Rizkykiara-32

153 21 0
                                    

Tadi pagi andri menjemput gua, siangnya dia ingi mengantar gua pulang. Beberapa hari ini gua selalu berangkat dengan andri, tetapi karina juga tak kalah ketinggalan untuk mengantarkan gua pulang, Namun siang ini sangat berbeda. Andri sangat lain, dari tatapan dan ajakan untuk pulang bersama juga berbeda. Ada apa ini? Mungkikah dia tau bahwa gua sama sekali tidak pernah tau tentang kegiatan pameran di atap perpustakaan? Rizky pasti memberi tau padanya, gua yakin. Tapi, tarlalu biasa jika masalah itu.

Gua ini perempuan, dapat merasakan hal yang sangat pribadi dari tatapan seorang cowok. Entahlah, gua sendiri masih memikirkan rizky dan tangisanya. Semua yang ada dalam kepala gua sepertinya selalu terbayang-bayang. Andri dan rizky, bunda dan om heru. Ya allah... apa yang sedang kau berikan pada hambamu ini, kenapa segalanya semakim rumit?.

Gua lihat karina dan radit sedang duduk di taman sambil bercanda, indahnya mereka. Gua terkadang iri terhadap mereka, mengapa gua tidak bisa seromantis ini di sekolah. Sepertinya dunia ini milik mereka berdua. Radit bukan tipe cowok proporsional, namun melainkan dalam urusan cinta, bukankah cinta yang dibutuhkan hanyalah kesetiaan dan kasih sayang? Selain itu hanyalah bumbu-bumbu cinta.

Gua ingin menghampiri mereka, tetapi takut menggangu keasyikannya. Hanya dapat menatap dari beranda kelas dengan segala kegalauan yang gua miliki. Harus seperti apa yang gua lakukan dalam hari-hari gua ini?

Karina melambaikan tangan ke arah gua, gua juga melambaikan tangan ke arahnya, dia mengajak gua bergabung, tapi... gua sedang malas melihat sebuah keromantisan cinta. Gua sepertinya ingin sendiri saja dalam hari-hari di dunia ini. Gua alihkan pandangan ke gedung perpustakaan, pasti rizky berada di atap sana sedang melukis wajah ibunya. Entahlah, apa yang tengah berada dalam hati rizky gua juga tidak bisa memahami seluruhnya.

"Woooyyy!!! Jangan melamun terus!"
Karina mengejutkan gua, di belakangnya radit tersenyum.

"Siapa yang melamun?"

"Pasti itu jawabannya." Karina duduk di samping gua, radit berdiri bersandar di tiang.

"Oh ya rin, lu tau tentang pameran di atap perpustakaan itu?" Tanya gua.

"Hmmm..." karina menengok ke arah radit.

Tatapan karina pun dimengerti oleh radit, "setau gua sih ya, rizky yang mengurusi semuanya, dia di tunjuk sama si andri untuk mengatur jalannya pameran." Katanya

"Rizky?" Gua masih belum sepenuhnya percaya.

"Iya... ternyata di sekolah ini banyak bakat loh dalam seni melukis... jadi rizky ditugaskan untuk mengadakan kegiatan tentang lukisan itu. Biasanya mereka bekerja setelah balik sekolah, ada sekitar 10 anggota OSIS yang membantu rizky." Jelas radit.

"Kok gua nggak tau?"

"Ohhh... waktu itu lu lagi sakit..." sela karina.

Mulai dari titik terang mengapa gua tidak pernah tau tentang kegiatan di atap perpustakaan itu, mata gua melihat lutut yang sudah membaik, bengkaknya sudah berkurang dan rasa sakitnya sudah menghilang. Di dalam hati gua berkata: ternyata rizky memiliki jiwa pemimpin juga, hehe. Makin sayang.

"Memangnya lu mau ikutan jadi peserta pameran juga?" Tanya radit.

"Eh?- enggak... gua nggak bisa menggambar!" Jawab gua sedkit gugup.

"Bisa belajar sama rizky...." celutuk karina.

"Belajar? Mana mungkin si misterius itu mau ngajarin gua!" Ucap gua bernada sedikir ngegas.

"Si misteriusss...???" Karina dan radit saling berpandangan.

Gua langsung sadar bahwa perkataan gua tadi meninggalkan pertanyaan yang mengherankan bagi kedua sahabat gua ini.

"Maksud gua.... orang aneh-, ya orang aneh!" Ucap gua panik.

"Memangnya rizky aneh ya?" Karina bingung, radit hanya mengangkat bahu tanda tidak tau.

"Sangat aneh!" Jawab gua.

Karina memerhatikan gua, mukanya maju mundur lalu memasang mimik serius mikir. Gaya yang seperti ini sangat paling nggak enak banget dilihat.

"Kenapa sih rin?"

"Nggak... heran aja! Kok lu jadi merhatiin rizky? Pasti ada apa-apanya nih, dari semenjak rizky tergabung di OSIS kayaknya lu sering merhatiin rizky? Gua jadi curiga..."

"Ah lu kok curigaan gitu sih sama gua?"

"Tuh... beda banget loh ngomomgnya sekarang?"

Aduh, gua jadi bingung harus bersikap bagaimana di depan karina yang mulai sensitif dengan pengamatannya. Apa gua kabur aja ya? Tapi, menghindar bukan nambah baik, akan banyak banget pertanyaan dari karina.

"Oke. Gua laper nih, gua ke kantin dulu ya! Daaaah..." segera gua lari. Itu adalah hal yang paling bodoh yang gua lakukan kepada karina.

"Woiii!!! kiara.....!!!" Teriak karina.

Hati gua senang sebenernya membiarkan karina bertanya-tanya ada apa hubungam gua dengan rizky, paling tidak ini akan menjadi bahan cerita nanti jika sudah kumpul berdua aja dirumah. Lari gua semalin cepat menuju kantin.

Buk!

***
Purwakarta-05-06-19

Siapa yang ara tabrak nih?

RizkykiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang