Rizkykiara-12

226 50 0
                                    

Tekan Bintang disebelah kiri tidak susahkan?!:)

Kalau boleh memilih, gua lebih baik tidak mengenal rizky jika harus menanggung luka yang paling menyakitkan seperi sekarang ini. Rizky sudah terlanjur berada di dalam dada gua, dia tidak bisa dihilangkan. Berulang kali gua coba, tetapi saja dia berada di situ, dengan segala keindahan dirinya. Apa yang harus gua perbuat jika sudah seperti ini? Dunia menjadi gelap, pekat, hitam tak bisa gua jangkau, gua seperti sudah mati rasa.

"Mau turun dimana, dek? "Tanya supir taksi.

Gua nangis tersedu-sedu, suasana semakin terasa dingin didalam mobil ini, menemani hati gua yang beku.

"Jangan menangis terus dong! Nanti bapak culik loh!"

Eh culik?

"Stop! disini, stop! " teriak gua.

Supir itu kaget, dia segera mengerem di tengah jalan, untung saja kendaraan tidak terlalu ramai.

"Turun disini? "

"Aku tidak mau diculik, turunkan disini! "

"oooaaalaaah... Bapak cuma bercanda tadi, habisnya nangis terus".

"Jadi bapak bukan penculik? "

"Bukann... Tenang saja! Ade ini mau turun dimana? "

Gua menarik nafas panjang, hati gua terasa lega, maklum sekarang lagi zaman penculikan dan pemerkosaan dari supir-supir angkot, ngeri juga jika supir taksi juga ikut demam pemerkosaan ke para penumpangnya.

"Beneran? "

"Iya... Ini kartu pengenal bapak sebagai supir resmi! "

Supir itu menunjukan kartu identitas supir dari perusahaan taksinya. Gua lega, Kemudian meminta mobil untuk jalan menuju rumah, setelah supir itu paham dia menjalankan mobil dengan santai. Air mata gua hapus, rasa sakit harus dilawan. Gua harus kuat! Tetapi semakin dilawan semakin terasa begitu dekat dan menyayat, gua tidak bisa bertahan dalam kesedihan gua ini, hik.

"Putus Cinta ya dek?" tanya supir taksi.

Males juga jawab pertanyaan supir taksi yang selalu ingin tahu urusan orang. Tetepi, Gua juga butuh melepaskan unek-unek dihati biar lepas, bebas dan tidak ada tekanan batin.

"Mau tahu saja si bapak! " ketus gua.

"Apa yang tidak tahu oleh bapak. Banyak penumpang menangis disini, dan sudah banyak masalah yan dihadapi mereka".

Gua tertarik dengan ucapan supir taksi ini. Secara logima memang bisa diterima. Mobil adalah tempat kesekian paling cocok untuk menangis, terkadang orang-orang yang tidak dapat menahan rasa sedihnya akan melupakan emosinya di dalam mobil, bisa jadi taksi adalah tempat yang paling mujarab.

"Banyak banget, pak? "

"Banyaakkk... Ada yang putus Cinta ditinggal suami, bahkan kadang menangis ditinggal karena ditinggal keluarga meninggal".

"Mereka menangis? Nggak malu sama bapak?"

Supir taksi itu masih asyik menyetir sambil melirik ke kaca spion diatas dirinya untuk melihat wajah gua yang sembab.

"Kamu malu tidak sama bapak? "

Aku menyengir, sadar bahwa tadi gua menangis tanpa malu.

"Sedih itu wajar kok, manusiawi. Bapak juga pernah menangis ketika usia muda seperti kamu".

"Menangis? Diputusin? "

"Naaahhh.... Ketahuan kan kalau baru diputusin Cinta".

"Nggak kok! Cumaa... " mulut gua tiba-tiba kelu, getir datang ketika mengingat Rizky.

"Cuma kenapa? "

"Udahlah nggak usah dibahas, pak!   Nggak penting juga".

"Yasudah kalau gak penting, tapi dulu bapak menangis karena bapak tidak bisa sekolah lagi, bapak harus putus sekolah disaat bapak sedang semangatnya untuk belajar, zaman dulu itu nggak seperti sekarang, serba susah!"

"Trs?"

"Yaa... Bapak bekerja, sampai sekarang menjadi supir taksi seperti sekarang ini"

Gua manggut-manggut, sepertinya  ada hal yang ingin disampaikan kepada gua dari supir taksi ini. Gua mencoba diam untuk mendengarkan apa yang akan dia katakan.

"Cuma sayang sekali bagi remaja sekarang, mereka kebanyakan menyia-nyiakan waktunya dengan melakukan apa-apa. Padahal, masa remaja itu harusnya kreatif, nggak harus mikirin hal-hal yang bersifat sepele".

"Mungkin gak semua juga remaja seperti itu pak! Tetapi terkadang remaja juga menjadi korban, sehingga dia mati untuk berkreatif".

"Korban? "

"Iya, korban kestresan orang tua, korban TV yang harus menyaksikan tontonan kejar tayang, atau korban pendidikan yang terkadang berubah-ubah kurikulum. Makanya urusan Cinta adalah hal yang paling menyenangkan untuk dipilih".

"Waahhhh... Ternyata kamu cerdas juga ya".

Gua tersenyum, jika tidak cerdas percuma juga gua sekolah. Urusan Cinta memang penting bagi gua, tetapi sekolah juga lebih penting, maka dari itu gua selalu aktif dalam kegiatan sekolah. Tetapi, kalau sudah ngomongin rizky, gua takluk. Dia sudah sangat lama mengisi hati gua dan meluluhkan segala perasaan gua. Dan Cinta memang urusan hati, tidak bisa diganggu gugat. TITIK.




Hallo semuanya maapin author ya, kalau misalkan ceritanya di gantung trsss:(





Vote and commentnya dong readers, terimaksi:)

RizkykiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang