CHAPTER 2

110 48 5
                                    

              ****
" Bagiku hari ini adalah hari terberat ku. Bayangkan saja, harus melihat dia dengan kekasih barunya di Koridor sekolah". Meskipun tidak terlalu jelas tapi aku bisa melihat mereka berdua. Padahal tadinya dia begitu ramah denganku tapi berubah seketika menjadi pria yang dingin saat bersamanya.

"Aku merasa sakit setiap kali melihatnya dengan wanita lain".Tuhan tenyata seperti ini rasanya menyukai seseorang dalam diamku. Andai saja dia mengetahui rasa ini mungkin dia tak sedingin es jika melihatku. Mengapa ku harus mengenal dirinya, mengapa ku suka padanya, jika saja kita tak saling kenal maka mungkin dia masih bisa bercanda,dan duduk denganku seperti teman biasa. Ku tak tau harus bagaimana sulit rasanya untuk melupakan semua kenanganku bersamanya, namun ku akan terlihat kuat jika berada di hadapannya.

Agar dia tak berfikiran apa-apa kepadaku dan supaya dia tau aku juga bisa hidup meski tak bersamanya. Sebenarnya tidak semudah itu, aku melakukan semuanya hanya saat bertemu dengan dirinya. Mencoba untuk tertawa dan bercanda dengan teman-temanku seakan tak memiliki masalah di dalam hidupku.

Sandiwara itu akan terus kulakukan agar aku bisa melupakan dirinya. Dia fikir dia itu siapa seenaknya membuatku menjadi seperti ini, sementara dia tak pernah memikirkan apa yang kurasakan sekarang ini. Dia bersenang-senang diatas penderitaanku.

Tunggu saja suatu saat nanti dia pasti akan merasakan hal yang sama kurasakan, yaitu hati yang hancur.

Rasa Untuk Sebuah KenyataanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang