"Taehyung, ini foto keluarga yang muka lo-nya alay banget mau di gantung di sebelah mana ya?!" Jimin sedikit berteriak karena mereka kini kembali terpisahkan ruang."Dinding kosong atas sofa, Jimin!"
Pandangan dibawa ke tempat yang Taehyung instruksikan. Jimin mengangguk kecil sambil berjalan, menyeret bor tangan yang masih terhubung ke stop kontak sambungan.
Dia orangnya memang dapat lebih fokus jika berdiam. Maka Jimin memandang lurus-lurus spasi kosong dinding sambil memperkirakan di jarak berapa saja dia perlu memasang paku baru. Sejak awal membantu, ia memang berkutat di sekitaran ruang tamu. Merakit lemari TV dan rak buku milik Taehyung lalu menata banyak barang ke sana.
Tadi Taehyung sempat membantu Jimin mengangkat TV layar cekung berukuran besar, tidak bohong, ukurannya 3 kali lipat TV di apartemennya.
Lalu pemuda itu kembali menghilang ke kamarnya, Taehyung bilang karena tempat tersebut sakral sama seperti dapurnya yang tidak bisa dimasuki sembarang orang. Dalam hati Jimin mengamini, karena salah seorang kenalan juga tidak mengizinkan orang lain untuk menyentuh dapurnya.
Tiga paku sudah terpasang untuk menyangga bingkai besar berisi foto keluarga Kim Taehyung, masing-masing untuk dua sudut atas dan satu penyangga bagian tengah. Jimin lalu menempatkan bingkai foto itu penuh cermat, maniknya menyipit memperhatikan kemiringan bingkai untuk dibetulkan posisinya sampai lurus.
Setelah merasa pas, Jimin turun dari sofa dan memusatkan atensi pada lima sosok yang terabadikan pada foto keluarga Taehyung. Ada pria paruh baya yang punya senyum sama persis dengan tetangga barunya, seorang wanita yang masih amat cantik meski beberapa kerutan nampak kentara dalam senyumnya. Seorang remaja laki-laki dan anak perempuan yang Jimin asumsikan sebagai adik Taehyung, karena kemiripan mereka jelas sekali.
Satu kata, seluruh keluarga ini memang rupawan. Jimin tak akan mempertanyakan lagi dari mana datangnya wajah tampan Taehyung. Darah memang akan selalu lebih kental daripada air.
Empat sosok dalam foto, kesemuanya berpose memandang Taehyung yang tengah berwajah konyol. Ekspresi mereka amat lepas, ada ketulusan tertentu memancar dari bagaimana momentum itu diabadikan. Jimin rasa hatinya menghangat hanya dengan melihat bagaimana ekspresi Taehyung di sana.
Taehyung tampak damai, bahagia... dan entah mengapa, ia merasa cukup hanya dengan melihat itu. Kenapa ini terasa melegakan sekali? -

KAMU SEDANG MEMBACA
dear [VMIN]
Fiksyen PeminatJimin jarang percaya mitos, rumor dan kisah klasik tempo dulu; semisal jatuh hati pada tetangga yang tinggal di sebelahmu. Pun, berjodoh kembali dengan orang yang pernah memilikimu di masa lalu. Tapi, siapa yang tahu? [Start: 161118, Finished: 06021...