CHAPTER 17

42 26 0
                                    

Beberapa bulan berlalu meninggalkan kenangan yang sangat pahit akhirnya setelah sekian lama terbaring di rumah sakit Clarisa pun tersadar dan kembali ke sekolah, aku dan Fauziah sangat senang melihat sahabatku itu kembali bersekolah dan tersenyum lagi seperti biasanya dia orang yang sangat ceria pagi ini. Dia tak lagi memikirkan masa yang ia lalui di 2 bulan lalu yang membuatnya drop sampai masuk ke rumah sakit.

Tapi sampai sekarang Clarisa menyembunyikan tentang penyakit yang dia derita, dia takut untuk menceritakan semuanya. Takut membuat kami khawatir dan sedih makan dari itu lebih baik dia menyimpannya agar kami tak mengetahuinya.

Bahagia rasanya jika kami bisa berkumpul lagi seperti ini, kebetulan hari ini aku baru mendapat tiga tiket nonton yang akan ku berikan untuk kedua sahabatku.mungkin dengan mengajak mereka semua yang terjadi duku bisa membuat mereka lupa.

Aku memberikan tiket itu setelah jam istirahat tiba, mereka sangat senang dan memeluk ku "Terima kasih yah adel, bentar pasti aku akan datang dan menjadi yang paling cantik diantara kalian berdua" Kata clarisa.

"Haahah kamu nih yah bisa ajah, yaudah bentar sore jam 3: 00 aku jemput kalian yah"

"Siap deh adel ".

Waktu berlalu begitu cepat bell pulang sekolah berbunyi, aku bergegas pulang cepat untuk mengganti baju lalu, pergi bersama Fauziah dan clarisa.

Ditengah perjalanan menuju kerumah Fauziah aku singgah membeli coklat untuk kami bertiga di sebuah mini market, setelah itu tak lama diperjalanan akhirnya aku sampai di rumah Fauziah.

"Tok toktok,assalamu'alaikum "
Aku mengetok pintu rumah Fauziah, dan tak lama Fauziah pun membuka pintunya dan ternyata sudah siap untuk kerumah clarisa.

Tanpa berlama-lama kami pun pergi menuju kerumah clarisa untuk menjemputnya pergi nonton. Selama perjalanan kami berdua bercanda dan tertawa karna bahagia bisa kumpul lagi seperti ini.

Lima belas menit berlalu
Kami berdua sampai di rumah clarisa, dan memanggil clarisa untuk segera keluar di depan rumahnya. Tiba-tiba saja muncul clarisa dari pintu belakang rumahnya "yuk kita berangkat sekarang".

" Yelah luh yah ris kebiasaan banget kita panggil di depan rumah loh ehh lo nya nongol di belakang kita" Kami berdua pun tertawa dan menepuk jidat. Yasudahlah yuk kita pergi sekarang keburu makin sore nih nanti kita ketinggalan film nya.

Kami pun pergi bersama-sama, diperjalanan aku menyuruh clarisa untuk mengambil kantong putih yang ada di kursi belakang dan menyuruhnya mengambil coklat dan diberikan kepada aku dan Fauziah. Mereka kelihatan nya senang banget, Fauziah membukakan coklat yang aku punya dan menyuapi ku karna aku sedang menyetir makanya tidak bisa membuka coklat ku sendiri. "Makasih Fauziah dengan tersenyum manis" Fauziah berkata "yaelah jangan senyum-senyum begitu napa, nanti aku ada saingannya"

"Hahahaha bisa ajah loh Fauziah" Aku dan clarisa pun tertawa mendengar celotehan Fauziah karna takut untuk dikalah saing jika aku tersenyum.

Waktu menunjukan pukul 2: 30 setengah jam lagi film yang kami pesan akan segera dimulai. Kami sampai di satu Moll dan bergegas ke XXI untuk menonton film. Tapi aku izin dulu ke toilet bersama kedua sahabatku.
"Yasudah jangan lama lama yah adel".

" Ok deh" Aku pun lari mencari toilet namun saat sampai di depan toilet aku melihat seseorang yang mencoba untuk menghampiriku, namun rupanya aku tak mengenalinya dari kejauhan. Sesudah itu aku kembali ke XXI untuk bertemu kedua sahabatku, biarkanlah aku menahan buang air kecil dari pada harus melihat pria misterius itu.

Disela-sela waktu pun menunjukan pukul 03: 00 akhirnya yang ditunggu-tunggu mulai juga. Kami bertiga duduk bersebelahan dan menikmati film yang kami nonton. Tapi lagi-lagi aku melihat clarisa memegangi dadanya sepertinya dia merasakan sesuatu yang membuatnya meringis kesakitan. Apa mungkin penyakitnya kambuh?
Aku yang melihat clarisa langsung menyodorkan minuman untuk mengobati rasa sakit yang ada pada dadanya. Dan alhamdulillah akhirnya keadaan clarisa membaik.

Tak terasa kami cukup lama di dalam bioskop dan akhirnya film yang kami nonton sudah selesai, kami bertiga langsung meninggalkan tempat duduk dan kembali ke mobil untuk pulang kerumah masing-masing.


Rasa Untuk Sebuah KenyataanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang