Usia kandungan Jimin sudah memasuki bulan ke-enam. Terkadang pinggang Jimin sudah mulai sakit. Jungkook bisanya akan memanjakan istrinya dengan memijat pinggang atau kaki Jimin. Masa ngidam ekstrim milik Jimin sudah mulai berkurang. Namun tetaplah Jimin masih berkutat dengan satu kesenangannya semenjak hamil. Makan. Dan bermanja-manja pada Jungkook.
"Elus lagi. Rasanya nyaman sekali saat kamu mengelus perutku".
Seperti saat ini misalnya. Jungkook yang libur di akhir pekan akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mesra-mesraan dengan istrinya.
Jimin sendiri justru malah senang. Ia bisa menyuruh Jungkook ini dan itu tanpa bantahan. Misalkan mengelus perutnya seperti sekarang. Tangan Jungkook itu besar dan hangat. Jadi sangat nyaman kalau tangan itu mengelus perutnya. Mungkin juga dua calon bayi mereka di perut Jimin juga merasa senang saat Ayah mereka bersikap memanjakan mereka seperti itu. Ah, Jimin rasanya tak sabar menunggu mereka segera lahir.
Namun sepertinya kemesraan mereka hari ini sedikit terganggu. Ini semua karena Yoongi yang datang ke rumah mereka dengan tampang kusut juga wajah yang bingung.
Kantung mata jelas terlihat di wajahnya. Juga rona lelah dan wajah yang makin pucat.
Jungkook sebenarnya merasa terganggu. Namun melihat Yoongi yang biasanya sadis berubah menjadi Yoongi yang gloomy begitu membuat Jungkook tak tega juga.
Baik Jimin dan Jungkook tak ada yang bertanya. Mereka sudah paham Yoongi. Ia tak akan mengatakan apapun kalau mereka bertanya. Ia akan mengatakannya jika ia sudah tak sanggup menampung apapun lagi di hati dan kepalanya.
Satu helaan nafas lelah dari Yoongi membuat Jungkook curiga. Terlebih kondisi Yoongi yang kacau. Seperti perawan korban pemerkosaan saja.
"Aku hamil".
Satu pernyataan lirih yang Yoongi lontarkan dari bibir tipisnya membuat suasana ruang santai yang awalnya hangat kini seolah perlahan membeku.
Jungkook melotot dan Jimin tak bisa menyembunyikan wajah terkejutnya.
"Huh?".
Yoongi mengusap wajahnya frustasi.
"Aku hamil. Aku hamil. Aku hamil".
Perkataan dengan nada putus asa yang diulang-ulang itu membuat Jungkook berpikir negatif.
"Jangan bilang kalau kamu hamil karena di perkosa? Katakan padaku siapa yang membuatmu hamil hyung? Akan aku berikan ia pelajaran".
Walau Jungkook kadang sensi dengan Yoongi, nyatanya ia telah menganggap lelaki pecinta Kumamon itu sebagai seorang kakak. Wajar saja emosinya bangkit saat mendengar pernyataan dari Yoongi tadi. Wajar saja berbagai prasangka berseliweran di kepalanya.
" Tidak seperti itu Jeon Jungkook. Kenyataannya tidak seperti itu".
Yoongi menyanggahnya tentu saja. Ia bukan lelaki yang akan berdiam diri saat akan ada yang melecehkannya. Namun nyatanya ia hanya terbaring pasrah saat pria itu menggagahinya. Katakan saja ia memang terjerat oleh pesona pria yang menjadi Ayah dari janin yang di kandungnya. Namun dirinya sendiri juga sangat takut. Takut akan kenyataan.
Kenyataan bahwa mereka dekat. Dekat tapi bukan dalam konteks pasangan kekasih. Entah setan apa yang memasukinya saat itu sehingga ia pasrah saja saat mereka bercinta. Walau ada campur tangan alkohol namun baik dirinya dan orang itu masih sama-sama sadar akan apa yang mereka lakukan.
Pada awalnya Yoongi ingin menanyai perihal mereka itu sebenrnya 'apa'. Ada pada titik hubungan yang mana. Namun saat mengetahui bahwa ada kehidupan dalam perutnya, seluruh hidup Yoongi seolah terhempas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweety
Teen FictionPark Jimin atau sekarang bernama Jeon Jimin. Pemuda dengan pesona luar biasa. Bertubuh mungil dengan suara yang merdu. Ia adalah seorang istri dari------tunggu! Istri??? Ah ya. Jimin adalah seorang istri dari Tuan Muda Jeon Jungkook. Pria yang lici...