--06--

2.5K 128 15
                                    

Usia kandungan Yoongi sudah menginjak bulan ke tiga. Perutnya sudah agak membuncit.

Yoongi juga sudah mulai sedikit lebih banyak bicara juga sudah tak semurung sebelumnya. Terutama ketika Yoongi menyaksikan bagaimana Jungkook di perbudak oleh Jimin, Yoongi akan tertawa kecil karenanya.

Usia kandungan Jimin juga sudah masuk bulan ke delapan. Perutnya juga sudah sangat besar. Mau duduk atau berdiri harus di bantu. Pokoknya Jimin tak bisa melakukan segala sesuatu dengan sendirian. Harus ada yang membantunya.

Jungkook memutuskan cuti lebih awal. Ia hanya ingin menemani istrinya. Bahkan perlengkapan bersalin sudah di siapkan oleh Jungkook tentu saja. Siaga sekali calon Ayah satu ini.

"Ya disitu. Ah geser ke kiri lagi. Ya tepat di sana".

Jimin mengarahkan tangan Jungkook untuk memijat pinggangnya yang sakit. Sementara sang suami sih pasrah saja.

Yoongi hanya memandangi mereka. Ada rasa iri juga sebenarnya. Namun rasa gelinya jauh lebih mendominasi.

Lihat saja wajah Jungkook yang kurang tidur itu. Katanya kemarin malam Jimin susah tidur. Pinggangnya sakit juga perutnya katanya terasa begah. Jadilah Jungkook ikut begadang menemani sang istri.

Sungguh lucu rasanya melihat Jungkook yang biasanya sadis terhadap lawan bisnisnya kini di perbudak oleh istrinya sendiri. Bahkan kucing manis seperti Jimin bisa menaklukkan iblis dunia bisnis seperti Jungkook?. Seharusnya Jimin menerima penghargaan untuk hal ini.

"Kalau kamu cuti, bagaimana dengan perusahaan?".

Yoongi bertanya. Pasalnya Jungkook itu tak akan membiarkan perusahaannya mengalami penurunan walau cuma dalam satu angka saja.

"Aku serahkan kepada asistenkun".

Jungkook menjawab dengan tak bersemangat. Dia mengantuk tentu saja.

Yoongi hanya mengangguk paham sementara Jimin mengernyit tak nyaman. Ia menghentikan pijatan tangan Jungkook di pinggangnya.

"Sayang, kok basah ya?".

Jimin menyentuh permukaan sofa yang ia duduki. Basah.

Yoongi melotot. "Ke-kenapa selangkanganmu basah?".

Jungkook reflek memperhatikan bagian bawah istrinya kemudian melotot seperti Yoongi.

"Sepertinya perutku mulas. Aduh~~". Jimin meringis sambil memegang perutnya dengan rasa tak nyaman.



















"JIMIN KAMU AKAN MELAHIRKAN".
.
.
.
.
.
.

Keributan tak manusiawi di rumah mewah milik Jungkook beberapa menit tadi membuat seisi rumah panik. Beruntung Jimin selaku ibu hamil yang sebentar lagi melahirkan itu menenangkan kepanikan Jungkook dan Yoongi. Dengan santai Jimin mengarahkan kedua orang panik itu untuk melakukan apa dan mempersiapkan apa saja.

Beruntung sopir Jungkook itu dulunya mantan pembalap liar di jalanan yang hobi main balapan dengan polisi. Jadi, sopir yang juga merangkap kepala bodyguard Jungkook sedang membawa mobilnya menuju Rumah Sakit persis seperti di film Fast and Furious.

Di dalam mobil tak kalah heboh seperti di rumah tadi. Jimin merintih, Jungkook berteriak panik dan Yoongi yang mengomel pada Sopir di depannya.

"Aaaa mereka mau keluar Jungkook-ah. Aku tidak tahan". -Jimin

"Sayang bertahanlah. Cobalah bernegosiasi dengan anak-anak kita agar mereka paham kalau tempat melahirkan itu bukan di mobil tapi Rumah Sakit. Aduh tanganku jangan di cakar sayang". -Jungkook

My SweetyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang