Ae memiliki masa lalu dan hidup yang penuh dengan warna hitam, pembunuhan dan kekejaman lain merupakan makanan sehari hari baginya, tidak ada belas kasih dan rasa takut menjadikannya ketua kelompok paling berbahaya di negaranya bahkan negara tetangg...
Terhitung sudah dua minggu ini Ae menjadi pelanggan tetap di caffe milik Tar, jika pada hari biasa Ae akan datang pukul 5 sore dan menghabiskan larutnya senja bersama dengan lelaki manis yang mulai terbiasa akan kehadirannya, mereka akan berbincang tentang apa saja seolah tak habis bahan untuk dibicarakan lalu setelah itu ia akan mengantar Pete sampai depan pintu karat seperti diawal.
Pete menyukai itu, menyukai perasaan penuh kupu kupu di perutnya saat pintu caffe merincing dengan sosok Ae yang tersenyum hangat padanya, perasaan aneh namun menyenangkan saat mereka berjalan bersama, berbicara dan bertukar kisah meski Ae tak sekalipun pernah menceritakan kisahnya namun bagi Pete itu cukup, Ae terlihat sangat tertarik dengan cerita Pete, lelaki itu akan mendengarkan dengan baik dan menanggapi sebisanya
Tak jarang Ae mengantarnya ke universitas jika Ae tak sengaja melintas saat Pete sedang menunggu bus biru, Ae menikmati ini. Saat dimana ia bisa terfokus pada seseorang selain bisnis dan hal hal berbau darah lainnya namun disaat yang bersamaan Ae menyimpan rasa takut, takut jika musuhnya tahu tentang Pete dan takut akan kehilangam lelaki manis itu karnanya
"Apa yang kau pikirkan?" Pete melambaikan tangannya di depan Ae
"Tidak ada" jawab Ae
"Umm apa kau selalu berpakaian rapi seperti ini?" Tanya Pete dengan tangan mengelus Mute yang tertidur dipangkuannya
"Seperti yang kau lihat" Ae menyesap latte ke-3nya malam ini
"Ah sepertinya sudah jam tutup, tunggu sebentar na" Pete memindahkan Mute ke sofa dengan lembut lalu berjalan menuju kasir, Ae menatap pada kucing yang terlihat menyamankan posisinya dengan meringkuk disana lalu kembali menatap Pete yang nampak bersiap siap untuk pulang
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sudah?" Tanya Ae ketika Pete menghampirinya dengan tas dan juga kandang untuk Mute
"Sudah" Pete merunduk untuk memasukan Mute kedalam kandang dengan sangat hati hati mengingat ukuran Mute yang sudah mulai besar sehingga kandang ini serasa sempit untuk kucing tambun itu
"Sepertinya kau butuh kandang baru untuknya" Pete mengangguk setuju pada ucapan Ae lalu lelaki itu mengambil alih kandang dan juga tas Pete.
"Apa pekan depan kau bisa libur?" Ae bertanya sesaat setelah mereka meninggalkan caffe
"Ada apa?" Tanya Pete balik
"Ada satu tempat bagus, aku berniat membawamu kesana" jawab Ae
"Sepertinya bisa, biar kutanyakan besok pada Tar" Ae mengangguk lalu saat mereka melewati toko Pete berhenti
"Ada apa?" Tanyanya, ini sudah kesekian kali Ae mendapati Pete yang berhenti di depan toko ini namun ia tak mendapatkan jawaban dari Pete
"Sudah diganti" ucap lelaki itu, Ae menatap kedepan melihat apa yang di maksud oleh Pete
"Bajunya, mereka mengganti baju patung itu" tiba tiba saja sebutir air mata mengalir di pipi Pete
"Bahkan mereka seolah tidak membiarkanku mengenang" senyuman miris itu nampak sangat pilu