--04--

2.4K 149 6
                                    

Jungkook hanya bisa menatap bagaimana seorang petugas mengambil sampel darah Jimin. Bagaimana jarum itu menusuk tepat di pembuluh vena Jimin. Memperhatikan pekat merah pada tabung yang terisi hampir penuh. Jungkook hanya memperhatikan, tak berani bertanya karena dirinyapun bingung harus apa.

Hari ini jadwal untuk Jimin checkup kehamilannya. Ada banyak yang harus mereka lakukan dari test psikologi, USG, juga pemeriksaan lainnya yang Jungkook pun bingung harus bagaimana kalo buka Jimin yang begitu tenang menjalani setiap pemeriksaan. Hum~~ tipikal calon ibu yang baik.

Saat dokter Kim Seokjin mengamati hasil pemeriksaan milik Jimin, lelaki pemilik bibir kissable itu tersenyum kemudian menatap Jimin juga Jungkook.

"Tak ada masalah. Hemoglobin masih normal. Tekanan darah juga normal. Tak ada tanda anda mengalami Preeklampsia dan bersyukurnya juga janin anda sangat sehat. Keadaan Psikologis anda juga baik. Selain itu tak ada infeksi pada masa ini"

Seokjin menutup buku pemeriksaan milik Jimin kemudian menyerahkannya kepada pasiennya itu.

"Dua bulan lagi anda harus memeriksakan kehamilan ada kembali. Jangan terlalu lelah juga makanlah dengan teratur. Daging merah ku sarankan untuk sering di konsumsi namun batasi makanan yang mengandung kadar gula terlalu tinggi"

Jimin mengangguk. "Terimakasih dokter Kim"

Seokjin tersenyum manis. Suara ketukan pintu mengalihkan atensinya dan seorang pria memasuki ruangan Seokjin.

"Oh? Kamu masih ada pasien?"

Seokjin tersenyum begitu mendapati suaminya lah yang memasuki ruangannya. "Tunggulah sebentar".

Begitu pria jangkung itu memasuki ruangan Seokjin, atensinya teralihkan kepada Jungkook. Mereka sama-sama terkejut. Dan diimbuhi dengan mulut saling membuka ingin menyampaikan sesuatu lalu kembali tertutup.

Seokjin dan Jimin hanya mengernyit bingung memperhatikan ekspresi dua pria tampan di depan mereka. Terkhusus Jimin yang rasanya dia familiar dengan wajah pria yang baru saja memasuki ruangan dokter kandungannya ini.
.
.
.
.
.

Namjoon tak hentinya menyebut kata 'aigoo' dalam beberapa menit terakhir. Terdampar di sebuah kantin Rumah Sakit bersama Seokjin, Jimin juga Jungkook membuat Namjoon berdecak kagum.

"Jadi istrimu sedang hamil? Pantas saja kamu belakangan begitu bahagia. Aigoo ini berita luar biasa"

Namjoon memukul meja dengan antusias. Entah mengapa disini sedikit ganjil. Istri orang yang hamil namun pria yang memiliki marga Kim juga harta meluber itu yang begitu antusias. Bahkan pukulan kecil dari tangan Namjoon hampir membuat vas bunga di tengah meja kantin Rumah Sakit hampir terjatuh kalau bukan Seokjin yang menahannya.

"Hei!! Kamu mau menghancurkan meja? Ingat saja tenaga monster kuda yang kamu miliki. Aku tahu kamu punya banyak uang tapi bisakah kamu tidak menghancurkan barang sehari saja eoh? Bahkan kacamata milik Charlie belum kamu ganti!"

Seokjin berkacak pinggang. Hidungnya sudah kembang kempis sedari ia memulai sebuah ceramah singkat. Jungkook harus menutup telinga Jimin, tak ingin si manis berstatus istrinya itu tertular kegalakan milik dokter kandungan satu itu yang baru saja ia saksikan bagaimana rupa seorang istri galak. Tidak. Jungkook tak ingin Jiminnya berubah se garang itu. Jimin cukup jadi istri yang manis-manis kembang gula saja supaya Jungkook dan 'aset' berharganya aman nan tentram.

"Aku tak merusaknya. Aku..... Aku hanya membuat bentuknya tak seperti semula"

Ah~~ alasan yang bagus namun terdengar bodoh Namjoon. Istrimu tak akan menerima alasan apapun kecuali dirimu menyertakan sepaket tiket liburan keliling Eropa dengan bonus barang merek Gucci. Serta sapu baru untuk menggantikan sapu yang telah kamu rusak tadi pagi Tuan Kim.

My SweetyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang