CHAPTER 8

51 32 0
                                    

"Sebuah rasa, rasa yang menyebabkan sebuah ego tanpa memikirkan orang lain, rasa yang tak dapat ku ungkapkan, aku hanya bisa menagis setelah ku mengetahui tentang perasaan yang tak terbalaskan. Dia yang membuatku lupa akan segala hal yang ku lalui, dia begitu sulit untuk ku lupakan setelah ku terlanjur memiliki rasa kepadanya tapi ku tak bisa melihat sahabatku menangis hanya karna ulah pria itu dia yang telah membuat persahabatan ku menjadi hancur, sebuah perasaan jika di paksakan pasti hasilnya tidak akan baik ".

Tapi kuharus bisa memilih antara dia atau sahabatku, oh Tuhan mengapa engkau memberikanku pilihan yang sangat sulit, keduanya merupakan kedua orang yang berharga di dalam kehidupanku, kutak bisa memilih antara dia atau sahabatku.

Sulit, iyya
Perih, itu yang kurasa
Luka itu, luka yang dulu telah kembali lagi
Luka yang pernah kurasakan
Luka yang kecil, tetapi meninggalkan bekas yang dalam
Dan luka ini berasal dari seseorang yang sama
  Bukan, luka ini bukan dari dia sang kekasih
  Dan bukan dari dia sahabatku
  Melainkan dari dia, yang mengenalkanku tentang cinta yang tak terbalaskan.

Lalu, setelah aku memikirkan semuanya aku akan memutuskan untuk pergi meninggalkan dia dari kehidupanku dan memilih sahabatku. Aku tak ingin persahabatan yang sudah lama kita bangun hancur seketika karna ulahnya (kata Fauziah yang mengeluarkan nada gemetar ketika berbicara kepada Clarisa dan adel).

Aku dan Clarisa yang mendengarkan semua ucapan Fauziah itu ikut meneteskan air mata dan mencoba menenangkan Fauziah. Kita ini sahabat yang seprti saudara sendiri jadi tidak mungkin aku membiarkan orang lain untuk merusak persahabatan kita.
 

Yuk pilih mana sahabat atau pacar🤣🤣🤣
NEXT time lanjut lagi yah

Rasa Untuk Sebuah KenyataanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang