Rizkykiara-8

320 41 0
                                    

Sejak kejadian di lapangan itu, gua sangat kesepian. Gua tidak melihat rizky di sekitar sekolah, bagaikan di telan bumi, lenyap seketika. Dan tidak satu siswa pun yang mengetahui tentangnya, tidak pernah ada. Mungkin memendam perasaan Cinta adalah racun yang akan membunuh seluruh organ tubuh dengan perlahan, tidak ada yang menyenangkan dalam urusan Cinta dalam hati. Apalagi, orang yang kita cintai adalah orang yang hampir setiap hari terlihat, lalu dengan tiba-tiba menghilang.

Cinta tak harus memiliki. Benarkah ungkapan itu memang dapat di yakini kebenarannya? Gua tidak dapat memiliki rizky sepenuh hati, gua mencintai tanpa ada wujud. Gua tergila-gila, dan menyakitkan. Hidup gua terasa sepi, berusaha berjalan seperti biasa namun tidak bisa apa yang Sedang gua jalani, seolah semua yang gua hadapi menghimpit dada gua. Gua berada dalam sebuah lift yang terkunci, sesak.

"Woyyy! Melamun niih... Mikirin siapa siih? " Karina mengejutkan gua.

Btw Karina itu sohib gua dari smp. Dan Karina memilih satu sma dengan gua. 'Emang da,dia itu tidak mau jauh-jauh dari gua. Dan kalian tau g? Gua dan Karina itu satu kelas lagi, membosankan~'

Oke lupakan Karina~

Gua tersenyum menatap wajah bonekanya dan gaya manja yang tidak pernah hilang, sahabat yang tidak pernah gua lihat bersedih.

"Rizky ya?" tanya Karina lagi.

"Nggak kookkk... "Gua salah tingkah

"Bohong! Gua tau kok kalau dihati lu itu ada nama yang tidak bisa dihapus oleh apapun dan siapapun." Karina berkata seperti tengah membacakan puisi, tangannya berekspresi.

"Jangan buat gosip deh, rin! "

"Kok gosip? Ihh... Bete deh! "

Gua tersenyum, kemudian mengacak-ngacak rambut Karina lalu berlari meninggalkannya.

"Iiihhh... Ara nyebelin!" karina mengejar gua.

Kami berkerjar-kejaran di taman sekolah, depan gedung perpustakaan. Seperti anak kecil yang sedang bermain-main diaman, kami tidak menghiraukan semua yang memerhatikan. Karina terus berusaha mengejar dan menangkapku inilah yang membuat gua bertahan bersahabat dengan karina, dia selalu membuat gua bertahan bersahabat dengan karina, dia selalu membuat gua bahagia.

Karina semakin dekat, tangannya akan mendapatkan pundak gua, gua berusaha menghindar dan berbelok, tetapiii....

Duk!

Aduh! Apa yang gua tabrak, kepala gua pening dan gua jatuh. Karina menghampiri gua, lalu membantu gua bangkit, di hadapan gua rizky memegangi kepalanya. Kami rupanya bertubrukan ketika dia keluar dari perpustakaan. eh? Kenapa rizky ada disini, lalu kemana saja selama ini? Apa dia memang sembunyi di gedung perpustakaan ini?

Kami perpandangan sejenak, kemudian rizky pergi meninggalkan gua. Gua nggak mau kehilangannya dengan merentangkan tangan di depannya.

"Tunggu dulu!"

"Mau apa? "Tanya rizky

"Loh kok galak gtu?" gua sewot dengan nada bicaranya.

"Lu ngapain menghalangin jalan gua, minggir!"

"Sikap lu ngga lembut banget sih sama cewek."

"Lembut? Cewek macem lu nggak harus dilembutin."

rizky menubruk tangan gua, dia berusaha melewati gua. Gua segera narik tangannya, langkah rizky terhenti, badannya berbalik dan matanya tetap Teduh memandang gua. Duhh, tatapan ini yang tak pernah bisa gua lupakan, pandangan yang mengisyaratkan kesunyian yang meneduhkan jiwa gua.

"Ada apa lagi?" sentaknya.

"Ehhh... Malah tambah galak! Tadinya gua mau minta maaf soal ucapan gua di lapangan, tapi kalau begini, mending gua nggak minta maaf dan ga butuh maaf dari lu!" gua semakin sewot dengan nada bicaranya.

"Bagus kalau gitu, gua males di dekati terus sama lo!"

"What? Jangan ke geeran deh lu!

"Emang bener kok! Kalau nggak suka sama gua, ngapain megangin tangan gua lama-lama?"

Votenya dong:)

RizkykiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang