Chapter 3

10 0 0
                                    


Pagi-pagi sekali, Sakura sudah bersiap kesekolah. Ia memakai seragam lengkap SMU Harapan Bangsa. Seragamnya terdiri dari kemeja putih lengan pendek dengan lapisan sweater dan jas berwarna hitam. Bawahannya berupa rok pendek bermotif kotak-kota warna hitam. Persis seragam sekolah jepang.

Sakura menunggu taksi didepan gerbang rumahnya. Sebuah mobil berhenti didepannya. Sakura mengenali mobil itu. Itu adalah mobil milik Afif. Afif keluar dari mobil dan menghampiri Sakura.

"Kamu lagi..." Ucap Sakura sinis.

"Kebetulan rumahku arahnya melewati rumahmu. Aku lihat kamu berdiri nunggu taksi. Jadi, aku mampir aja. Siapa tau kamu butuh bantuan aku. Kita kan satu sekolah". Ujar Afif.

"Sorry yah aku gak butuh bantuan".

"Benar?" Tanya Afif ingin memastikan. Sakura hanya diam dan memalingkan wajahnya. "Yaudah, silahkan kamu tunggu taksi. Kalau kamu terlambat, itu urusan kamu. Jangan salahkan aku. Kamu udah nolak bantuanku". Ucap Afif. Ia pura-pura hendak meninggalkan Sakura.

Sakura berfikir sebentar, lalu menahan Afif. "Tunggu... Aku butuh bantuanmu. Makasih udah nawarin tumpangan". Ucap Sakura. Afif mempersilahkan Sakura masuk ke mobilnya.

"Dengar-dengar... kamu anak konglomerat terkenal di Jepang. Apa betul?" Tanya Afif mengawali obrolan mereka.

"Gak juga". Jawab Sakura.

"Cieee. Sok ngerendah dia. Jawab aja iya. Satu sekolah juga tau kalau ayah kamu itu pemilik perusahaan terkenal dan ibu kamu seorang desainer. Pantas aja rumah kamu gede dan mewah banget".

"Palingan kekayaan keluargaku gak sebanding dengan keluargamu yang anggota kerajaan".

"Tau darimana kamu?"

"Anak cewek di sekolah. Mereka selalu gossip tentang kamu".

"Ohhhh...."

"Kamu tau darimana ayahku konglomerat di Jepang?" Tanya Sakura

"Papaku".

"Papamu?"

"Iyah, papaku pemilik yayasan Harapan Bangsa. Dia cukup kenal dengan ayahmu. Karena papaku juga punya saham di perusahaan ayahmu".

"Ohhhh".

Mereka pun tiba dihalaman sekolah. Sakura segera keluar dari mobil Afif lalu masuk ke dalam sekolah. Dikoridor utama, ia disamperin oleh Andi yang muncul dengan tiba-tiba.

"Ohaiyo.... Sakura-chan". Sapanya. Sakura memutarkan bola matanya melirik yang lain dan terus berjalan. Andi tak menyerah, meski dicuekin oleh Sakura, ia tetap mengikuti sakura seraya mengajaknya ngobrol sampai kekelas.

"Bisa gak sih... gausah lebay dan sok akrab!" Ucap Sakura dengan menekankan kalimat terakhirnya, ketika sampai dipintu kelas.

"Aku kan cuman pengen ngobrol sama kamu. Kita kan ketua kelas dan wakil ketua kelas. Masa gak boleh untuk lebih akrab?"

"Bukan gak boleh. Tapi kamu ganggu mood ku tau gak. Minggir". Sakura mendorong pelan pundak Andi lalu masuk kedalam kelas dan duduk dibangkunya. Begitu juga Andi, ia duduk dibangkunya sambil melihati Sakura.

>><<

"Grace...!" Panggil Afif.

Grace membalik lalu tersenyum. "Ada apa?" Tanyanya.

"Sakura mana?" Tanya Afif mencari Sakura.

"Dia lagi diperpustakaan. Emangnya kenapa? Oh yah... kemaren aku ngelihat dia masuk kemobil kamu. Kalian ada hubungan apa?". Ujar Grace seraya bertanya.

When I Love You AND When I Lose YouWhere stories live. Discover now