Rizkykiara-14

194 35 0
                                    

Oke, sekarang bagian yang sulit.

Gua benar-benar akan melupakan rizky. Gua melangkah mendekati gerbang sekolah, beberapa dari teman-teman gua sedang asyik mengobrol di muka gerbang, waktu masih beberapa menit untuk bel masuk berbunyi. Mata gua meneliti ks setiap sudut, mencari rizky. Tetapi seperti biasa, dia tidak ada.

Kaki gua terus memasuki gerbang sekolah, beberapa teman gua menyapa, gua berusaha merespons dengan santai agar tidak ada curiga bahwa gua sedang patah hati. Karina juga belum terlihat. Biasanya, dia paling pertama menyambut gua, kemudian menggandeng tangan gua untuk masuk kelas. Hari ini, hati gua terasa sunyi.

Mencintai memang perkerjaan yang paling sulit, berhubungan dengan perasaan dan tentu akan sangat menguras tenaga jika Cinta yang di butuhkan tidak menyambut dengan baik. Tapi sudahlah, ini biarkan menjadi luka yang paling sakit yang pernah gua rasakan, hidup harus tetap berjalan, gua masih memiliki banyak impian yang harus diwujudkan.

Gua menyusuri koridor kelas, siswa-siswi sedang asyik mengobrol, bercanda atau mengerjakan pr, bahkan ada juga yang sedang pacaran, hingga memberikan bunga segala. Gua senyum menyaksikan itu, andai saja rizky seromantis itu dipagi hari ini.

"Hei! Sendirian aja! "

Gua terkejut, Andri sudah berada di samping gua dengan buku-buku tebal dia memang anak yang dikenal rajin, pantas jika menjadi ketua OSIS yang didambakan oleh para siswa-siswi disekolah ini.

"Loh? Kok diem sih? " tanya andri.

"Lagi badmood" jawab gua.

"Hmm.. Boleh tau ga kenapa? "

"Gak!". Gua langsung berjalan meninggalkannya.

"Eits dah! Yang lagi badmood sampai segitunya... Harus nya yang badmood itu gua tau! Karena kemarin elu ninggalin gua gitu aja," katanya.

Gua berbalik "ndri maafin gua ya? "
"Ga ah! "

"Kok gitu... "

Andri diam sejenak.

"Hmm okelah, gua akan maafkan lu. Tapi ada syaratnya! "

"Apa? "

"Tapi janji dulu.. Lu akan memenuhi syarat itu. "

"Apa dulu syaratnya? "

"Janji dulu.. "

Ih ngeselin banget sih! Pake ada janji-janji segala, tinggal bilang saja apa susahnya sih.

"Ya, " ketus gua.

"Naah... Gitu dong".

"Yaudah, apa syaratnya".

Tiba-tiba bel berbunyi, suara bel itu menggerakan seluruh murid untuk segara masuk kelas. Andri juga melangkah meninggalkan gua, dia pasti akan masuk kelas, tapi kenapa dia belum menjawab pertanyaan gua?

"Andri, cepetan apa syaratnya? " tanya gua.

"Nanti ya, pulang sekolah! " jawab Andri.

"Ra? "Panggil Karina.

Gua tersadar, lalu terkejut karena wajah Karina hampir menempel di wajah gua. "Apaan sih rin? "Tanya gua.

"Lu ngapain teriak-teriak? "

Eh teriak? Gua celingukan, melihat ke sisi kelas. Rupanya gua sedang berada di dalam kelas, lamunan gua tentang persyaratan andri sampai segitunya hingga gua stress dan mungkin histeris di dalam kelas. Gua melihat saja Karina, kemudia tersenyum tanpa dosa.

"Hehehe".

***
Purwakarta, 30/12/18

Votenya ditunggu oke!.

RizkykiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang