CHAPTER 5

67 37 1
                                    

"""""
Keesokan harinya aku beranjak dari tempat tidurku mempersiapkan seragam sekolahku dan menyiapkan pelajaran hari ini,dan berbisik dalam hati "bahwa aku harus kuat tanpa dia ku bisa bahagia dan tanpa
dia ku bisa tersenyum"

Ku berdiri di depan meja makan untuk sarapan pagi sebelum ku ke sekolah, setelah itu aku keluar dari rumah dan diantar oleh ayah sampai ke depan pintu gerbang sekolah.

Hmmm rupanya hari ini cuacanya tak bersahabat kelihatannya langit agak sedikit mendung di sertai dengan rintik hujan yang ku lihat membasahi seujung jalan yang ku lalui.

Saat itu, ingin rasanya menumpahkan semua keluh kesahku dibawah rintik hujan tapi ayah oasti tidak akan mengizinkanku melakukan semuanya karna dia takut jika aku akan sakit.

Tak apalah,setidaknya aku masih bisa menikmati bau dari hujan yang membasahi sepanjang jalan, yang membuatku tersenyum karna masih bisa merasakan hawa dingin yang menghampiri tubuhku. Serta suara rintiknya yang begitu merdu membuatku tertidur dan merasakan hal yang begitu menyenangkan ketika hujan tiba.

Pengobat rasa sakitku adalah hujan, karna aku tau bahwa hujanlah yang bisa merasakan apa yang aku alami sekarang. Tak harus dia berbohong meskipun berkali-kali merasakan sakit tapi dia tak pernah bosan mendengarkan suara rintikannya kepada penikmat hujan.

"""""

Rasa Untuk Sebuah KenyataanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang