Rizkykiara-3

626 49 0
                                    

Rizky mengeluarkan kertas gambar, pensil dan mulai menggambar. Kenapa lu harus menggambar? Bukanlah ada gua di sampingnya? Bete!

"Mau menggambar ya? "Tanyaku.

"Kelihatanya lagi apa, " jawabnya ketus.

Ih nyebelin! Kenapa rizky harus selalu begitu? Selalu saja ketus, diam dan tidak suka memandang orang. Hampir setiap gua melihat dirinya pasti kadang gua juga melihat dia membaca komik, dan gambar karikaturnya juga keren. Dia sangat berbakat dalam menggambar. Gua juga pernah membaca komik dindingnya di mading sekolah. Sungguh sangat Bagus, setiap gambarnya hidup. Dan ceritanya juga tidak membosankan, dia seorang cowok yang berkarakter. Itu mengapa gua sangat suka kepadanya, atau mungkin tergila-gila padanya, ia telah meruntuhkan seluruh perasaan dalam hati gua.

"Menggambar apa? "

Rizky diam. Aku mengintip dengan melonggokan kepala. Rizky malah menutupi gambarnya oleh tangannya, kemudian menngeserkan badannya.

Gua semakin penasaran, nggak tahu kenapa ada yang harus gua ketahui dari sketsa gambarnya itu.

"Jangan-jangan lu gambar gua yang lagi turun tangga? "

"Hah? Untuk apa, nggak penting banget. "

"Terus kenapa nggak mau dilihat? "

"Ini hak pribadi"

Gua menggeser tempat duduk gua, kemudian ngintip lagi. Rizky menggeserkan lagi tempat duduknya. Gua terus menggeser, rizky berusaha menghindar.

"Lihat! " gua menyambar buku gambar itu.

Entah kenapa rasa ingin tahu begitu kuat dalam hati gua. Sehingga gua kehilangan keanggunan gua, gua malah menunjukan sikap yang seharusnya gua lakukan di depan cowok yang gua kagumi. Mau gimana lagi?, daripada gua memikirkan gambar itu nantinya lebih baik melakukan hal ekstrim ini. Rizky berusaha merebut, namun gua mempertahankan.

Gua berdiri, buku gambar itu gua sembunyikan di balik badan gua. Rizky juga berdiri, berusaha merebut, tentu saja sangat sulit bagi rizky menggambilnya di belakang badan gua. Dia terus mendesak, gua malah menyenderkan tubuh gua ke tembok, dengan buku gambar masih berada di genggaman tangan gua di belakang badan.

Rizky menarik tangan gua, gua terus mempertahankannya dengan sekuat tenaga. Tarik-menarik terjadi sangat seru, sampai akhirnya gua kehilangan keseimbangan dan menubruk tubuh rizky, sehingga dia tersudut dan punggungnya menubruk tembok. Badan gua menindihnya, ada perasaan aneh yang tiba-tiba muncul. Dada gua berdesir, jantung gua dag-dig-dug. Baru kali ini pandangan mata gua dengan rizky beradu. Sangat dekat sekali, bahkan wajah kami hampir menempel.

***
Purwakarta, 10/12/18




Budidayakan vote!

RizkykiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang