Aiu memandangi ruangan apartemenya yang sudah berubah, tak biasanya dia memandanginya penuh haru disetiap sudut ruangan selintas memori saat ruangan itu diisi dua orang anak gadis yang memulai mimpi mereka dan perlahan menggapainya satu persatu, kini mereka pun harus melanjutkan mimpinya bersamaan dengan melanjutkan kehidupannya
Aiu menghela nafas berat saat duduk di sofa seperti biasanya, ada perasaan lega namun juga sudah harus memikirkan projek selanjutnya yang harus tetap berjalan walaupun kini dia benar benar hidup sendiri, inna berbaik hati mengajaknya ikut tinggal bersama namun aiu urungkan, aiu tidak ingin menjadi tanggungan untuk inna dan dungwuuk, aiu mampu mandiri, akan aiu usahakan seperti itu
Seperti hari ini, nampaknya badan aiu terasa pegal, bahu kanannya terasa linu hingga aiu harus memijatnya sendiri dengan tangan kirinya, aiu bergegas ke dapur mencari teh, aiu ingin menyeduh teh hangat mungkin dengan meminumnya aiu akan merasa enakan, selang beberapa jalan kemudian aiu merasa tidak bersahabat dengan udara, aiu merasakan suhu di sekitarnya terasa lebih dingin tetapi badannya terasa lebih hangat, hidungnya pun tak hentinya terasa gatal, sepertinya aiu terserang flu dan demam karena kelelahan, aiu mendengus malas saat dia mencoba beranjak dari kasur dan menyibak selimutnya pelan, mencari vitamin yang biasa dia minum di kotak obat yang bertengker manja di sebelah lemari pendinginnya, tak butuh waktu lama aiu meminumnya dan segera kembali ke kasurnya, belum ada 10 menit terlelap dia mendengar dentuman bel pintu memekakan telinganya, kepala aiu terasa pening, beranjak malas aiu lupa kalau hari ini ada janji dengan managernya aiu harus melakukan sebuah pemotretanCeklek...
Manager dan staffnya sudah diambang pintu dan meringsek masuk ketika aiu sudah mempersilahkan mereka masuk, aiupun bersiap siap walaupun badannya sudah tidak bisa diajak kompromi lagi, manager menyadari aiu nampak kurang sehat dan menawarkannya untuk pergi kerumah sakit, namun aiu menolaknya dengan dalih aiu masih baik baik saja
Aiu tetap melaksanakan kewajibannya hasil pemotretannya tetap bagus sekalipun dalam keadaan kurang fit, aiu meminta managernya untuk menghantarkannya ke apartemen, managernya menyanggupinya diantarkannya aiu menuju apartemenya, aiu masih sempat makan di van nya walaupun hanya sedikit, manager mengantarnya hingga ke apartemen setelah memastikan aiu baik baik saja dan menawarkan kembali kerumah sakit aiu tetap menolaknya managernya pun beranjak pergi, aiu hanya ingin membaringkan tumbuhnya dengan nyaman, lagi bel pintunya berbunyi rasanya kali ini aiu menyesali kenapa banyak membuat janji dengan orang, dan sekarang jiyeon terlihat sumringah di depan pintu rumahnya, aiu membuka lagi pintu rumahnya, jiyeon menghambur memeluk aiu, wajah jiyeon terlihat khawatir saat mendapati sahabatnya itu sangat pucat
"Yaa... Jieunah, kau kenapa? Sakit?" Tanya jiyeon, tangannya meraba kearah wajah dan tengkuk leher aiu, aiu menepisnya pelan
"Aku tidak apa apa, masuklah" aiu membalikkan badannya lemas, kepalanya terasa berat, jiyeon mengikutinya dari belakang
" Yaa jieunah, badanmu panas, ayo kita ke dokter" ajakan jiyeon terdengar sayup di telinga aiu, pandangan aiu terasa membiru dan tiba tiba gelappun datang
Brug!!!
Aiu tumbang, jiyeon memekik dalam teriakan dalam memanggil nama aiu
🌸🌸🌸
"Jieunah... " Suara jiyeon lirih, aiu perlahan membuka matanya, maniknya terlihat sayu, jiyeon menghela nafas panjang bersyukur sahabatnya itu kini telah sadar dari pingsannya, aiu melirik kesana kemari dan menyadari tangannya tersambung selang infus, aiu menyeringai membuat jiyeon nampak merasa heran sekaligus tak habis fikir dengan sahabatnya ini
"Yaa jieunah, apakah kau tak waras? Tertawa setelah mendapati sahabatmu ini begitu khawatir?" Jiyeon terdengar sedang mengomeli aiu yang sedang berusaha beranjak dari tidurnya, aiu merasa sudah lebih baik kali ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Whisper Of Love
FanfictionSebuah bisikan kasih sayang yang tak pernah tersampaikan dengan benar, hanya menunggu sang waktu datang , sekalipun datang kesempatan tak sedikitpun memberikannya ruang. Apalah arti sebuah ketenaran, kekayaan bahkan kepopuleran jika hati begitu penu...