Bagian 12

40 15 12
                                    

Aku seperti melihat diriku sendiri tetapi dalam waktu dan tempat
yang bahkan tidak aku ingat.
-WHO-

***

Seorang gadis yang seluruh pakaiannya basah akibat hujan tadi mengetuk pintu rumahnya yang berwarna putih. Muncul seorang wanita dengan celemek yang melekat di tubuhnya yang membulatkan matanya melihat keadaan anak majikannya.

"Ya ampun non! Kenapa bisa basah gini?" Dengan tergopoh-gopoh wanita itu menarik tangan anak majikannya lalu didudukannya di atas sofa berwarna merah.

Gadis yang bernama Maelyn itu hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Asisten rumah tangganya yang sudah ia anggap sebagai keluarganya ini memang agak berlebihan. Di umurnya yang hampir 40 tahun, ia suka dengan drama Korea. Bahkan tak jarang Maelyn sering melihat Bi Sumi, ia memanggilnya seperti itu sedang menangis karena menonton drama receh tersebut.

"Gimana kalo bibi dimarahin sama tuan dan nyonya atau sama-"

"Makanya bibi jangan bilang siapa-siapa. Maelyn mau mandi dulu nanti takutnya malah sakit."

"Bibi buatkan susu hangat."

Maelyn menganggukkan kepalanya, meraih tasnya yang terlempar tidak jauh darinya lalu melangkahkan kakinya menaiki satu persatu tangga menuju kamarnya. Tak jauh dari kamarnya ada beberapa fotonya yang tertempel di dinding saat usianya 10 tahun hingga saat ini. Tapi entah kenapa tidak ada satupun fotonya ketika dirinya masih kecil?

Sebenarnya pertanyaan itu ingin sekali ia tanyakan kepada kedua orang tuanya. Bagaimana bisa tidak ada satupun fotonya saat kecil di rumah ini dan entah bagaimana caranya Maelyn sama sekali tidak bisa mengingat masa kanak-kanaknya.

Membuka kenop pintu kamarnya yang berwarna pink lalu menutupnya ketika ia berada di dalam. Maelyn menghela napasnya kemudian menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidurnya. Tak peduli jika nantinya tempat tidurnya akan basah. Pasti Bi Sumi akan menangani masalah tempat tidurnya.

Maelyn bangkit dari posisinya, mengeluarkan kotak kecil yang berada di bawah tempat tidurnya lalu membukanya. Di dalamnya terdapat sebuah liontin dengan huruf WM. Liontin ini ia temukan di laci meja kerja papahnya. Saat itu, Maelyn sedang mencari pulpen dan tanpa sengaja dirinya menemukan sebuah liontin yang entah bagaimana membuat hatinya menghangat. Maelyn seperti merindukan sesuatu dan ia tidak tau sesuatu itu apa sebenarnya.

"Non udah mandi? Bibi udah buatin susu hangat," suara Bi Sumi membuatnya tersadar dari lamunannya.

"Iyaa bi! Maelyn lagi mandi."

"Tadi tuan muda telepon katanya, kenapa ponsel non nggak aktif?"

Maelyn mengeluarkan ponsel yang berada di dalam tasnya. Mencoba menyalakan berkali-kali namun tetap saja ponsel kesayangannya itu tidak menyala. Menghela napas kembali, ia mengisi daya ponselnya lalu meletakkannya di atas meja nakas.

"Maelyn pasti dimarahin habis ini."

Gadis itu bergegas memasuki kamar mandi dan membilas tubuhnya dengan air hangat. Tak lama setelah itu, Maelyn memakai pakaian hangat kemudian menuruni satu persatu tangga menuju dapur untuk mengambil susu hangat yang dibuatkan oleh asisten rumah tangganya itu.

"Bibi di mana?!" teriak Maelyn membuat wanita berusia hampir 40 tahun itu tergopoh-gopoh berlari ke arahnya.

"Ada apa non, bibi lagi nyuci baju."

"Hehehe nggak, Maelyn cuma mau manggil bibi aja. Oh ya mana susu hangatnya, Maelyn mau minum sekarang."

Bi Sumi melangkahkan kakinya menuju salah satu sudut dapur untuk mengambil pesanan anak tuannya itu. Susu coklat hangat kesukaan putri di keluarga ini.

WHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang