Kim Taehyung balas menatapnya amat serius. "Kalau gue bilang, gue jodoh lo, elonya bakal percaya nggak?"Mendecih, Jimin memilih untuk abai pada pertanyaan Taehyung dan kembali meneruskan sarapan. Satu hal ia simpulkan, tetangga barunya ini senang sekali bercanda.
"Mana ada," dia lirik Si Tetangga Baru yang pipinya gembung terisi makanan, "kan kita baru kenalan, Taehyunggg." Pemuda itu menarik senyum mendengar dengung yang Jimin suarakan. Taehyung ia pandangi terus sambil tetap mengunyah. "Kenapa? Ada sesuatu di muka gue?"
Anggukan Taehyung membuat Jimin berdiam sejenak, antisipatif pada sesuatu yang mungkin mengotori wajahnya. "Iya, Jimin, ada masa depan gue." Dengusan darinya menghantarkan tawa bariton di antara mereka. "Lo lucu banget astaga Jiminnn, bikin gue gemes! Umur berapa sih?"
"Tau, ah!"
"Maaf dong, ya?" Usakkan ia rasa lagi dan seiring mendongakkan kepala, Taehyung berlalu pergi membawa peralatan makan bekas pakainya. "Kalau dimaafin, besok gue bikinin lagi sarapan gimana, mau?"
Mengulum bibir, Jimin mengedarkan pandangannya ke sembarang arah. Dia jelas mau dibuatkan sarapan seenak ini lagi tapi... apa itu tidak membuat dirinya jadi terlalu mudah dibujuk? Hmmm. "Tapi bercanda lo gak lucu, Kim Taehyung."
Jimin memang selalu merasa rendah diri jika membahas jodoh, pasangan, atau sejenisnya. Satu, dia omega. Dua, dia pria. Tiga, dia pria omega yang keberadaannya jarang sekali dan sering jadi cemoohan banyak orang karena perbedaan yang dipunya. Wajar jika dirinya sering merasa sedih dan insecure, kan.
Sedangkan Kim Taehyung, baru memasuki area kehidupannya sudah bicara begitu terus... bisa-bisanya.
Suara aliran air dari keran melatarbelakangi mereka. "Tapi gue enggak bercanda, Park Jimin. Elo memang begitu adanya, maaf kalo gemesnya gue bikin lo gak nyaman ya?"
Taehyung melirik sekilas dari balik bahu. "Soal pertanyaan lo tadi... gue sendiri gak tahu, Jimin. Ya kita baru kenalan hari ini, tapi siapa yang tahu kalo kita pernah ketemu sebelumnya? Papasan di jalan, mungkin? Atau di kehidupan sebelum ini?
"Bisa jadi, kita memang pernah ketemu sebelum kali ini, Jimin. Menurut gue sih begitu." Taehyung menyimpan piring dan gelas yang sudah ia cuci ke kontainer di atasnya. Dia berbalik, bersandar pada konter dapurnya lalu memandang Jimin dengan satu sudut bibir terangkat naik. "Soalnya gue juga ngerasa gak asing sama lo, kalau boleh jujur. Sekali lagi maaf atas tindak impulsif gue, gak maksud mau bikin lo tersinggung."
Mengerjap, akhirnya Jimin menemukan sesuatu yang tepat untuk menggambarkan apa yang ia rasakan pada Taehyung. "Nah! Itu. Gue juga merasa kalau elo tuh gak asing gitu...."
"Mungkin kita memang pernah ketemu? Sampai seratus kali, gitu, jadinya ngerasa familier terus gak asing lagi. Ya siapa tahu, sih." Taehyung kembali menduduki kursi di depannya.
"Elo percaya reinkarnasi?"
"Kenapa harus gak percaya?" Satu alis Taehyung terangkat naik, membuat sudut bibir Jimin berkedut geli karena wajah Taehyung terlihat konyol. Menggemaskan, tapi tampan, tapi masih lebih tampan dirinya pasti. "Kan gak ada yang enggak mungkin di dunia, Jimin. Sejarah aja bilang kalau dulu manusia gak dibedakan status Alpha, Beta, Omega. Contoh deh, kita, padahal baru kenalan tapi rasanya kayak pernah ketemu, gitu."
Argumen yang bisa dipertimbangkan... Jimin melirik Taehyung yang kentara sedang menatapnya. "Kalo gue sih enggak percaya," Jimin tergelak, "soalnya sedikit konyol gak sih?"
Pemuda berkulit tan hanya menopang dagu sambil menebar senyum, lagi. "Terserah elo aja."
Jimin mendengung senang, baru kali ini berjumpa dengan pemuda alpha yang tidak menyebalkan pun keras kepala. "Nah, abis! Biar gue cuci sendiri aja. Nanti gue bisa mulai bantu dari mana, ya?"
Mereka beranjak, Jimin ke wastafel sedang Taehyung ke ruang tamu. Suara tarikan selotip terdengar kemudian. "Bareng aja, Jimin." Bariton Taehyung terdengar sedikit pelan karena teredam pula oleh suara gemericik air. "Eh, kamar kita sebelahan ya?"
"Emang kenapa?"
"Hati-hati, Jimin! Takutnya pas elo lagi heat gue gak waras terus main pindah aja ke kamar lo."
APA-APAAN SIH? Sebal sekali mendengar gelak tawa dari pemuda yang terpisah ruangan darinya. "Kim Taehyung awas lo ya gak selamat habis gue kelarin ini!" -
"Apaan sih?" - PJM
Find the difference :( 😥💜❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
dear [VMIN]
FanfictionJimin jarang percaya mitos, rumor dan kisah klasik tempo dulu; semisal jatuh hati pada tetangga yang tinggal di sebelahmu. Pun, berjodoh kembali dengan orang yang pernah memilikimu di masa lalu. Tapi, siapa yang tahu? [Start: 161118, Finished: 06021...