Prolog

6.9K 303 24
                                    

"Bener kata lo, Des. Naklukin cewe yang udah kelewat trauma itu susah," celetuk Rizky, siswa tampan nan menggemaskan yang kerap dipanggil Iky.

"Lebih susah lagi, berhadapan sama mahluk halus yang jahil-nya gak kira-kira," sahut Rangga.

Rangga terkekeh geli melihat raut wajah teman-temannya yang menegang, padahalkan ia hanya berkata apa adanya. Dasar penakut.

Desta mencebik, "Halah lo mah emang demen banget nakutin kita, tolol. Untung gue yang paling berani di sini."

Tadi Desta, teman Rangga dengan segala tingkah sok cool dan sok berani, juga memiliki kepercayaan diri tinggi 102℅ tidak kurang tidak lebih.

Kantin Azurea High School dimana ketiga lelaki bengal tadi berada. Tepat jam istirahat berbunyi, ketiga-nya langsung ngacir ke kantin karena cacing-cacing di dalam perut terus meronta minta diberi asupan cecan, eh makan deng.

"Burung merak burung merpati, eh Rara ngapain di sini?" Iky kembali melancarkan aksinya ketika melihat cewe yang ditaksir kini tengah menatap jengah dirinya.

"Burung merak burung pelatuk, ya makan lah! Bego lu!"

Rangga dan Desta tak kuasa menahan tawanya, "jalan-jalan ke miami, eh Iky enak gak ditolak untuk yang kesekian kali?"

Tawa Rangga semakin pecah mendengar pantun Desta, dan iky? Hanya bisa menahan emosi dengan wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus.

"Aish, Ra! Lo kok sensi amad sih sama gue?" Iky memakan bakso milik Desta, kemudian kembali berkata, "Gue ini ganteng, loh!"

"Gue nanya? Gak!"

Iky menatap Rara tak berdaya ketika gadis-nya berlalu pergi, "Cecan mah bebas yak? Sabar abang gans mah."

"Omong-omong soal Rara, keknya ada yang nempelin dia deh.

"Ngaco lo!"

"Lah, gue mana pernah ngaco. Gue bisa ngerasain itu asal lo tahu," cebik Rangga.

"Beneran, toh? Terus gue kudu gimana?" tanya Iky yang mulai panik.

"Baca ayat kursi ntar juga ilang. Btw lu baca alip ba ta aja belum lancar, gimana mau baca?"

Iky tersenyum sok manis, kemudian menggeleng pelan. Rangga sudah tau jawaban-nya. Ujung-ujungnya dia juga yang bertindak.

Saat Rangga akan menuju meja Rara, dia tidak sengaja menyenggol seorang gadis. Rangga hanya menatap gadis tadi datar dan pergi tanpa berbicara sepatah kata. Dia yang salah, tapi tidak mau bertanggung jawab, bahkan hanya sekedar meminta maaf.

Aurora mengembuskan nafasnya pelan, sebegitu hina kah dirinya?

Salam hangat Dwi puspita sari
17.11.18

Arga [Aurora&Rangga]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang