggu lalu. Bukankah tadi dirinya ada mencantumkan kata tidak tahu menahu tentang urusan temannya itu? Ia yakin sekali belum dua menit kata-kata itu diucapkannya. Menggeleng-gelengkan kepala, Chris membuka suara. “Sudah kubilang aku tak tahu menahu Kevin.” Helaan napas terdengar, membuat yang mendengarnya kembali cengengesan.
“Ah, iya ya. Oh lihat, tuh rumahnya!” Ia menarik tangan Chris tiba-tiba, membuat pemuda bersurai pirang itu sedikit tersentak. ‘Sangat tepat untuk mengganti topik.’ pikir Chris sedikit kesal.
Mereka akhirnya sampai di tempat yang menjadi tujuan Kevin. Rumah dengan cat hijau dipadukan dengan biru sebagai penambah. Bunga kamelia putih mengelilingi rumah sederhana itu, membuatnya terlihat sangat indah dipandang.
Kevin berjalan menuju rumah itu, diikuti Chris di belakangnya. Pemuda dengan netra cokelat itu mulai mengetuk pintu. Menunggu selama beberapa menit, namun tak mendapat balasan. Sampai akhirnya mereka berdua memutuskan untuk langsung masuk tanpa menunggu balasan dari sang pemilik rumah. Walaupun Chris sedikit merasa tak nyaman, namun pemuda di sebelahnya sama sekali tidak merasakan hal yang sama dengannya.
“Kalau harga diriku hancur, yang kutahu kau biangnya.” ketus Kevin, lalu menghela napas berat.
Tak ada balasan.
Iris sapphire Chris teralih melirik Kevin. Pemuda dengan ras Asia itu bergeming, tampak menilik ke dalam sebuah ruangan tanpa pintu. Lantas Chris mengikuti arah pandang Kevin, memandang selama beberapa saat sampai akhirnya manggut-manggut mengerti.
“Dia Ardian?” Chris menatap Kevin, seraya menunggu jawaban pemuda yang nyatanya beberapa senti lebih pendek darinya.
Kevin mengangguk sebagai balasan. Walaupun sebenarnya ia tak tahu betul rupa orang yang bernama Ardian itu.
Mereka berjalan menuju ruangan itu, menghampiri seorang pemuda yang tengah menekuk kaki seraya memeluknya erat. Wajah yang ditenggelamkan di antara tekukan kakinya membuat mereka berdua kesulitan untuk melihat bagaimana wajahnya.
Kevin yang sedari tadi penasaran setengah mati perlahan menyentuh pundak pemuda itu. Namun, baru sedetik ia menyentuhnya, tangannya langsung ditepis oleh si pemuda. Seraya menatap kaget, pemuda itu beralih mencengkram kepalanya. “TIDAK! SUNGGUH, AKU TAK MEMBUNUHNYA! AKU TAK TAHU APA-APA! AKU BERSUMPAH!” teriaknya histeris. Suara yang terdengar gemetar membuat dua pemuda itu menatapnya iba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story Collection
Historia CortaKumpulan cerita pendek bermacam-macam genre. Mungkin suatu saat akan memuat fanfiction di sini. Hanya 'mungkin'. Namun tidak menutup kemungkinan. WARNING: Cerita di sini akan lebih memuat tema dark story (15+), dan mungkin akan ada bagian bunuh-me...