Bagian 3

80 21 6
                                    

Like a time bomb that will suddenly explode and tell everything about it
-WHO-

***

"Nih minum dulu." Gadis itu menyodorkan botol berisi air mineral. Netto menerima kemudian meminumnya. Kedua orang itu menempatkan dirinya untuk duduk tepat di samping Netto.

"Masih belum berubah juga nih anak. Gue kirain udah sadar." Lelaki berambut pirang itu mendengus kesal. Siapa lagi kalo bukan Orry.

"Gue tau ini nggak mudah buat lo Nett," gadis itu kembali bersuara, "Tapi nggak gini Nett. Lo tuh harus buktiin kalo lo itu bisa bahagia."

"Gue bahagia dengan cara gue sendiri."

"Nih makan aja deh," Orry menyodorkan sepotong roti yang tadi dia beli di kantin bersama Oralia. "Nih anak susah kalo dibilangin. Biar aja deh, suka-suka dia."

"Sorry." Lagi-lagi kata itu yang keluar dari mulut Netto saat terjadi perdebatan dengan sahabatnya.

"Gitu aja terus Nett."

"Udah-udah kenapa jadi berantem sih," ucap gadis itu menjadi penengah di antara perdebatan mereka.

Oralia Noura Azkeeya, yang biasa dipanggil Oralia atau Lia. Gadis dengan rambut sebahu yang berwarna pirang, dengan mata berwarna abu-abu dan senyum manis menghiasi wajahnya. Oralia sama seperti Orry, dia sahabat Netto sejak dulu.

***

Lelaki dengan wajah tampan dan rambut pirang yang selalu terlihat lebih mencolok daripada yang lain karena dia satu-satunya siswa yang berambut pirang di SMA Gemilang, siapa lagi jika bukan Orryzon. Orry berjalan dengan bersenandung riang. Senyum manis yang terukir di bibir menambah kadar ketampanannya. Dia bukan salah satu most wanted yang memiliki sifat sedingin es, dia selalu memperlihatkan senyumnya yang mampu membuat para kaum hawa di SMA Gemilang meleleh seketika. Dia juga suka menggoda beberapa siswi yang berpapasan atau yang berlalu lalang di lorong koridor. Hal itu tak jarang membuat mereka terbawa suasana dengan sikap Orry. Walaupun sebenarnya dia hanya iseng saja.

Langkah Orry terhenti ketika berada di depan kelas yang bertuliskan 11 MIPA 1. Kelas itu nampak sedikit sepi, karena saat ini adalah jam istirahat yang berarti banyak yang siswa kelas pergi ke kantin untuk membeli makanan atau sekedar mengobrol dengan teman - temannya. Orry memasuki kelas tersebut, kemudian duduk di salah satu kursi depan seorang gadis.

"Oi, PR tuh dikerjain di rumah bukan di sekolah. Lo tau kepanjangan PR kan? Pekerjaan rumah, jadi ngapain dikerjain di sekolah?" Orry berkata dengan santainya sembari memperhatikan gadis di depannya.

"Pergi aja kalo mau ganggu, gue lupa kalo ada PR. Lagian lo ngomong gitu, kayak lo bener aja. Lo ya selalu ngerjain di sekolah." Gadis itu mencibir kesal.

"Yuk ke kantin Li, gue laper nih."

"Bentar lagi kelar nih," Oralia masih fokus menyelesaikan pekerjaan rumahnya. "Tumben sendirian, kemana Netto?" lanjutnya.

"Paling tempat biasa."

"Bolos lagi dia?" Oralia bertanya dengan fokus tetap pada bukunya.

"Masuk jam pertama, terus kabur."

Setelahnya, hanya ada keheningan di antara mereka. Orry memperhatikan sahabatnya itu dalam diam. Tiba-tiba bunyi kursi berdecit mengagetkan Orry. Oralia yang sudah selesai mengerjakan PR-nya, kemudian berdiri.

WHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang