IU dan jun ki menyusuri jalan trotoar dengan derap langkah kaki tenang, udara musim gugur sedikit agak dingin namun masih nyaman untuk di nikmati sesekali IU menoleh ke kaca toko yang membiaskan wajah jun ki, dari sana lah IU dapat mencuri kesempatan melihat wajah jun ki yang tersenyum tenang, IU tersipu sendiri tak terasa mereka sampai disebuah kedai kopi kecil, Jun ki membantu membuka kan pintu dan mempersilahkan IU masuk, baru masuk sudah disambut harumnya kopi dan kue manis yang berjejer manis di etalasenya, pegawai kedaipun sudah sumringah menyambut kedatangan pelanggannya
"Jieunnah, kau ingin memasan apa?" Tanya jun ki badannya sudah siap mengantri dan memesan, IU melepaskan jaketnya
"Aku latte saja ka, terima kasih" IU menimpali dan meletakkan Jaketnya di tempat yang sudah disediakan kedai kopi, jun ki mengangguk, jun ki kemudian melihat deretan kue manis di etalase, matanya kembali ke arah IU dan memberikan tanda telunjuknya mengarah ke kue-kue itu, namun IU hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya tanda tidak mau, jun ki mengerti kemudia memesan pesanannya
IU mengecek Handphonenya, jiyeon menanyakan dimana keberadaanya karena dia tidak melihat IU dikelas, IU cepat membalas pesan singkat dari jiyeon agar tidak membuat jiyeon khawatir, tiba tiba kak jun ki sudah duduk didepannya, IU sedikit terkejut
"Pesan dari siapa? dari seseorang yang specialkah? Tanya jun ki penasaran, senyuman yang terukir diwajahnya menyiratkan sebuah keinginan tahuan sekaligus hanya ledekan semata, IU memasukkan handphonenya kedalam tas dan tersenyum siap membalas ledekkan jun ki
"Iya, pesan dari jiyeon sahabatku " pungkas IU sembari mendongakkan wajahnya bangga, jun ki terkekeh melihat tingkah IU
"Wah, seketika kakak ingin menjadi jiyeon " jun ki memutar dan memperbaiki cara duduknya, mata IU menyipit dan mencerna kata-kata kak junki
"Maksudnya? Kakak ingin jadi seorang perempuan juga?" Tanya polos IU, jun ki menolehkan wajahnya ke arah IU yang terlihat polos
"Bukan, tapi jadi orang terspecial dihidupmu, IU" seketika itu IU tertegun dan tercengang, suasana begitu canggung dan Jun ki tidak memalingkan wajahnya dari IU, tak mau salah tingkah IU tersenyum canggung dan menundukkan kepala berusaha menyembunyikan rona wajahnya dan seribu rasa perasaan yang berkecamuk yang tiba-tiba hadir
"Pesanan meja 24!" Teriakan dari kasir memecahkan suasana yang agak genting tadi, setidaknya mencairkan suasana, jun ki beranjak dari duduknya, kini IU pun mampu bernafas sesaat
Tak berselang lama, IU mencoba mengubah suasana seperti biasa, seperti saat dikelas latihan, diaduknya latte yang sudah sedikit tidak panas lagi, dilihatnya jun ki juga tengah menikmati cappucinonya
"Selain berakting, apa yang akan kak jun ki kerjakan diluar negeri" IU mencoba membuka pembicaraan lagi, jun ki meletakkan cangkir kopinya
"Kemungkinan akan melakukan kolaborasi, dan beberapa pemotretan CF dan majalah" Jun ki menyenderkan punggungnya ketempat duduk, IU mengangguk dan kemudian menikmati lattenya lagi
"Doakan agar aku berhasil disana ya jieunah " timpalnya, Iu menganggukkan kepalanya, jun ki memajukan badannya merapihkan cara duduknya sedikit ada rasa grogi
"Kakak senang , Jieun mau menemani kakak sebelum kakak pergi" sunggingan senyum terukir di wajah jun ki, IU pun ikut tersenyum
"Dengan senang hati kak, aku pun bangga bisa kenal dan pernah belajar bersama orang seperti kakak" pungkas IU, jun ki kembali menatap ke arah IU tatapannya sedikit melembut
"Kakak harap, kita bisa terus saling dekat dan saling mengenal lebih jauh, mungkin ini terdengar sangat aneh, tapi kakak berfikir ini sangat tepat untuk meminta dan berharap pada seseorang seperti jieun, untuk meminta seseorang menantikan aku kembali" jun ki tertegun sendiri tak menyangka ada banyak kata yang keluar dari bibirnya, IU pun tak kalah terkejut bagaimana mungkin orang yang dikenalnya dingin tiba-tiba mengatakan banyak hal, bahkan meminta sesuatu dari dirinya yang benar-benar sedang kebingungan harus menjawab apa dan bersikap bagaimana, tapi semua kata - kata jun ki membuat hatinya berdesir sebagai seorang wanita, membuatnya hatinya berbunga dan membayangkan dirinya seperti tokoh dalam sebuah drama, IU ingin menjawab tapi mulutnya terkatup rapat Jun ki pun tiba - tiba tertunduk
KAMU SEDANG MEMBACA
Whisper Of Love
FanfictionSebuah bisikan kasih sayang yang tak pernah tersampaikan dengan benar, hanya menunggu sang waktu datang , sekalipun datang kesempatan tak sedikitpun memberikannya ruang. Apalah arti sebuah ketenaran, kekayaan bahkan kepopuleran jika hati begitu penu...