My Hope Lantern

59 9 38
                                    

-My Hope Lantern-

Hime Akari

|| Cast: Nagatsuki Yuu, Kuromaki Lila || Genre: Life, Friendship, Minor Romance, Drama. || Length: 2500 words|| Rate: Teen ||

Disclaimer: All about this story is pure my own. I wish you can has been wise reader. Thanks.

.

.

.

Summary:

"Saat sebuah harapan datang dari yang merenggut, bagaimana pendapatmu?"

.

.

.


"Kau tahu, aku selalu iri dengan sebuah lampion ...." Gadis bersurai onyx itu melirih tertahan, lalu terkekeh dengan suara lembutnya. "Mereka ada untuk mengirimkan harapan orang-orang ke angkasa sana, ditemani dengan secercah cahaya yang membuat mereka tampak indah karena sinarnya."

Seorang anak laki-laki di sampingnya membalas dengan sebuah gumaman 'eh' yang lumayan panjang. Netra cokelatnya menatap si gadis lalu ia berkata, "Begitukah ...?" Rautnya tampak berpikir sejenak, "Menurutku menjadi lampion itu membosankan, loh!"

Sebuah senyum seketika terpatri di wajah bulatnya, "Coba kau bayangkan! Banyak hal menarik yang dapat kau lakukan sebagai manusia ketimbang sebagai lampion kok! Misalnya saja ketika kau ingin bermain bola salju bersama Mr. Olaf ... jika kau sebuah lampion kau tak akan bisa melakukannya. Dan itu pasti sangat membosankan." Bocah itu mengerucutkan bibirnya.

Gadis di sebelahnya lantas tertawa kecil. Dia kemudian meraih tangan bocah yang berstatus teman dekatnya itu.

"Hm? Apa yang akan kau lakukan ...?" Suaranya terdengar bingung sekaligus penasaran. Manik cokelatnya terus menatapi gerak-gerik anak perempuan di sampingnya itu. Hingga akhirnya tatapannya terpaku pada sebuah tautan jari kelingking antara keduanya.

"Um. Entahlah, perkataanmu ada benarnya juga. Walau tak sepenuhnya ...." Tatapan yang gadis melembut perlahan, "Tapi asal kau tahu! Bertemu denganmu seperti aku menjadi lampion itu sendiri. Bedanya bukan harapan yang kukirim, namun harapan yang kuterima."

Bocah laki-laki tadi terdiam. Tak ada sepatah kata pun yang terlontar. Dirinya terjebak dalam kebingungannya beserta secuil rasa khawatir yang muncul secara sendirinya. 

"Dengarkan ini baik-baik Yuu!" Surai sewarna malam gadis tersebut menekur, "Kau harus pergi ke jembatan yang menjadi awal pertemuan kita setiap awal bulan. Kalau kau tak pergi ..." Suaranya memarau, yang lama-kelamaan terganti dengan sebuah isakan kecil.

"—kuanggap bahwa kau telah melupakanku!" Gadis tersebut menarik tangannya kasar, kemudian segera beranjak meninggalkan teman lelakinya itu.

* * *

Hai, lama tak bertemu denganmu. Kini musim dingin yang ketiga belas kembali menyapaku. Bulir saljunya yang lembut seakan menggodaku untuk mendekapnya. Lagi. Seperti dulu. Seperti yang kau dan aku lakukan dulu.

Sekarang kau sedang apa ya? Apa kau masih gemar melempar bola-bola salju seperti dulu? Atau mungkin membuat boneka salju tak berkepala yang menyeramkan?

Short Story CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang