Bagian 5

52 18 8
                                    


I hate myself when i think you are like her
-WHO-

***

"Catatan informasi dari Maelyn Leticia Alfarisi, siswi pindahan baru dari SMA Bintang yang gue tau dari Bandung." Lelaki yang memakai topi dan kacamata berwarna hitam menyerahkan beberapa lembar kertas ke hadapan seorang lelaki yang sedang meneguk Cappucino late miliknya.

Netto, lelaki yang meneguk kopi kesukaannya itu hanya menganggukkan kepala. Memeriksa tulisan demi tulisan yang tertera di atas kertas dengan mengerutkan dahinya. Semuanya tampak normal dan bahkan tanggal lahir keduanya sangat berbeda. Jadi gadis yang ia temui tadi pagi bukanlah Wailee.

"Cuma segini yang lo tau?" Netto menghela napasnya lelah kemudian mengembalikan beberapa kertas tersebut kepada lelaki di hadapannya.

"Itu yang bisa gue sama yang lain cari."

"Lo udah coba bilang Felix tentang hal ini?" tanya Netto membuat lelaki di hadapannya menggeleng takut. Lelaki itu takut jika Netto tidak  menganggap dia sebagai teman kepercayaan lagi.

"Lo tau Felix lagi sibuk sama ujian nasionalnya, gue takut ganggu dia."

"Bukannya ini perintah dari gue? Kenapa lo nolak?" Lelaki itu segera mengangguk dan mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi orang yang sejak tadi mereka bicarakan, ketika mendengar nada suara Netto yang mulai berubah. Biar bagaimanapun, Netto marah adalah hal yang paling tidak di inginkan.

"Felix akan datang sebentar lagi."

Netto menghela napasnya kemudian kembali meneguk minumannya hingga tidak tersisa. Menurutnya, informasi seperti ini dapat ditangani dengan mudah ketika berada di tangan Felix. Dan Netto mengharapkan cepat kedatangan Felix.

Tak lama dari itu terdengar suara pintu Cafe yang berderit, menandakan adanya seseorang yang masuk ke dalamnya. Lelaki yang menggunakan jaket hitam dengan laptop berada di tangannya, tersenyum kepada penjaga kasir untuk memesan minuman. Setelah itu, dia berjalan menuju kedua lelaki yang menunggunya.

"Untung aja gue lagi nggak jauh dari tempat ini. Apa yang mau kalian tau?" Lelaki yang diketahui bernama Felix menarik kursi kemudian mendudukinya. Melihat tatapan dingin dan datar dari lelaki di hadapannya membuat dia merinding seketika.

"Beta bakal jelasin semuanya."

Mendapat perintah seperti itu, lelaki berkacamata hitam dan topi hitam membuka suaranya untuk menjelaskan apa yang sedang dicari oleh lelaki di hadapannya.

"Cari informasi siswi SMA Bintang bernama Maelyn Leticia Alfarisi sebanyak-banyaknya."

"Lho, bukannya dia sekarang sekolah di SMA lo?"

"Kenapa lo tau hal ini?"

Felix menggaruk kepalanya yang tak gatal dan meringis ketika mendapat tatapan tajam dari Netto.

"Lo cari tau hal ini tanpa sepengetahuan gue," sambung Netto yang membuat Felix semakin mengeluarkan keringat dingin. Menghadapai Netto seperti ini rasanya seperti berhadapan dengan malaikat maut.

"Beberapa Minggu ini gue dapet kabar kalo ada orang yang menyerupai Wailee karena belum pasti, gue diem dulu. Beberapa hari kemudian, gue cari tau dan gue dapet informasi yang mungkin bisa bantu kita."

"So?"

"Beberapa data yang berhasil Beta temukan adalah rekayasa keluarganya."

"Jadi-" ucapan Netto terhenti ketika ponsel di sakunya berbunyi. Menghela napas pelan, Netto mengangkat panggilan yang jika diabaikan akan menjadi masalah berat untuknya.

WHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang