Seminggu belakangan ini Jungkook di buat kebingungan oleh perubahan sifat Jimin. Jimin yang jarang sekali bermanja-manja sekarang malah hobi sekali bermanja padanya. Bahkan sampai memakai celana dalam pun harus Jungkook yang memakaikannya.
Bukannya mengeluh atau tidak senang. Hanya saja Jungkook merasa heran.
Selain itu Jimin lebih sering menyiksa dirinya jika keinginannya tak dituruti. Padahal biasanya Jimin hanya akan cemberut atau mengomel. Oke ini pasti karena Jimin terlalu sering bergaul dengan si kejam Min Yoongi itu. Begitulah pikir Jungkook.
Jungkook bisa apa? Dirinya terlalu mencintai Jimin sampai tak tega untuk marah. Di bilang Maso pun dirinya tidak. Lantas kenapa ia betah disiksa Jimin seminggu ini?. Jawabannya cinta. Pokoknya cinta, jangan di ganggu gugat.
"Jungkook-ie aku lapar. Ingin makan sekarang~~"
Rengekan Jimin membuat Jungkook berbunga-bunga.
"Ayo makan"
Jungkook bahkan lupa mereka baru saja selesai sarapan satu jam yang lalu sehingga meng 'iya' kan rengekan Jimin.
Para pelayan sudah bersliweran masuk ke dapur. Memenuhi segala keinginan Jimin dan Jungkook sebagai seorang suami sigap memenuhi keinginan istrinya.
"Habis ini aku mau kita pergi belanja ya? Aku ingin beli baju juga sepatu. Boleh kan?"
Permintaan Jimin yang diimbuhi kedipan lucu itu membuat hati Jungkook lumer.
"Tapi dapat ciuman sebagai bonus kan?"
Jungkook dan segala muslihat nya. Tapi Jimin tak pikir panjang. Ia hanya mengangguk saja. Toh nanti dirinya akan memoroti semua uang yang ada di kartu gesek suaminya itu. Berharap saja Tuan Muda Jeon itu tak rugi bandar. Berdoa saja.
.
.
.
.
Jungkook kelelahan. Ia sudah menenteng banyak kantung belanja. Namun istrinya itu sama sekali tak ingin berhenti barang sejenak pun untuk istirahat. Setiap Toko yang mereka lalui akan di sambangi oleh Jimin. Untung saja Jimin tak merengek untuk membeli Mall ini dengan segala isinya. Bukannya Jungkook tak sanggup. Tapi kalau Jimin ingin Mall maka Jungkook akan membangun Mall megah khusus untuk istrinya tersayang. Ah, betapa romantisnya Tuan Muda Jeon ini. Abaikan sifat mesumnya. Tolong abaikan saja."Sayang~~~ istirahat yuk!!"
Kali ini Jungkook yang merengek. Ia sudah tak kuat lagi untuk berjalan. Tapi kalau di ranjang Jungkook sih kuat. Muehehehe.
"Yaudah. Kita istirahat sambil makan ya? Aku lapar"
Jimin menarik tangan Jungkook dan membawanya ke tempat makan dengan masakan Jepang. Entah kenapa Jimin ingin sekali makan Sashimi.
Jungkook bernafas lega kala pantatnya menyentuh tempat duduk menyerupai sofa, memijat betisnya pelan untuk meredakan rasa pegal yang membuatnya merasa tak nyaman.
Melihat Jimin yang begitu antusias saat makanan yang mereka pesan tersaji di meja mereka membuatnya tersenyum geli. Sebegitu laparnya ya?
Jungkook bukannya takut kalau Jimin menjadi gemuk. Tapi Jungkook hanya tak ingin Jimin sakit perut nantinya atau muntah karena kebanyakan makan.
"Pelan-pelan saja sayang"
Jungkook mengusap sudut bibir Jimin yang terdapat sisa saus dari Sashimi yang ia makan.
"Kamu tidak makan? Ini.... Cobalah"
Jimin menyunpit satu Sashimi dan mengarahkannya ke mulut Jungkook. Yang di perlakukan begitu tersenyum kemudian melahap makanan yang di suapin oleh istrinya itu.
Jungkook mengangguk kemudian tersenyum.
"Enak"
Komentar yang bagus karena Jimin tersenyum senang mendengarnya. Jungkook sebenarnya sudah paham betul sifat Jimin. Hal sederhana saja sudah membuatnya senang. Itulah salah satu faktor yang membuat Jungkook jatuh terlalu dalam pada Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweety
Teen FictionPark Jimin atau sekarang bernama Jeon Jimin. Pemuda dengan pesona luar biasa. Bertubuh mungil dengan suara yang merdu. Ia adalah seorang istri dari------tunggu! Istri??? Ah ya. Jimin adalah seorang istri dari Tuan Muda Jeon Jungkook. Pria yang lici...